Bila 1 detik saja Server Mati, Apa yang terjadi ?

Arif Akbarul Huda
Kabar Informatika
Published in
3 min readJun 9, 2022

--

sumber gambar https://www.orami.co.id/

Sebenarnya konten ini tidak tahu harus mulai dari mana. Ritme rutinitas kantor sedang tinggi. Banyak hal harus dikerjakan secara bersamaan. Satu hal yang sedang menarik perhatian saya, belakangan ini. Yakni trend Healing.

Menurut KBBI, Healing adalah menyembuhkan. Sayangnya kata ini mengalami pergeseran makna seiring trend yang berkembang. Sedikit-sedikit, orang mengunggah story Instagram dengan tag #Healing sembari rekreasi. Healing berasal dari istilah self-healing yang pada mulanya digunakan dalam bidang psikologi.

Healing merupakan suatu treatment khusus yang dilakukan setelah mengelami suatu gangguan. Dalam dunia teknologi komputer dan informasi, apabila sebuah server mengalami gangguan juga akan dilakukan suatu treatment. Namun istilahnya bukan healing melainkan recovery.

Apabila sebuah server mengalami recovery, berarti ada kemungkinan terjadi gangguan. Sebenarnya ini agak mengerikan, namun perlu disampaikan. Seandainya server diseluruh dunia secara bersamaan mati total dalam satu detik, akan terjadi sebuah ketidakseimbangan yang mengejutkan. Sepuluh ribu cuitan pada Twitter akan berhenti. Seribu photo Instagram tidak dapat diunggah. Hampir seratus ribu video Youtube tidak dapat disaksikan. Seratus ribu pencarian pada mesin Google tidak dapat ditampilkan.

Angka — angka yang disajikan dalam durasi satu detik. Bila kendala pada server terjadi selama sepuluh menit, maka jumlahnya akan jauh lebih mengejutkan. Pergerakan jumlah data pada Internet berlaku eksponensial, bukan linear.

Meskipun jumlah video Youtube sangat banyak namun tidak semuanya tampil pada dashboard kita. Susanti yang gemar musik korea, akan muncul sederetan konten video pilihan yang berhubungan dengan musik K-Pop. Sedangkan Tono yang menggemari tontonan video lucu, akan disajikan konten-konten serupa pada dashboard. Hampir tidak mungkin Tono dipilihkan video berita politik. Dengan demikian, sajian video-video di generate berdasarkan selera setiap orang oleh mesin server milik Youtube. Apabila mesin ini juga mati, maka akan terjadi multiple effect lainnya.

Mekanisme unik penyajian konten video ini ditopang oleh pengetahuan bidang Kecerdasan Buatan dan Big Data. Bahkan pada penelitian terbaru, para peneliti berusaha melatih mesin server supaya bisa mengenali isi konteks video tanpa harus diberitahu oleh manusia. Dengan pendekatan ini, apabila Hanum mengunggah Vlog ulasan kuliner maka mesin server bisa langsung mengetahui jenis makanan yang diulas, tipe restoran yang dikunjungi atau kalori makanan yang dikonsumsi. Mesin server dilatih sedemikian rupa sehingga bisa mengerti kontekstual sebuah video tanpa diberitahu oleh manusia.

Mesin-mesin cerdas ini dapat dijumpai juga pada perusahaan — perusahaan digital seperti Instagram, Tiktok dan Spotify. Setiap perusahaan memiliki divisi khusus untuk mengoptimasi mesin cerdas sesuai konteksnya masing-masing. Mesin cerdas Spotify bahkan bisa mengenali suasana hati pendengarnya berdasarkan jenis lagu yang diputar. Dengan kecerdasan yang ditanam pada mesin server, Spotify mampu memilihkan lagu bagus sesuai kontekstual pendengarnya.

Lain ladang lain belalang, lain lubuk lain ikannya. Di negara Indonesia, terminologi Big Data dan Kecerdasan Buatan menjadi komoditas permainan issue politik.

nb : Tulisan ini telah dimuat pada Kedaulatan Rakyat, 9 Juni 2022.

--

--