Multitasking : Fakta atau Mitos?

Safira Yuniar
Javan Cipta Solusi
Published in
3 min readApr 13, 2020

Banyak orang yang terkadang kewalahan dengan tugas atau task yang banyak, dikejar deadline, membalas email, dan aktivitas lainnya yang menyebabkan kita bekerja secara multitasking. Tidak salah lagi, tujuan utama dari multitasking adalah efisiensi waktu.

Tapi, Apa benar seseorang itu bisa melakukan multitasking dalam mengerjakan sesuatu?

Jawabannya “TIDAK”.

Kenapa? Karena multitasking itu mitos.

mitos

Kita sebagai manusia tidak bisa fokus untuk melakukan beberapa aktivitas secara bersamaan. Contohnya seperti ketika kita membaca buku sambil mendengarkan musik. Dengan melakukan aktivitas tersebut secara bersamaan, kita justru menghambat proses otak kita untuk mencerna kata-kata yang sedang kita baca. Karena secara bersamaan, kita juga memaksa otak kita untuk mencerna lirik lagu yang kita dengarkan.

Nah, hal tersebut membuktikan kita tidak bisa melakukan aktivitas secara multitasking. Bahkan banyak research yang mengatakan kita tidak bisa melakukan multitasking kecuali, kita adalah 2% dari manusia di dunia ini yang bisa melakukan multitasking dengan hasil yang sempurna.

“Tapi kan multitasking bikin kerjaan cepet selesai”

Mmmmm. Yakin masih bisa multitasking? Mungkin maksudnya ‘Switch Tasking’ ? Switch Tasking adalah keadaan dimana kita berpindah-pindah dalam melakukan suatu aktivitas. Misalnya, kita memiliki beberapa task yang deadlinenya bersamaan. Lalu, kita berfikir dengan mengerjakan task secara ‘multitasking’ atau ‘switching’ membuat pekerjaan lebih efisien waktu.

Sebenarnya, kebiasaan switching ini justru memperlama kita dalam mengerjakan suatu aktivitas hingga 40%, selain itu juga tidak baik untuk otak kita. (Harvard Business Review)

Doing several things at once is a trick we play on ourselves, thinking we’re getting more done. In reality, our productivity goes down by as much as 40%. We don’t actually multitask. We switch-task, rapidly shifting from one thing to another, interrupting ourselves unproductively, and losing time in the process.

Kebiasaan multitasking atau switching ini juga dapat menurunkan IQ level kita hingga 15 point.

Research also shows that, in addition to slowing you down, multitasking lowers your IQ. A study at the University of London found that participants who multitasked during cognitive tasks experienced IQ score declines that were similar to what they’d expect if they had smoked marijuana or stayed up all night. IQ drops of 15 points for multitasking men lowered their scores to the average range of an 8-year-old child.

Nah, daripada kita melakukan multitasking, mendingan singletasking kan?

Dengan singletasking, benefit yang kita dapat lebih banyak daripada multitasking. Kita bisa lebih produktif dan lebih fokus pada pekerjaan yang kita lakukan, sehingga kerjaan kita hasilnya bisa maksimal. Yaa, walaupun manusia itu lebih suka multitasking, tapi apa salahnya sih mencoba singletasking?

Ada beberapa poin utama ketika kita akan mengerjakan pekerjaan yang banyak.

  1. Membuat To-do List

Disini, kita membuat list pekerjaan apa saja yang harus dikerjakan. Urutkan juga prioritas pekerjaannya! Kemudian kita juga perlu memberikan timing. Misalnya jam 9–10 mengerjakan task 1, selanjutnya jam 11–12 mengerjakan task 2. Nah, dengan list ini tujuannya adalah supaya kita bisa tertib dalam mengerjakan pekerjaan, sehingga tidak ada pekerjaan yang terlewatkan.

2. Fokus

Pada poin ini wajib sangat untuk menjauhkan barang-barang yang dapat mengganggu konsentrasi dalam bekerja. Barang utama yang harus disingkirkan adalah handphone. Handphone wajib banget di silent mode ketika kita sedang bekerja atau kita bisa meletakkan handphone jauh dari ruangan kita bekerja. Selain handphone, barang-barang yang ada di meja kerja kita yang sekiranya mengganggu fokus kita bisa di singkirkan. Yaa sekalian merapihkan meja kerja kita kan? Supaya lebih fokus dalam bekerja.

3. Teknik Pomodoro: 25 menit kerja, 5 menit istirahat

Teknik ini adalah salah satu teknik dalam memanajemen waktu. Di sini, kita hanya perlu sebuah timer yang akan dinyalakan 25 menit untuk bekerja. Ketika timer sudah berhenti, selesai atau tidak selesai kita harus take a break selama 5 menit. Tujuan teknik ini adalah supaya pikiran kita tetap fokus dan segar. (Source : Teknik Pomodoro)

Terimakasih telah membaca, semoga artikel ini berguna!:)

--

--

Safira Yuniar
Javan Cipta Solusi

Still young, still doing mistakes, still growing, still learning.