Menjadi Pembaca

AR. Arimdayu
Jejakeumala
Published in
3 min readJan 31, 2018

Assalamu’alaykum!

Yikes, akhirnya bisa kembali mewarnai publication ‘Jejakeumala’ yang sudah lama tidak terisi oleh tulisan mbak faedah. Kali ini, aku mau sharing sedikit deh ya tentang membaca.

Memulai Membaca

Ada yang akhirnya aku temukan setelah sekian lama mendalami hobi ini. Bisa dibilang, yang menjadi penyebab orang membaca itu berbeda-beda. Ada yang karena dia tipe visual, sehingga memulai membaca dengan terbiasa menikmati komik. Bisa juga karena dia terbiasa dengan buku-buku yang ada di sekelilingnya, sehingga mau tidak mau dia harus memulai membaca. Berarti diawali dengan kondisi ya? Ada juga sih, yang karena merasa kesepian. Enggan melakukan apapun yang berkaitan dengan dunia luar. Sehingga dia memutuskan membaca. Macem-macem banget, kamu yang mana?

Menarik ya aktivitas membaca ini. Bisa dibilang aku ada di tipe pertama. Memulai membaca karena suka banget sama gambar-gambar. Actually, I cannot draw anything in a good way. Hehe. Jadi, aku memulai membaca karena komik!

Seiring berjalannya waktu, banyak sekali pengalaman yang aku temui setelah sering bersinggungan dengan para pembaca. Aku menemukan sebuah ritme berbeda dari cara mereka membaca ataupun memilih bacaan.

  1. Ada yang membaca sebab dia suka!
  2. Ada yang membaca sebab dia butuh
  3. Ada yang membaca sebab dia ingin
  4. Ada yang membaca sebab kondisi

Mungkin itu kesimpulan dengan 4 poin sederhana. Bisa lah kalian masukkan tipe kalian misalnya? Dibuat khusus lagi sebab kalian membaca, pasti bisa dimasukin ke salah empatnya.

Membaca bagi manusia adalah sebuah aktivitas yang sederhana. Kamu cukup diam di satu titik dan tempat. Kemudian mengambil sebuah bacaan, aktivitas itu terlaksana dengan sederhana.

Di luar negeri juga udah engga asing sama aktivitas ini. Di bus, cafe, mall, taman, apalagi diperpustakaan (ditoyor 😛). Aktivitas yang menyenangkan dan sederhana, tapi efeknya gede banget!

Tulisan

Bagi aku, tulisan adalah salah satu media untuk kita — selain memainkan imajinasi, tulisan (bacaan) juga membantu kita merapihkan kata yang berserakan di permukaan otak. Sadar ngga sadar, alam bawah sadar kita bekerja untuk itu. Dan menjadi sebuah gerakan yang luar biasa. Yaitu pandai bercerita.

Ini bagi aku merupakan sebuah bukti kuat, kenapa Allah memerintahkan Rasulullaah Muhammad untuk membaca. Walaupun konteks firman Allah adalah bacaan yang lebih luas lagi. Bukan hanya membaca tulisan, namun mencakup setiap materi yang bisa dibaca. Hebat kan Allah mah? Allah ngasih clue — arahan atas ilmu. Manusia mah tugasnya mem-break down aja kok.

Hebat! Bagiku setiap pembaca adalah hebat! Dan bagiku setiap bacaan adalah sebuah nutrisi tersendiri. Yang pada akhirnya, aku temukan bahwa pembaca terbaik adalah saat dia bisa menemukan keagungan Allah di dalam setiap bacaan.

Saat awalnya bacaan adalah sebagai proses pengumpulan informasi. Kemudian informasi-informasi yang terkumpul akan menciptakan satu kumpulan baru yaitu pengetahuan. Pengetahuan ini akan menjadi ilmu dimana manusia bisa mempraktekannya dengan amalan. Dan ilmu ini akan menjadi lantunan hikmah yang mewarnai setiap proses bacaan.

Bagiku sendiri, membaca apapun itu adalah sebuah kebutuhan. Kebutuhan untuk menciptakan karya-karya lain yang lebih gemilang. Menyatukan ilmu demi ilmu yang sudah terbentuk, agar bisa aku lantunkan kembali dalam barisan paragraf yang memuat kebenaran.

Setiap pembaca memilih bacaannya. Sesuai dengan kualitas dirinya ingin menjadi apa. Saat dia ingin total menjadi hamba Allah yang fokus mendalami Islam, maka bacaannya akan terpusat pada satu bahasan. Saat dia ingin total menjadi manusia yang hamba Allah yang berwawasan luas, maka ia akan memadukan bahasan Islam dengan bacaan umum yang mendukung targetnya.

Kamu, jenis pembaca bacaan yang seperti apa?

Apapun itu, aku yakin. Semakin dalam engkau membaca, semakin dalam engkau temukan bahwa Allah Maha Kuasa.

Dadah!

--

--

AR. Arimdayu
Jejakeumala

I read how the world goes, the life changes, the language works, the youth gets its position