Membedah Ilmu Informatika Bersama Santri
“Bagaimana cara Anda mengelola teamwork dalam sebuah proyek pembuatan perangkat lunak?” Pertanyaan ini disambut antusias oleh santri Pondok IT Almadinah. “Yang penting disiplin dan saling percaya”, tanggapan salah satu santri. Siang itu, kami berdiskusi santai secara virtual bertukar wawasan mengenai Software Engineering, Internet of Thing dan Big Data.
Pendidikan pondok pesantren ini cukup unik, memadukan pengetahuan agama dan skill informatika. Selain kemampuan dinniyah, santri juga dibekali dengan ketrampilan membuat perangkat lunak, desain tampilan, fotografi dan videografi. Beberapa proyek yang pernah ditangani antara lain berasal dari dalam negeri dan luar negeri.
Pada kesempatan yang baik, tiga akademisi dari Universitas Amikom Yogyakarta berkesmpatan melakukan knowledge transfer. Sebanyak dua puluh santri bergabung dalam ruang virtual meeting, menyambut penuh antusisas kegiatan ini.
Sesi pertama disampaikan oleh Arif Akbarul Huda, S.Si.,M.Eng mengenai Software Engineering. Fenomena Software is eating the world, menstimulasi kita untuk berkontribusi dan berkarya membuat perangkat lunak. Hampir seluruh rangkaian aktfitias manusia modern berinteraksi dengan perangkat digital mulai bangun tidur, bersosialkemasyarakatan hingga beranjak tidur kembali. Bangun tidur menggunakan alarm, mencari lokasi tujuan menggunakan google map. Membeli kebutuhan hidup melalui online shop, mengisi perut melalui go food. Bahkan, bersedekahpun melalui platform digital.
Sebagai pengembang perangkat lunak, kita perlu melakukan optimasi dan efisiensi dalam berkarya. Berkolaborasi dengan partner kerja tidak cukup mengandalkan saling percaya. Lebih dari itu, harus dikemas dengan serangkaian interaksi supaya produktifitasnya terukur dan lincah menghadapi perubahan. Dalam dunia software engineering hal ini seringkali disebut dengan metodologi Agile.
Pada sesi kedua, topik mengenai Internet of Things (IoT) disampaikan oleh Uyock Anggoro Saputro, M.Kom. Santri diajak untuk menjelajahi pesatnya inovasi IoT mulai dari lampu yang bisa dikendalikan melalui smartphone hingga pengenalan Smart City. Selain itu, disampaikan juga pengetahuan-pengetahuan teknis mengenai unsur-unsur IoT yaitu terdapa hardware, sensor, aktuator, konektivitas dan kecerdasan buatan.
Sesi berikutnya tidak kalah seru, disampaikan oleh Windha Mega P.D,M.Kom mengenai Big Data. Tingginya laju pertumbuhan data digital, membawa kita semua berenang dalam lautan data. Perusahaan video terbesar, Youtube tercatat sebanyak 72 jam video diunggah setiap detik. Interkasi surat elektronik, tercatat 204 juta terkirim setiap detik dan sebanyak 3600 foto diunggah setiap detik pada Instagram. Fenomena ini membuat kita terseret dalam derasnya arus Tsunami data. Namun demikian, dengan pengetahuan yang tepat kita berkesempatan mendapatkan banyak peluang. Data merupakan tambang emas masa depan.
Dijelaskan pula mengenai tiga lapisan pengetahuan big data, mulai dari lapis Big Data Analytics, Engine dan Infrastructure. Masing-masing lapis pengetahuan memiliki spesifikasi keahlian tertentu. Lapis Big Data ananlytics, memerlukan orang-orang dengna kemampuan statistik dan visualisasi yang bagus untuk membaca insihgt dari sebuah pola. Lapisan Big Data Engine, memerlukan orang-orang dengan kemampuan programming untuk membangun mesin-mesin handal pengolah jutaan proses secara simultan. Sedangkan lapisan Big Data Infrastcuture, memerlukan orang-orang dengan pengetahuan teknis untuk mengakuisisi data.
Kegiatan ini berlangsung dengan khidmat dan penuh antusias. Diselenggarakan oleh dosen sebagai wujud kontribusi nyata akademisi kepada masyarakat. Pondok IT Alamadinah, dalam hal ini berperan sebagai masyarakat yang ditargetkan memperoleh menfaat secara signifikan.