There Feminism
Yak! 8 Maret 2018. Diperingati sebagai, International Woman Day. Ramai! Ramai jagad maya diwarnai dengan postingan tentang perempuan. Senang rasanya perempuan bisa berekspresi😊
Dalam rangka turut serta mewarnai jagad dunia dengan postingan tentang perempuan, aku disini pengen ikutan juga mewarnai keberagaman yang muncul dalam rangka memperingati IWD tersebut.
Cewek, Perempuan, Wanita
Bagi aku, perempuan adalah sesosok makhluk berharga yang mempunyai kedudukan tersendiri. Porsi dalam perannnya di masyarakat adalah hal yang patut dibuatnya mata berbinar💎 Like a diamond.
Keindahan parasnya yang khas, yang patut diberikan apresiasi terhadap ciptaan yang sempurna ini. Keteguhannya dalam menjalani sesuatu yang sudah menjadi prinsip hidupnya. Ketegarannya dalam menghadapi berbagai masa-masa sulit yang menimpa dirinya. Ketangkasannya dalam mengatasi banyak hal dalam satu waktu. Ketegasannya saat kehormatan dirinya ternodai. Ya, dialah wanita
Aku belajar banyak dari sosok ibu yang sudah struggle sendiri mendidik dan menjadi ‘kepala keluarga’ sejak aku masih duduk di bangku Taman Kanak-anak. Anyway, aku kelahiran 1993. Mengasuh kakak yang butuh perhatian lebih sejak dia duduk di bangku SMP. Dan kakaku kelahiran 1990. Ya, aku mengenal sesosok perempuan tangguh pertama dari dirinya, ibuku. Lama bukan? Kiprah ibuku menjadi sesosok perempuan yang tangguh?
Dengan segala potensi dasar yang perempuan miliki, pada hakikatnya mereka bisa mencapai prestasi gemilang, prestasi yang diraih sesuai dengan apa yang sudah menjadi kodrat dan bakat alamnya.
Kamu punya bakat dan keahlian apa? Coba saja ekspresikan dengan cara yang beradab dan bisa diterima oleh akal sehat manusia. Pasti karya-karyamu akan diakui dan diapresiasi.
Namun di satu sisi. Jika perempuan tidak bisa bersinergi dengan baik bersama pasangannya — laki-laki, maka akan tejadi sebuah kesenjangan sosial dan pada akhirnya akan timbul keresahan untuk saling menuntut.
Feminisme
Aku mendapatkan informasi bahwa ada gerakan yang mengusung kesetaraan gender di luar negeri sana. Karena isu perempuan disana memang sebagai sosok yang tertindas. Dunia barat perlahan menyebarkan isu-isu yang meresahkan kita sebagai seorang wanita.
Aku kaget! Jujur. Saat di dunia Barat muncul sebuah gerakan bernama Feminis. Sebab aku merasa biasa saja memposisikan diri di masyarakat. Jadi perempuan sebagai mana mestinya aja. Indonesia masih sangat welcome dengan peran-peran perempuan yang bermartabat. Apalagi saat di hadapanku telah tercipta sesosok perempuan tangguh yang terbentuk oleh perjalanan hidupnya.
Aku mempelajari, sebab apa gerakan ini muncul. Ternyata berawal dari sebuah peran di era Revolusi Perancis. Wanita tidak mendapatkan peran politik. Itu intinya. Dan mengikuti setelahnya, ada Raden Ajeng Kartini. Yang mengkritisi sikap para Kolonial Belanda yang membatasi ruang para perempuan untuk menempuh pendidikan dan berkarya. Salut. Woman Leader itu ada.
Seiring berjalannya waktu, aku melihat peran-peran ini baik-baik saja. Maksudku, terus berjalan sebagai suatu perkembangan yang baik. Wanita mendapatkan fasilitas yang sama. Bahkan dispesialkan pada saat kondisi tertentu. Spot khusus ibu menyusui. Atau bahkan tempat duduk khusus ibu hamil. Loh, udah kan? Beres. Harusnya gerakan feminisme malah senang dengan ini.
Feminisme yang aku kenal yang berkembang di Indonesia ini adalah dengan nama emansipasi. Menurut KBBI,
emansipasi wanita adalah proses pelepasan diri para wanita dari kedudukan sosial ekonomi yang rendah atau dari pengekangan hukum yang membatasi kemungkinan untuk berkembang dan untuk maju.
Fix! Aku suka feminisme di Indonesia.
Ada yang menyimpang dengan norma ngga, menurut kalian dari definisi emanisipasi di atas? Engga, seharusnya jawaban kamu. Karena perempuan di masa itu pernah ada di titik tertindas, maka sebagai seseorang yang ingin mengusung perubahan atas kondisi tersebut, pasti akan muncul dengan sebuah tindakan yang berpengaruh.
Waktu Berjalan
Seiring berjalannya waktu, gerakan feminisme ini berkembang sebab zaman tidak lagi sama. Kebobrokan moral yang merebak luas di masyarakat, telah menuntut ideologi feminis ini berkembang mengikuti zaman yang berganti.
Tunggu, kenapa kebobrokan moral menjadi tuntutan untuk feminisme berkembang? Sebab kebobrokan moral udah berdampak pada ketidakteraturan tatanan sosial, ekonomi dan politik. Kelicikan dimana-mana. Kotor. Satu kata buat zaman ini, dariku sebagai pemerhati keberlangsungan hidup manusia. Maka, sebagai sebuah ideologi yang ingin mengangkat kaum yang tertindas, feminisme ‘terpaksa' harus mengembangkan sayapnya. Bahasannya meluas.
Film porno yang udah engga ada malunya lagi buat ditonton sama-sama. Pemerkosaan, pencabulan, pedofilia, krisis identitas, depresi, stress, pencurian, peracunan, perebutan laki-laki orang, sex worker. Sebutin semua, dan tetap satu kata buat zaman ini. KOTOR!
Apa dua jenis kelamin manusia yang ada di muka bumi ini? Laki-laki dan perempuan. Maka, siapa yang akan berperan terhadap keberlangsungan zaman ini? Mereka. Manusia. Dengan dua jenis kelamin berbeda. Laki-laki dan perempuan.
Default Setting
Perempuan dan laki-laki naturally diciptakan dengan fisik dan potensi tidak terlihat yang berbeda. Coba kamu baca buku Men are from Mars, Women are from Venus karya Jhon Gray Ph.D
Gimana perempuan dan laki-laki memiliki potensi alam yang berbeda. Keduanya saling bertolak belakang. Makanya, manusia punya akal biar ada keputusan lain yang terbentuk yang bukan berasal dari ego semata. Ada akal, yang membimbing kamu supaya bisa mengerti satu sama lain.
Jujur aja, setelah baca buku ini aku jadi tahu ternyata laki-laki cara berpikirnya gitu. Sama lah. Laki-laki engga ngerti perempuan, perempuan juga berhak kok buat engga ngerti laki-laki😁 Hanya perempuan demen menuntut aja, jadi kesannya perempuan itu selalu minta dimengerti. Padahal laki-laki juga ingin dimengerti. Cailah ngomong ape gue.
Nah, dengan saling mengerti ini, maka laki-laki dan perempuan akan mencapai derajat keharmonisan! Kita ini makhluk sosial loh. Yang satu sama lain saling membutuhkan. Yang satu sama lain bersinergi membentuk keselarasan. Bukan makhluk apatis. Yang kerjaannya nuntut. “Lo harus ngerti gue! Makanya, ubah diri lo!” Dih, jangan egois.
Aku awalnya heran, kenapa dulu temen-temen SMA aku yang cowo, kalau udah bahas Biologi bab reproduksi parah hebohnya. Yang perempuan pada geleng-geleng bahkan sampai malu. Lah, ini kenapa sih anak cowo ribut amat dah kalau udah bahas bab ini.
Ternyata! Lihat gambar yang aku kutip dari salah satu bahasan di buku Menikah untuk Bahagia. Ini temenku yang nunjukinnya. Dan aku mengerti. Eh, udah ngerti sih kalau cowo jalan mikirnya pasti gitu. Cuma, baru ngeuh banget sekarang ini. Oh, ternyata. Ngarti gue.
Laki-laki punya hasrat seksual yang lebih tinggi, disuguhkan oleh kerusakan zaman dalam bentuk tersebarnya konten porno. DER! Rusaklah generasi. Lihat sendiri kan ya pelaku pemerkosaan banyaknya siapa? Laki-laki. Ya atuh gimana. Di papan reklame, kaki perempuan, perempuan lagi di spa, perempuan pake kemben. Itu kasihan hey laki-laki imajinasi kemana-mana.
Maka, terjadilah pemerkosaan. Semakin sering melihat sesuatu yang merangsang syahwatnya, semakin besar pula keinginan laki-laki untuk menyalurkan hasratnya tersebut. Karena hampir sekeliling banyak konten yang mendukung laki-laki semakin terangsang, maka tidak bisa ditolak juga walaupun udah menutup aurat, perempuan masih memungkinkan jadi korban. Ya, logis ngga?
Nah, itu dari segi laki-laki. Ingat, kita ini makhluk sosial. Maka, kita harus bersinergeri. Perempuan harus juga bisa menjaga dirinya untuk tidak menjadi objektifitas seksual belaka. Tubuh kita itu pada dasarnya menarik. Kaki aja kalau tersingkap itu menarik. Kamu kelihatan lehernya, rambutnya terurai aja itu bisa merangsang hasrat seksual laki-laki.
Maka, perempuan harus menahan dirinya untuk terlihat menarik di mata manusia lain. Tahan, kamu bisa menarik di tempat tertutup atau lagi berada di lingkungan sesama perempuan kok. Dan kamu sendiri yang merasakan bagaimana saat dirimu merasa terjaga.
Laki-laki memang harus menahan syahwatnya, makanya sibukkan diri dengan hal-hal yang bermanfaat. Olahraga, bersihin toren, baca buku, berkarya apa kek. Perempuan juga harus mau diajak bersinergi. Dengan cara menjaga tubuhnya agar tidak terjadi obyektifitas seksual. Sibukkan diri dengan kegiatan yang engga nuntut kamu untuk mengumbar keindahan tubuhmu. Ih, aset berharga tau. Berkarya apa kek. Banyak kok.
Melebar
Women march 3 Maret lalu menjadi sebuah pembuka cakrawalaku lagi. Wuah! Adha apa adha apa.
Tak tunjukin gambarnya.
Berbagai macam tuntutan dilakukan oleh para peserta di aksi women march ini. Dan memang tema yang diangkat untuk aksi kali ini adalah tentang sexual harassment dan violence.
Aku pribadi engga menolak bahwa ini adalah sebuah tidak kejahatan yang harus diperhatikan. Mengingat juga ada imigran yang di luar negeri, mereka mengalami penyiksaan ya?
Sebenarnya bisa jadi banyak faktor yang terjadi, tapi bagi tindak penyiksaan terhadap perempuan maupun laki-laki itu sendiri adalah sesuatu yang salah. Apalagi, salah satu dampak dari rusaknya zaman ini adalah status sosial. Semakin tinggi derajatmu (yang diukur dengan harta dan jabatan), semakin besar pula egomu untuk menindas yang terlihat lebih rendah darimu.
Betapa kejam dan kerasnya zaman membentuk diri manusia-manusia yang ada di dalamnya. Merusak manusia dari berbagai sisi. Kehilangan kodratnya sebagai sesosok makhluk cerdas yang jika dia bisa menggunakan akalnya dengan baik, maka dia bisa kembali pada hal fundamental yang bisa mengarahkan hidupnya dan kedudukannya di muka bumi ini.
Ya, satu hal yang ingin aku soroti adalah hilangnya sisi kemanusiaan dalam diri manusia itu sendiri. Manusia telah kehilangan esensinya sebagai manusia itu sendiri. Sehingga, munculah tuntutan-tuntutan yang terbaca sebagai permasalahan yang penyelesaiannya hanya sebatas parsial saja, tidak menyeluruh, mendasar → fundamental.
Cukup
Aku tidak akan membahas hal-hal perkembangan lainnya, yang mana aku sendiri dibuat bingung olehnya. Karena, pada akhirnya yang aku soroti dari banyaknya cerita tentang tuntutan ini dan itu adalah hal fundamental. Tentang memahami hakikat diri, kehidupan dan berkehidupan yang sesungguhnya.
Ini udah masuk ranah sistem, sistem kehidupan. Yang mana sudah menjadi standar peraturan dan masuk ke dalam ranah urusan sejagad, bukan antara aku dan kamu aja.
Sistem ini sudah terbentuk sejak lama. Sebab sistem ini lahir dari pemikiran manusia, yang pada hakikatnya lemah, penuh dengan ego, tidak berbatas alias selalu melebar — maka kita tidak akan pernah menemukan titik temu yang pas. Sebab manusia penuh dengan ketidakpastian.
Sistem ini sudah lama terbangun, maka untuk mengubah atau menumbangkannya butuh waktu yang tidak sebentar juga. Maka, satu hal yang harus kita lakukan adalah, memperbaiki diri kita. Mulai dari kita. Keluarga, teman-teman dan lingkungan terdekat kita. Jika tidak dilakukan, maka tunggu sampai diri ikut hancur pada sistem yang bobrok ini.
Aku perempuan. Dengan telah memahami hal fundamental dalam diri, bahwa aku diciptakan oleh Dzat Maha Tinggi, yang bahkan akalku tidak dapat menjangkaunya. Aku dengan peran yang telah Dzat Maha Tinggi tersebut berikan, menundukkan diriku untuk-Nya. Mendedikasikan diriku untuk-Nya, demi mencapai derajat kemuliaan yang tinggi.
Aku perempuan. Dengan telah memahami hal fundamental dalam diri, bahwa aku diciptakan oleh Dzat Maha Tinggi, yang bahkan akalku tidak dapat menjangkaunya. Aku dengan potensi yang telah Dia berikan akan menerapkan pola dari yang telah diajarkan oleh Umar bin Khattab:
Ya Allah, tempatkanlah dunia di dalam genggamanan tangan kami, bukan hati kami.
I see the world, I catch it.. Saat aku melihat dunia, dengan pola keimanan yang sudah utuh. Maka, aku menangkapnya dan menjadikannya berada di dalam genggaman tanganku.
Perempuan adalah sebuah ciptaan yang pada dasarnya mulia. Maka, jadikanlah dirimu mulia dengan kembali kepada dasar engkau diciptakan.
Salam untuk perempuan sedunia. Bangkit, dan lawan hawa nafsu dalam diri!
Jadi, aku dan salah satu anggota tim musrimateam (http://instagram.com/musrimateam) juga bahas ini di akun youtube kita. See ya there!
F.A.A STORMY
March 9th, 2018