Transformasi Nilai dalam Era Artificial Intelligence: Integrasi AI sebagai Pilar Utama Pencapaian Objektif dan Inovasi Perusahaan Skala Enterprise

Dicky Puja Pratama
Javan Cipta Solusi
Published in
4 min readNov 17, 2023
Sumber Gambar

Artificial Intelligence (AI) mengacu pada kemampuan mesin untuk mensimulasikan pikiran manusia dengan menafsirkan data yang diterima dari lingkungannya, belajar darinya, dan menggunakan pembelajaran tersebut agar berhasil menyelesaikan tugas, bahkan dalam skenario yang paling tidak terduga dan baru (Nikitas et al., 2020). AI adalah sebuah konsep yang didefinisikan sebagai kemampuan sistem untuk menafsirkan data eksternal dengan benar, belajar dari data tersebut, dan menggunakan pembelajaran tersebut untuk mencapai tujuan dan tugas tertentu melalui adaptasi yang fleksibel (Kaplan & Haenlein, 2019). AI didasarkan pada pengembangan agen otonom yang dapat berpikir dan membuat rencana untuk mencapai tujuan mereka tanpa basis pengetahuan bawaan di lingkungan mereka (Gurkaynak et al., 2016).

Konsep penggunaan komputer untuk mensimulasikan perilaku cerdas dan berpikir kritis pertama kali dijelaskan oleh Alan Turing pada tahun 1950 (Ramesh et al., 2004). Dalam buku “Computers and Intelligence”, Turing menjelaskan sebuah tes sederhana, yang kemudian dikenal sebagai “Tes Turing,” untuk menentukan apakah komputer mampu meniru kecerdasan manusia (Greenhill & Edmunds, 2020).

Dalam konteks perusahaan skala enterprise, konsep penggunaan AI dapat terkait erat dengan objektif perusahaan dan memberikan nilai tambah yang signifikan

Objektif Perusahaan

Objektif perusahaan dalam penggunaan AI dapat mencakup pada peningkatan efisiensi operasional, inovasi produk, pengalaman pelanggan yang lebih baik, dan peningkatan daya saing di pasar. Misalnya, perusahaan dapat memanfaatkan AI untuk mengoptimalkan rantai pasokan, meningkatkan kualitas produk melalui inovasi berbasis data, atau menyediakan layanan pelanggan yang lebih responsif.

AI sebagai Pilar Utama Value Delivery

AI dapat ditempatkan sebagai pilar utama dalam value delivery dengan memanfaatkannya untuk mewujudkan tujuan perusahaan. Misalnya, dalam peningkatan efisiensi operasional, perusahaan dapat mengimplementasikan sistem otomatisasi menggunakan AI untuk memproses tugas-tugas rutin, mengurangi biaya operasional, dan meningkatkan produktivitas.

Dalam inovasi produk, perusahaan dapat menggunakan AI untuk menganalisis tren pasar, menebak permintaan pelanggan, dan menghasilkan ide-ide kreatif untuk pengembangan produk baru yang sesuai dengan kebutuhan pasar.

Pengalaman pelanggan yang lebih baik dapat dicapai dengan memanfaatkan teknologi AI untuk menyajikan layanan pelanggan yang personal dan efisien, seperti menggunakan chatbot untuk memberikan respon cepat atau menyediakan rekomendasi produk yang lebih akurat. Chatbot dapat mempengaruhi extrinsic value, intrinsic value, dan online convenience. Selanjutnya extrinsic value dan online convenience dapat berpengaruh terhadap customer satisfaction (Nugraha et al., 2022).

Analisis Data dan Pembuatan Keputusan yang Lebih Baik

Dalam konteks pengambilan keputusan, AI dapat digunakan untuk menganalisis data dengan lebih mendalam, memberikan wawasan yang lebih akurat, dan membantu para pemimpin perusahaan membuat keputusan strategis yang lebih baik. Misalnya, dalam memahami perilaku pelanggan, AI dapat menganalisis data transaksi, preferensi, dan umpan balik pelanggan untuk memberikan wawasan berharga.

AI juga dapat memberikan keunggulan kompetitif dan mengubah data akuntansi menjadi informasi bisnis perusahaan untuk pengambilan keputusan. AI dan Big Data juga berguna untuk memperoleh informasi tentang pesaing perusahaan, seperti posisi pasar mereka, teknologi yang diadopsi, informasi harga, dan reaksi mereka terhadap perubahan pasar (Halim & Aspirandi, 2023).

Pengelolaan Risiko dan Keamanan

Dalam konteks keamanan, perusahaan perlu memasukkan konsep pengelolaan risiko dan keamanan dalam implementasi AI. Ini mencakup langkah-langkah untuk melindungi data sensitif, mendeteksi ancaman keamanan menggunakan algoritma kecerdasan buatan, dan memastikan bahwa sistem AI beroperasi dengan standar keamanan yang tinggi. dalam penerapan AI harus disertai dengan pembentukan regulasi, untuk menghindari segala tindakan ataupun dampak negatif yang timbul akibat dari penerapan AI (Ayunda, 2021).

Kolaborasi Manusia dan Mesin

Penting untuk menekankan konsep kolaborasi antara manusia dan mesin. AI tidak hanya sebagai alat otomatis, tetapi sebagai mitra yang dapat meningkatkan kreativitas dan efektivitas manusia. Ini mungkin melibatkan pelatihan karyawan untuk berkolaborasi dengan sistem AI, memahami hasil analisis, dan mengambil keputusan berdasarkan wawasan yang diberikan oleh teknologi ini.

Inovasi Berkelanjutan

Penggunaan AI juga dapat dihubungkan dengan konsep inovasi berkelanjutan. Perusahaan perlu berkomitmen untuk terus mengembangkan dan meningkatkan solusi AI mereka sesuai dengan perkembangan teknologi dan perubahan kebutuhan pasar. Ini melibatkan investasi dalam penelitian dan pengembangan AI untuk tetap menjadi pemimpin di industri mereka.

Referensi

Ayunda, R. (2021). Perlindungan Data Nasabah Terkait Pemanfaatan Artificial Intelligence dalam Aktifitas Perbankan di Indonesia. 7.

Greenhill, A. T., & Edmunds, B. R. (2020). A primer of artificial intelligence in medicine. Artificial Intelligence in Gastroenterology, 22(2), 85–89. https://doi.org/10.1016/j.tgie.2019.150642

Gurkaynak, G., Yilmaz, I., & Haksever, G. (2016). Stifling artificial intelligence: Human perils. Computer Law & Security Review, 32(5), 749–758. https://doi.org/10.1016/j.clsr.2016.05.003

Halim, M., & Aspirandi, R. M. (2023). PERAN AKUNTANSI MANAJEMEN STRATEGIK TERHADAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN BISNIS MELALUI ANALISIS BIG DATA DAN ARTIFICIAL INTELLIGENCE: SUATU STUDI LITERATURE REVIEW. JIAI (Jurnal Ilmiah Akuntansi Indonesia), 8(1), 110–128. https://doi.org/10.32528/jiai.v8i1.11878

Kaplan, A., & Haenlein, M. (2019). Siri, Siri, in my hand: Who’s the fairest in the land? On the interpretations, illustrations, and implications of artificial intelligence. Business Horizons, 62(1), 15–25. https://doi.org/10.1016/j.bushor.2018.08.004

Nikitas, A., Michalakopoulou, K., Njoya, E. T., & Karampatzakis, D. (2020). Artificial Intelligence, Transport and the Smart City: Definitions and Dimensions of a New Mobility Era. Sustainability, 12(7), 2789. https://doi.org/10.3390/su12072789

Nugraha, Y., Masnita, Y., & Kurniawati, K. (2022). Peran Responsiveness Chatbot Artificial Intelligence Dalam Membentuk Customer Satisfaction. JURNAL MANAJEMEN DAN BISNIS SRIWIJAYA, 20(3), 143–158. https://doi.org/10.29259/jmbs.v20i3.18528

Ramesh, A., Kambhampati, C., Monson, J., & Drew, P. (2004). Artificial intelligence in medicine. Annals of The Royal College of Surgeons of England, 86(5), 334–338. https://doi.org/10.1308/147870804290

--

--

Dicky Puja Pratama
Javan Cipta Solusi

Operational Lead di PT. Javan Cipta Solusi. Percaya terhadap SCRUM Framework dan berharap bisa menjadi Servant Leader