Friday(s) I’m in Love

whrr
Jemala
Published in
4 min readSep 8, 2021

Akhir-akhir ini, di semua platform media sosial — baik itu pribadi maupun milik band, saya cukup cerewet ngomongin tentang “Bandcamp Friday”. Jadi melalui tulisan ini, saya pengen jadi lebih cerewet ngomongin tentang Bandcamp Friday, kampanye bulanan dari Bandcamp yang dampak positifnya terasa banget buat musisi independen.

Apa itu Bandcamp Friday?

Selama pandemi 2020 kemarin, karena adanya lockdown dan pembatasan sosial yang terjadi di seluruh belahan dunia, musisi menjadi salah satu entitas yang terdampak serius. ‘Hiburan’ menjadi prioritas kesekian dari kebutuhan untuk survive. Tur dan pertunjukan langsung yang menjadi melting pot musisi dan fans untuk terjadinya transaksi — pembelian tiket, merchandise, berkomunitas, dll, otomatis hilang. Artinya, pemasukan para musisi berkurang drastis.

Bandcamp kemudian memutar akal untuk membuat kampanye yang merangkul para musisi, komunitas, label dan fans dengan mengajak mereka melakukan transaksi jual-beli melalui platform Bandcamp. Yang menjadi spesial, di setiap hari Jumat di awal bulan, Bandcamp memberikan seluruh persentase revenue, untuk para musisi yang karyanya dibeli. Lahirlah Bandcamp Friday

Ide sederhana ini disambut dengan hangat oleh para musisi dan komunitas. Ratusan juta dolar transaksi jual beli rilisan digital, rilisan fisik dan merchandise tersirkulasi dengan baik dari fans ke musisi di sepanjang tahun 2020. Win-win solution buat semua pihak. Dan karena kampanyenya berhasil, di tahun 2021 ini Bandcamp memutuskan untuk meneruskan Bandcamp Friday sampai akhir tahun. Bedanya, kali ini revenue bagi musisi menjadi 93% — still, a good deal tho. Masih ada waktu tiga bulan sebelum Bandcamp Friday berakhir.

Cwan, Cwan, Cwan

Spotify tuh nggak ada duitnya buat musisi-musisi kecil loh. Kecuali stream dari lagu yang rilis mencapai jutaan stream, lebih baik nggak usah berharap dari Spotify — bukan berarti Spotify nggak penting ya, tapi fungsinya sekarang beralih untuk aksesibilitas, atau boleh jadi buat ‘kartu nama’ buat kenalan.

Sebagai komparasi, ada tweet menarik yang bisa dijadikan referensi

Sejauh itu loh signifikansi dari beli album melalui Bandcamp.

Bergesernya kebiasaan orang dalam mendengarkan lagu, membuat langkah belanja-belenji dari Bandcamp lebih susah. Kalau di masa lalu, kita perlu punya file atau rilisan fisik untuk mendengarkan lagu, sekarang yang diperlukan adalah akses. And people willing to pay for the access — including me. Owning vs Accessing ini menurut saya tidak perlu dipisah. Justru sebenernya hanya perlu diseimbangkan, karena mendapatkan akses yang tidak terbatas bukanlah sesuatu yang salah. Hanya saja, kita perlu mengapresiasi musisi yang kita sukai dengan cara yang lebih layak. Ini juga merupakan salah satu note buat saya sendiri.

Menjadi Bagian dari Komunitas

Sejak bulan Agustus, Jemala mulai aktif ‘berjualan’ musik melalui Twitter, setelah sebelumnya mencoba melakukan promosi di Instagram saja. Ternyata metode jemput bola dengan merespon orang-orang yang memang berniat membeli, lumayan efektif. $-pun berhasil terkumpul. Meskipun jumlahnya tidak ‘wah’, tetapi kami sangat bersyukur karena bertemu dengan teman-teman baru yang apresiatif. Tak jarang, selain membeli musik, mereka memberikan respon terhadap musik yang kami buat.

Metode mempromosikan rilisan kami dengan jemput bola ini terinsipirasi dari shilling yang sering dilakukan para penggiat NFT art — kebetulan saya bergabung di salah satu grup Discord komunitas NFT, The Monday Art Club, dan mendapatkan banyak pelajaran yang bisa diterapkan. KUDOS, TMAC!

Ternyata komunitas Bandcamp merupakan salah satu komunitas yang positif. Tak jarang kami mendapatkan shoutout yang secara sukarela dilakukan dengan semangat saling bantu. Mungkin karena komunitas ini paham betul bahwa ruang dan privilese yang dimiliki musisi-musisi kecil tidak sebesar musisi besar yang memiliki platform yang mumpuni.

Salah satu pelajaran lain yang saya dapat dari komunitas NFT art adalah: Menjadi bagian dari komunitas berarti secara aktif berkontribusi terhadap komunitas. Mengambil bagian secara aktif bisa dilakukan dengan cara yang sederhana, mulai dari like, share, retweets, memberikan pendapat, mempromosikan ke orang lain, hingga melakukan pembelian. Karena karya Jemala dibeli juga oleh orang-orang di komunitas Bandcamp, saya rasa tidak ada salahnya saya ikut membeli juga.

Koleksi album yang saya beli di Bandcamp Friday bulan Agustus

Ternyata seru banget. Berasa punya records stack tapi digital. Selain bisa diunduh dalam berbagai format (mp3, FLAC, wav), kita juga akan mendapatkan unlimited streams album yang kita beli. Kita juga bisa memberi review singkat mengenai apa yang kita rasakan saat mendengarkan rilisan yang kita beli.

Lebih jauh lagi, komunitas ini bisa beradaptasi untuk greater purpose. Riady yang juga mengikuti keramaian Bandcamp Friday, membeli satu album dari musisi Inggris yang mengalokasikan seluruh keuntungan penjualan rilisan selama Bandcamp Friday untuk riset kanker. Ain’t that awesome?!

Well, personally.. I love Bandcamp Friday!

  • P.S.: Tak hentinya saya melakukan self-promotion. Silakan dikunjungi ya laman Bandcamp Jemala. Total ada enam rilisan berupa: EP, Singles, Sampler hingga unreleased track (hanya bisa didengarkan di Bandcamp)
dipilih~ dipilih~

--

--