Jangan takut dengan kondisi tidak ideal

Sugihartono
Javan Cipta Solusi
Published in
3 min readJan 30, 2019
source: web javan versi beta

Setiap orang pada setiap tempat dan kesempatan pastinya menginginkan sebuah kondisi ideal. Kondisi ideal menghadirkan kenyamanan dan keleluasaan dalam beraktivitas, apapun aktivitas yang dilakukan.

Namun kita tidak selalu berada dalam kondisi ideal. Ada beberapa contoh situasi tidak ideal yang sering terjadi dan kita alami.
- Lagi kerja tapi ada gangguan Internet
- Ada deadline kerjaan tapi mati listrik
- Mau berangkat kerja malah hujan deras

Beberapa contoh diatas cukup menggambarkan kondisi jaman now yang mungkin disikapi dengan beberapa kesimpulan yang kurang baik, misal:
- Tinggal tidur dulu, berharap listrik segera hidup lagi
- Ngegame dulu ah, toh ngga bisa kerja karena internet ngga ada
- Lanjut tidur lagi, sambil nunggu hujan reda

Aksi atas kondisi tidak ideal mencerminkan kreativitas dan seberapa besar tanggung jawab kita terhadap aktivitas dan pekerjaan yang sedang dilakukan.

Lingkungan Korporasi

Dalam lingkungan korporasi berlaku demikian juga. Kondisi tidak ideal memang tidak nyaman, tapi bagaimana kita berkontribusi dalam mengangkat kondisi tidak ideal menjadi lebih ideal dan nantinya sangat ideal itu menjadi sebuah pencapaian.

Studi Kasus Kereta Api

Kereta dulu dan sekarang (source: kaskus.co.id & blog.negerisendiri.com)

Bagi penggemar transportasi Kereta, tentu paham kalau dulu kereta api tidak senyaman sekarang. Penumpang melebihi kapasitas (Ekonomi 150%, bisnis 125%, eksekutif 100%), penumpang bebas tidur disepanjang lorong kereta, penjual bebas keluar masuk gerbong, dll menyebabkan ketidaknyamanan penumpang dan image kereta api sebagai angkutan massal yang tidak ideal. Walaupun jumlah penumpang melebihi kapasitas angkut, perusahaan terus merugi. Hal ini juga sebuah kondisi tidak ideal dalam sisi keuangan.

Lalu kenapa sekarang kereta api menjadi angkutan massal yang nyaman dan secara perusahaan untung? Ya tentunya karena ada Agen Perubahan yang telah membuat dan menjalankan perubahan dari kondisi tidak ideal menuju arah yang lebih ideal. Sebuah hal yang mustahil jika perubahan itu hanya dilakukan oleh Dirutnya saja pada waktu itu, dalam hal ini Bpk Ignasius Jonan, yang mau move on dari bankir swasta ke BUMN yang merugi dan tidak ideal. Pucuk pimpinan tentunya butuh jajaran dibawahnya yang mendukung dan mempunyai satu visi yaitu perubahan. Bayangkan saja jika pimpinan saja yang punya visi perubahan, sedangkan jajarannya tidak, maka secara nyata perubahan itu tidak akan terlaksana, karena operasional perusahaan dijalankan oleh jajaran dibawahnya.

Javan sebagai Business Process Optimisation Partner

Transformasi memang perlu banyak effort, tidak nyaman dan harus didukung semua pihak. Tagline Business Process Optimisation Partner juga membawa spirit bahwa Javan dengan layanannya ingin mengubah kondisi client yang tidak ideal menjadi lebih ideal atau yang sudah ideal menjadi lebih optimal lagi. Tentunya spirit ini harus ditanamkan kesemua pihak dan stakeholder. Dalam banyak kasus, salah satu hambatan adalah resistensi akan adanya perubahan di sisi SDM client. Banyak yang sudah nyaman dengan kondisi berjalan, walaupun tidak ideal untuk korporasi secara keseluruhan.

Pada akhirnya reaksi atas kondisi tidak ideal berpulang kepada diri masing-masing, apakah mau menjadi Agen Perubahan yang memperbaiki dan berjuang mewujudkan hal menjadi lebih ideal, atau menjadi follower yang menunggu tercapainya kondisi ideal dan menjalankannya. Tentunya menjadi Agen Perubahan dan Follower memberikan experience yang berbeda, dan ini tidak bisa didapatkan di setiap tempat.

Jadi dimanapun anda berada, coba lihat kondisi dari berbagai sudut pandang. Satu sudut pandang kurang baik bisa mungkin menghasilkan sebuah peluang disisi lain. Bisnis yang sukses pasti karena mereka melihat dari sudut pandang yang berbeda dari orang kebanyakan sehingga bisa mengubahnya menjadi sebuah peluang bisnis.

Coba kita baca kisah sukses pengusaha yang sukses merintis usaha (bukan dari warisan), sebagian besar dibesarkan dalam lingkungan yang tidak ideal atau membesarkan usaha dalam kondisi tidak ideal.

Pejabat pun demikian, Top of Mind atau yang paling banyak dikenang adalah dia yang banyak melakukan perubahan, transformasi, dan memberikan dampak signifikan kepada masyarakat. Pejabat yang hanya menjalankan dan meneruskan program-program yang sudah bagus, tanpa banyak memberikan inovasi akan mudah dilupakan.

“Kalau ingin melakukan perubahan jangan tunduk terhadap kenyataan, asalkan kau yakin di jalan yang benar maka lanjutkan.” — K.H.Abdurrahman Wahid (Gus Dur)

--

--