Break Through the Cutting Edge

Es Krim
Jurnal HMFT
Published in
9 min readJan 9, 2019
Sebuah perangko Korea Utara terbitan tahun 2010. (Sumber: nkeconwatch)

Pada Februari 2016 silam, setelah berkutat dengan soal-soal mekanika klasik selama 5 jam, akhirnya waktu istirahat tiba. Aku segera mengemas alat-alat tulisku, memasukkannya ke dalam tas, kemudian beranjak keluar dari kelas menuju kamar. Setibanya di kamar, aku meletakkan tas dan kemudian membaringkan diri di atas kasur.

Setelah beberapa saat berguling-guling dan merenggangkan tubuh, kurasa sudah waktunya untuk memulai apa yang kusebut sebagai “Sesi Motivasi.” Sekarang jarak antara aku dan impianku tinggal tiga bulan lagi. Sudah tentu aku tidak mau pengorbanan selama 8 bulan belakangan ini sia-sia hanya karena semangatku hilang di menit terakhir.

Jadi, aku mengambil telepon pintar dari sisi kasur. Kemudian, sambil menggunakan earphone, aku memutar beberapa video musik di Youtube. Di antara semua itu, aku berjumpa satu lagu yang menarik:

  • Judul: Break Through the Cutting Edge (돌파하라 최첨단을 Tolp’ahara ch’oech’ŏmdanŭl)
  • Komposisi dan Lirik: Hwang Jin-yong 황진영
  • Tahun: 2009
  • Artis: Pochonbo Electronic Ensemble (보천보전자악단 Poch’ŏnbo jŏnja aktan)

Sebuah lagu yang usianya cukup tua dilihat dari tahun rilisnya, tetapi akan terdengar lebih lawas lagi bila didengarkan, seperti nyanyian tahun ’70-an. Maklum saja, karena Pochonbo-lah yang membawakannya.

Pochonbo Electronic Ensemble, disingkat PEE, adalah sebuah grup musik yang didirikan pada 1985. Sejak saat itu, ia telah merilis ratusan lagu bergaya easy listening synthpop, dan dengannya mendominasi dunia permusikan Korea Utara selama tiga dekade. Dominasi Pochonbo baru berakhir pada 2012, ketika Moranbong Band (모란봉악단 Moranbong Aktan) lahir dan menggulingkan Pochonbo dari takhtanya.

BTW, pengaruh Pochonbo tidak terbatas di Korea Utara saja. Percaya atau tidak, Pochonbo pernah mengadakan tur internasional di Jepang pada 1991! Pochonbo juga berencana mengadakan konser di Seoul pada 2002, ketika hubungan antar-Korea sedang baik. Sayangnya, karena satu urusan dan lain hal akhirnya rencana itu batal terlaksana.

Sang penggubah lagu, Hwang Jin-yong, adalah seorang komposer ternama di Korea Utara. Ia lahir pada 1959. Mengambil studi Komposisi di Pyongyang University of Music and Dance, Hwang memulai karirnya sebagai komposer pada 1985. Tak lama setelahnya, ia mendapat gelar kehormatan People’s Artiste (인민예술가 Inmin Yesulga) dari pemerintah atas prestasinya.

Karir profesional Hwang membentang di tiga zaman: dari era president Kim Il-sung hingga kini di masa kepemimpinan great comrade Kim Jong-un. Selama itu pula ia telah menghasilkan lagu-lagu hit di Korea Utara. Beberapa karyanya yang “terkenal” antara lain Let’s Study(배우자), In One Breath(단숨에), Higher and Faster (더 높이 더 빨리), dan What is Life?(생이란 무엇인가). Hwang juga mengaransemen lagu Voice of My Heart (내 심장의 목소리) untuk Moranbong Band.

Oke, cukup dengan perkenalannya. Bagaimana dengan isi lagu ini?

Berbeda dari musisi-musisi lain yang mendulang rupiah (won, juga dolar) dengan memproduksi lagu yang mengeksploitasi kegalauan remaja, semua musisi Korea Utara berada dalam tanggungan negara sehingga tidak perlu lagi melakukan praktik manipulatif semacam itu untuk menghidupi diri mereka.

Akan tetapi, di sisi lain, para musisi Korea Utara perlu mengikuti arahan atau doktrin dari pemerintah. Negara hanya menghendaki mereka menghasilkan karya yang bermanfaat dan mengedukasi masyarakat. Oleh karena itu, para musisi Korea Utara lazimnya menciptakan lagu yang bertema:

  • Sejarah perjuangan,
  • Pendidikan ideologi,
  • Penghormatan pada pemimpin (si Kim) dan partai,
  • Pencapaian nasional, atau
  • Motivasi kerja, hidup, dan indahnya masa depan.

Hal tersebut juga berlaku pada lagu ini. Ia menjadi sarana penanaman ideologi kepada khalayak. Beberapa kata kunci prinsip bangsa Korea Utara dimasukkan ke dalamnya, seperti Juche 주체 (self-reliance), Jaryeok-Gaengsaeng 자력갱생 (self-regeneration), dan Songun 선군 (military-first, tetapi sekarang sudah kehilangan maknanya menjadi tinggal “good/cool”).

Ada juga bait penghormatan dalam lagu ini. Di bagian reff, Hwang Jin-yong menyisipkan kalimat 장군님 가리키는 길따라 (MR: changgunnim karik’inŭn kilttara), yang kira-kira berarti Following the path shown by the General — sebuah seruan bagi rakyat agar tetap setia pada kepemimpinan “sang Jenderal”. Lantas siapakah sang Jenderal itu? Siapa lagi kalau bukan pemimpin Korea Utara saat itu, “The Peerless Patriot, Iron-Willed Commander, Shining Star of the Korean Nation, our beloved and respected great leader comrade Kim Jong-il

Demi memperingati 7 tahun kepergian sang Jenderal (2011–2018), media-media Korea ramai memajang foto beliau. Yang satu ini bertuliskan “The Great Leader Kim Jong-il will forever be with us!” (Sumber: Youtube)

Jadi begitulah, sebagaimana yang sudah ditelusuri, unsur ideologis dan pengkultusan memang ada, tapi bukan itu tema utama dari lagu ini.

Sebenarnya tema tersebut bisa mudah diketahui dengan melihat langsung video musik di atas. Akan tetapi, karena kurasa takkan ada seorang pun yang tertarik nonton, jadi ada baiknya juga bila menyimak dulu satu tulisan dari majalah Korea Today, disebutkan bahwa pada suatu hari, great comrade Kim Jong-il memerintahkan Hwang Jin-yong untuk membuatkannya sebuah lagu:

“…I would like you to write a song about CNC.”

“Is it about CNC?”

“Sure, it is. And it should be done as soon as possible.”

Hwang pun lantas menyanggupinya. Maka kemudian ia membuat lagu ini, lengkap dengan akronim “CNC” tercantum dalam liriknya — he took Kim’s order literally! — dan dengan begitu, jelas sudah bahwa lagu ini berkisah tentang CNC.

Keberadaan akronim inilah yang membuat rasa penasaranku pada lagu ini muncul.

Mengapa? karena Korea Utara sangat bangga dengan peradabannya, termasuk dengan bahasa nasionalnya. Aku tidak pernah melihat tulisan selain dalam chosŏn’gŭl (hangeul) muncul di buku, koran, atau siaran TV Korea Utara; tidak meski huruf hanja sekalipun. Maka itu, melihat tulisan “CNC” terpampang di video musik ini membuatku bertanya-tanya: Apa pasal Hwang dan para propagandis Korea membiarkan tiga huruf latin ini mejeng di karya-karya mereka begitu saja?

Lagi pula, memang apa itu CNC?

Great Leader Kim Jong-un saat menginspeksi mesin-mesin CNC di January 18 General Machinery Plant, Kota Kaechon, Provinsi Pyongan Selatan. (Sumber: KCNA via Reuters)

“무엇이나 마음만 먹으면 프로그람에 따라 만드는”

EN: “Whatever we set our minds to, we made it according to a program”
— — Pochonbo, “Attain the Cutting Edge” (돌파하라 최첨단을)

CNC merupakan singkatan dari Computer Numerical Control. CNC adalah teknologi yang biasa digunakan untuk mengautomasi mesin-mesin perkakas — walau bisa juga diterapkan di mesin-mesin lain.

Dulu, seorang operator harus mengoperasikan mesin perkakas secara langsung untuk menghasilkan komponen atau produk. Namun operator adalah seorang manusia biasa: cepat lelah, mudah bosan, dan keahliannya juga terbatas. Semua kelemahan itu membuat produk yang dihasilkan kurang konsisten kualitasnya. Selain itu, pembuatan produk yang berbentuk kompleks akan sulit dan memakan waktu, atau bahkan, bila si operator kurang terampil, sama sekali tidak bisa dibuat. Dengan adanya teknologi CNC ini, keterlibatan manusia dalam proses produksi bisa dikurangi sehingga kemunculan masalah-masalah tersebut juga akan berkurang.

Dengan teknologi CNC, mesin perkakas “diajari” cara membuat produk yang diinginkan dengan diberi masukan program dalam bahasa pemrograman G-code yang isinya menjelaskan kepada mesin cara dan arah gerak cutting tools, serta variabel-variabel lainnya yang diperlukan. Selanjutnya, setelah dilakukan test run, mesin akan secara otomatis memotong material sedemikian rupa sehingga menjadi produk yang diinginkan.

Karena menggunakan mesin terprogram, produk yang dihasilkan menjadi jauh lebih tepat ukurannya, dan produk dapat diproduksi berulang-ulang dengan kualitas yang sama baiknya. Mesin CNC juga mampu menghasilkan produk lebih cepat daripada mesin perkakas manual. Tambahan pula, jenis material yang bisa diolah mesin CNC amat bervariasi (kayu, akrilik, logam, dsb.) sehingga mesin ini dapat digunakan untuk membuat bermacam-macam produk. Oleh karena kelebihan-kelebihan itu, mesin CNC banyak digunakan di berbagai sektor industri, mulai dari furnitur, mesin, automotif, hingga kedirgantaraan.

Lalu apa yang Korea Utara perbuat dengan mesin ini sampai mereka merasa perlu membuatkan lagu khusus untuknya?

“침략자 도발자들 이 행성 어디 있건
선군조선 핵탄두를 들씌워 족치리”

EN: “No matter where the aggressors and warmongers are in this planet, nuclear warhead of the Songun Korea will destroy them”
— — Moranbong Band, “Song of Mars Artillery” (화성포의 노래)

Mereka menggunakannya untuk membuat komponen-komponen roket dan rudal.

Pada Desember 2012, tiga tahun sesudah “lagu CNC” rilis, Korea Utara berhasil menempatkan satelit bermassa 100 kg, Kwangmyŏngsŏng-3 Unit 2 ke orbit dengan menggunakan Unha-3, sebuah roket teknologi dalam negeri. Korea Utara lantas menjadi negara kesepuluh di dunia yang mampu mengorbitkan satelitnya dengan kemampuan sendiri.

Kemudian pada 7 Februari 2016, Korea Utara sukses menempatkan sebuah satelit observasi bumi bernama Kwangmyŏngsŏng-4, yang masih secara teratur melintasi langit Washington, D.C. hingga sekarang. (ICYMI, roket yang melesat dalam video musik di atas adalah roket yang sama yang membawa satelit ini mengangkasa.)

Tidak hanya untuk roket luar angkasa, penggunaan massal mesin CNC juga memungkinkan Korut untuk mempercepat program rudalnya. Dengan mesin CNC, Korut mampu memproduksi sebagian besar komponen rudalnya sendiri, tidak lagi bergantung pada pembelian komponen di pasar gelap. Itu memudahkan Korea Utara untuk mempercepat proses produksi rudalnya, yang berarti memperbanyak jumlah uji coba yang bisa dilakukan, dan dengan demikian akan memperbanyak data yang didapatkan untuk evaluasi dan perbaikan sehingga pengembangan rudalnya akan cepat tuntas.

Korea Utara baru mampu membuat mesin CNC sendiri pada 1995 dan sejak itu terus memperbanyak jumlahnya hingga diperkirakan sekarang telah mencapai lebih dari 15000 unit. Ritme uji coba rudal pun semakin cepat seiring bertambahnya unit mesin CNC yang tersedia. Bila pada era Kim Jong-il (1994–2011) hanya terdapat 16 uji coba rudal, maka di era Kim Jong-un terhitung sudah ada 86 kali uji coba hingga akhir 2017.

Banyaknya uji coba yang dilakukan sebanding dengan hasil yang mereka capai. Pada 2016, Korut sukses meluncurkan solid fueled SLBM pertamanya, Pukkŭksŏng-1. Kemudian pada 2017 diikuti oleh keberjayaan solid fueled IRBM Pukkŭksŏng-2, liquid fueled IRBM Hwasŏng-12, dan surface-to-air missile lokal, Pon’gae-5.

Puncaknya adalah keberhasilan rudal balistik antarbenua (ICBM) pertama Korea Utara, Hwasŏng-14, yang diluncurkan pada saat Amerika Serikat tengah merayakan 241 tahun kemerdekaannya.

Rangkaian pencapaian ini ditutup pada November 2017 dengan kesuksesan ICBM Hwasŏng-15, dengan jarak maksimum 13000 km ia menjadi rudal Korea Utara pertama yang mampu menjangkau seluruh daratan utama AS.

Hwasong-15, memiliki panjang 22,5 m dan diameter 2,4 m. Begitu besarnya ukuran dari sebuah ICBM sehingga hanya ada tujuh negara yang mampu membuatnya, dan Korea Utara adalah salah satunya. (Sumber: Reuters via Strait Times)

CNC machine juga punya peran dalam program senjata nuklir Korea Utara.

Bila dahulu Korea Utara terus berada dalam ancaman senjata nuklir dari Korsel dan AS tanpa punya penangkal, kini keadaan sudah berubah. Menggunakan ribuan gas centrifuge yang dibuat dengan mesin CNC, Korea Utara kini bisa membuat sendiri senjata nuklirnya untuk melawan bahaya itu.

Great comrade Kim Jong-un saat menginspeksi Bom Hidrogen pada September 2017 lalu. Di pojok kiri tampak skema bom itu bila ditempatkan pada rudal. (KCNA via Guardian)

Itulah seluruh kisah yang kujumpa di balik lagu ini. Sebuah negara miskin, yang bahkan tidak sanggup memberi cukup makan buat rakyatnya, berhasil mewujudkan impiannya dengan sebuah mesin bubut otomatis. Sekarang, Korea Utara telah menjelma menjadi sebagaimana yang dikatakan Kim Jong-un dalam pidato pertamanya: “…a proud political and military power and an independent people that no one can dare provoke.”

Referensi:

Archive, D. V. (2011, July 4). Attain the Cutting Edge [Subtitles][Video File]. Retrieved November 8, 2018, from YouTube: https://www.youtube.com/watch?v=xpupc4zxlTo

Korhonen, P., & Cathart, A. (2017). Tradition and Legitimation in North Korea. The Review of Korean Studies, 20(2) , 7–32.

Lewis, J., & Lee, A. (2013, September 4). Happiness is a Warm CNC Machine Tool. Retrieved November 8, 2018, from 38North: https://www.38north.org/2013/09/jlewis090413/#_ftn1

Pearson, J., & Shin, H. (2017, October 12). How a homemade tool helped North Korea’s missile program. Retrieved December 23, 2018, from Reuters: https://www.reuters.com/article/us-northkorea-missiles-technology/how-a-homemade-tool-helped-north-koreas-missile-program-idUSKBN1CH1I4

Sang-hun, C. (2012, April 15). North Korean Leader Stresses Need for Strong Military. Retrieved December 24, 2018, from The New York Times: https://www.nytimes.com/2012/04/16/world/asia/kim-jong-un-north-korean-leader-talks-of-military-superiority-in-first-public-speech.html

Sigley, A. (2017, November 12). A Few Things You May Not Have Known About The Pochonbo Electronic Ensemble: Part 1. Retrieved November 25, 2018, from Tongil Tours: https://tongiltours.com/north-korea-pop-music-pochonbo-electronic-ensemble-part-1

Sigley, A. (2017, December 4). A Few Things You May Not Have Known About The Pochonbo Electronic Ensemble: Part 3. Retrieved November 25, 2018, from Tongil Tours: https://tongiltours.com/things-may-not-known-pochonbo-electronic-ensemble-part-3

The CNS North Korea Missile Test Database. (2018, May 4). Retrieved December 23, 2018, from NTI: https://www.nti.org/analysis/articles/cns-north-korea-missile-test-database/

The Difference Between Manual and CNC Lathes. (2014, June 4). Retrieved December 22, 2018, from CNC Masters: https://www.cncmasters.com/the-difference-between-manual-and-cnc-lathes/

Works, A. M. (2017, May 22). What is CNC Machining? An Overview of the CNC Machining Process. Retrieved November 12, 2018, from Astro Machine Works, Inc.: https://astromachineworks.com/what-is-cnc-machining/

--

--

Es Krim
Jurnal HMFT

Used to be interested in Physics, Math, Geography, Geopolitics, and DPRK-related topics.