Memahami Ketergantungan Tugas dalam Manajemen Proyek: Penjelasan Mendetail

Dicky Puja Pratama
Javan Cipta Solusi
Published in
3 min readSep 15, 2024

Dalam manajemen proyek, menentukan hubungan dan ketergantungan antar tugas sangat penting untuk memastikan kelancaran pelaksanaan proyek. Gambar yang diberikan menggambarkan empat jenis utama ketergantungan tugas: Finish-to-Start (FS), Start-to-Start (SS), Finish-to-Finish (FF), dan Start-to-Finish (SF). Setiap jenis hubungan ini memiliki dampak tersendiri pada cara tugas dijadwalkan dan dieksekusi. Pada artikel ini, kita akan membahas masing-masing ketergantungan tersebut dan menjelaskan signifikansinya dalam konteks manajemen proyek.

  1. Finish-to-Start (FS). Ketergantungan ini adalah yang paling umum dalam manajemen proyek. Ketergantungan **Finish-to-Start (FS)** menyatakan bahwa Tugas B hanya bisa dimulai setelah Tugas A selesai. Contohnya, jika Tugas A adalah membangun fondasi bangunan, maka Tugas B, yaitu membangun struktur dinding, hanya dapat dimulai setelah fondasi selesai.
    Contoh: Misalnya, dalam sebuah proyek konstruksi, Anda tidak bisa memulai pekerjaan pemasangan atap sebelum pekerjaan dinding selesai. Jadi, dinding (Tugas A) harus selesai terlebih dahulu sebelum atap (Tugas B) bisa dimulai.
  2. Start-to-Start (SS)
    Pada ketergantungan **Start-to-Start (SS)**, Tugas B hanya dapat dimulai setelah Tugas A dimulai. Artinya, kedua tugas bisa berjalan secara paralel atau bersamaan, namun Tugas B tidak dapat memulai sebelum Tugas A memulai.
    Contoh: Misalkan, dalam proses pengembangan perangkat lunak, desain antarmuka (Tugas A) dan penulisan kode (Tugas B) dapat dimulai pada waktu yang hampir bersamaan, tetapi penulisan kode tidak dapat dimulai sebelum tim memulai desain antarmuka.
  3. Finish-to-Finish (FF)
    Dalam ketergantungan **Finish-to-Finish (FF)**, Tugas B hanya bisa diselesaikan setelah Tugas A selesai. Hal ini tidak berarti bahwa kedua tugas harus dimulai bersamaan, tetapi menyiratkan bahwa Tugas B tidak dapat selesai sebelum Tugas A selesai.
    Contoh: Dalam sebuah proyek pembuatan film, misalnya, editing suara (Tugas A) dan editing video (Tugas B) mungkin dimulai pada waktu yang berbeda, tetapi kedua tugas tersebut harus selesai bersamaan untuk menghasilkan film yang sudah diedit secara lengkap.
  4. Start-to-Finish (SF)
    Ketergantungan **Start-to-Finish (SF)** adalah yang paling jarang ditemui. Dalam jenis ketergantungan ini, Tugas B hanya bisa diselesaikan setelah Tugas A dimulai. Walaupun terlihat berlawanan dengan intuisi, ketergantungan ini biasanya terjadi pada situasi yang sangat spesifik, seperti dalam pengaturan jadwal yang kompleks.
    Contoh: Misalkan, dalam tugas pergantian shift di sebuah pabrik, shift lama (Tugas B) tidak dapat berakhir sebelum shift baru (Tugas A) dimulai. Dengan kata lain, Tugas B harus terus berlangsung sampai Tugas A dimulai.

Mengapa Ketergantungan Tugas Penting?

Pemahaman yang mendalam mengenai ketergantungan tugas memungkinkan manajer proyek untuk membuat jadwal yang lebih realistis dan terukur. Beberapa manfaat dari mengelola ketergantungan tugas dengan baik meliputi:

Mengurangi Risiko Penundaan:
Dengan memahami urutan tugas yang benar, risiko penundaan proyek dapat diminimalkan. Hal ini memungkinkan manajer proyek untuk mengidentifikasi potensi hambatan lebih awal.

Penggunaan Sumber Daya yang Efisien:
Ketergantungan yang jelas membantu dalam alokasi sumber daya yang lebih baik, sehingga setiap tim atau individu tahu kapan mereka perlu mulai bekerja dan kapan pekerjaan mereka akan mempengaruhi bagian lain dari proyek.

Klaritas dalam Pelaporan Kemajuan Proyek:
Ketergantungan tugas yang dikelola dengan baik juga membantu memberikan laporan kemajuan proyek yang akurat, sehingga semua pemangku kepentingan memahami kapan bagian-bagian kunci dari proyek akan selesai.

--

--

Dicky Puja Pratama
Javan Cipta Solusi

Operational Lead di PT. Javan Cipta Solusi. Percaya terhadap SCRUM Framework dan berharap bisa menjadi Servant Leader