Arrival: Kegelisahan dalam Kurangnya Rasa Saling Memahami

Harjono Honoris
Jurnal Jono
Published in
3 min readNov 29, 2018

Film yang menceritakan rasa takut dan miskomunikasi yang sangat relevan dalam zaman yang serba politis.

Walau bergenre sains-fiksi, Arrival bukanlah film petualangan penuh aksi, ledakan, dan darah, tetapi drama yang membahas komunikasi antara 2 pihak yang saling tidak mengenal satu sama lain. Akan tetapi, jangan terkecoh, drama ini mempunyai kekuatan untuk membuat jantung berdegup kencang dan ketakutan melihat perjuangan komunikasi dengan makhluk asing ini.

Sinopsis

Pesawat oval yang raksasa, dan rupa alien berkaki delapan yang muncul di tengah kabut, berhasil membuat seluruh pemimpin dunia ketakutan. Anehnya, tidak ada tanda-tanda serangan dari alien itu, malah ternyata mereka tetap diam dalam pesawatnya karena mereka tak bisa bertahan hidup dalam atmosfer Bumi. Jadi, apa tujuan alien itu datang ke Bumi? Disinilah Louise (Amy Adams) dan Ian (Jeremy Renner) harus mendapat jawaban pertanyaan tersebut, dari alien yang tidak berbicara bahasa a-b-c-d. Dengan menggunakan ilmu linguistik, mereka perlahan-lahan bisa saling mengerti satu sama lain, sampai si alien menjelaskan kedatangan mereka dengan kalimat seperti ini: offer weapon (terj. menawarkan senjata). Seluruh dunia menjadi panik, dan memulai tanda perang. Louise dan Ian harus berpacu dengan waktu untuk menerangkan maksud kalimat “offer weapon” sebelum perang dunia meletus. Makna kalimat ini tak akan hanya mempengaruhi seluruh dunia, tetapi hidup Louis sendiri.

Komentar
Arrival membawa kita lebih dalam pada peran bahasa sebagai alat komunikasi yang membangun peradaban. Penonton akan merasakan pengalaman mengikuti kelas bahasa di bioskop. Salah satu segmen yang menarik adalah ketika Louise mengupas bagaimana alien itu bisa mengerti kalimat “Apa tujuanmu datang kesini ?”. Pertama, dia melingkari tanda tanya (?), dan menjelaskan apakah alien tersebut mengenal konsep pertanyaan pada lawan bicara. Kedua, kata tujuan, apakah alien itu bertindak berdasarkan insting atau motivasi yang rasional. Pembahasan singkat ini membuat kita berpikir, apakah kita sudah berkata-kata dengan penuh perhatian? Apakah kata-kata kita dimengerti oleh lawan bicara, atau malah timbul salah paham karena miskomunikasi?

Konflik miskomunikasi kemudian muncul secara global: dunia yang ketakutan dengan alien sebagai perlambang sesuatu yang tak diketahui. Terlihat beragam respons manusia, seperti kekacauan massa, pertanda akhir zaman menurut para agamawan, dan ancaman perang oleh para pemimpin dunia. Terjadilah pertentangan antara pihak pemerintah yang ingin segera meluncurkan perang, dan pihak ilmuwan diwakili oleh Louise dan Ian yang masih ingin mengerti maksud alien tersebut untuk mencegah perang; perang antara pendekatan pragmatis dan idealis.

Yang mengejutkan, konflik film ini kemudian mengerucut ke dalam lingkup personal. Elemen sains fiksi mulai terungkap ketika fungsi bahasa alien itu bukan cuma memberi pesan, tetapi mengungkapkan hal-hal yang melintasi waktu. Setiap tokoh harus berhadapan dengan pengetahuan baru ini, apakah yang mereka harus lakukan dengan takdir mereka.

Seusai nonton film ini, kita dapat lebih menghargai pentingnya bahasa yang kita pakai sehari-hari, di mana kita bisa lebih mengenal diri dan sesama di sekitar kita, serta juga turut menjaga keberlangsungan masa depan kita. Ketika kita sudah semakin paham dan bijak akan bahasa, maka seharusnya kita dapat semakin mengerti arah hidup kita. Di awal film ini, manusia bertanya pada alien, “Apa tujuanmu datang kesini?”. Di akhir film ini, kita sebagai manusia akan ditanya, “Apa tujuanmu datang kesini?”

Rating

9.0/10.

--

--

Harjono Honoris
Jurnal Jono

Digital Marketing Consultant. Favorite pastime: scanning grocery products for copywriting inspirations.