Spaces Between

Gilang Adam
Journal Kita
1 min readMay 19, 2024

--

Photo by JOHN TOWNER on Unsplash

It was a fleeting moments
Where her beautiful back
Warmed the day’s drizzle
On a corner of damp afternoon

We once embodied feelings
Exultated, exalted deeply
Hacking the confined boundaries
While our heart’s dimly lit lantern
Suffocates by tightness of longing

Then, in a lonely July intersection
The twilight provokes the stillness
A kiss on the forehead,
Stuttering words and gloomy raindrops

“Words have meaning because there is space between”
A beautiful voice of yours

One day in misfortune season
The dew decreed
No rhyme in our space

The above poem is translated poem of mine. The original poem, in Indonesian:

Aku berserikat pada kelebat
Dimana pungguknya hangat
Lemah diparuh bias rintik
Pada sore basah di sudut itu

Kita pernah menjelma rasa
Menghingga hingga dalam gempita
Dalam jarak retas kungkung batas
Lubuk pelita jaga nyala
Rindu sesak merongga rongga

Kemudian pada satu sepi di simpang juli
Lembayung usik senyap
Sekecup kening urai kata terbata,
Lalu rinai menjelma

“Kata-kata jadi berarti karena dipisah spasi”
Suaramu menggema, sungguh cantik

Suatu hari di musim durja
Sabda embun kepada rasa
Kita berspasi tanpa rima

--

--