Berhati-hati Dengan Wanita

Faiza Fauziah
Kajian Today
Published in
3 min readOct 19, 2020

Ustas Nuzul Dzikri | Serial Riyaadhushshaalihiin

  • Setiap hadis merubah dan memperbaiki kehidupan kita.
  • Melanjutkan hadis yang kemarin. Tujuan Allah menjadikan khalifah, dari generasi ke generasi, diberikan kepemimpinan dan kekuasaan tujuannya adalah menguji kita untuk melihat apa yang kita kerjakan
  • Tujuan Allah menjadikan kita khalifah, di dunia yang manis dan hijau, untuk menguji bagaimana kita menyikapinya, lalai kah, terlena kah, apakah tenggelam dalam euforia dunia, tau jalan pulang ga nih.
  • Maka bertakwalah kepada Allah dalam menghadapi dunia, dan dalam menghadapi wanita. Atau dalam bahasa kita, berhati-hatilah, hadapi dengan ketakwaan.
  • Misal kita berjalan di jalan yang penuh duri, dan itu yang perlu kita cek, perlu berhati-hati, ga bisa asal dan suka-suka. Melihat dan berhati-hati “mana yang Allah suka? dan mana yang Allah tidak suka?”
  • Begitu kita hidup tanpa kehati-hatian, kita akan terjebak, enaknya sedikit, hancurnya lama. Bersabar dalam maksiat jauh lebih mudah, daripada bersabar menghadapi konsekuensi maksiat kedepannya. Sakit dan jatuhnya luar biasa.
  • Dan bertakwalah dalam menghadapi wanita, karena fitnah Bani Israil yang pertama adalah wanita.
  • Sesuatu yang berlaku untuk laki-laki, juga berlaku untuk wanita. Dalam konteks hadis ini, berlaku juga untuk wanita, kecuali ada dalil yang mengkhususkan.
  • Ini juga merupakan warning buat para wanita. Ketika laki-laki punya hasrat terhadap wanita, maka wanita juga punya hasrat terhadap laki-laki.
  • Nabi sayang kepada orang-orang beriman, baik laki-laki dan perempuan.
  • Hanya saja, kita tahu arah laki-laki kepada wanita jauh lebih kuat. Mengutip Surat Ali Imran 14. “Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).”
  • Wanita disebutkan pertama kali, sebelum anak-anak dan lain-lain.
  • Solusinya bukan dengan dimusuhi, tapi hadapi dengan ketakwaan. Bukan diputuskan hubungan saudara, tapi ada aturan main, ada kehati-hatian. Itu yang perlu kita camkan.
  • Dan ujian terbanyak laki-laki sebaneranya adalah istrinya sendiri. Istri dulu, yang paling intens adalah istri, diuji dengan istri. Dan mayoritas manusia diuji dengan istrinya sendiri, dan akhirnya tidak menyikapi dengan ketakwaan, karena meremehkan.
  • Apakah sudah perhatian dengan istri? dalam hal menyikapi istri dengan ketakwaan, dengan adab, dengan mendidik istri, tidak pernah mengarahkan dan membimbing. Tidak menjadi pemimpin yang sejati. Akhirnya karena tidak disikapi dengan ketakwaan, terfitnah dengan istri sendiri. Istri ada yang hubu dunia, jiwa konsumtif besar sekali, bisa jadi dari awal tidak menyikapi istri dengan ketakwaan, tidak dengan mendidik dan membimbing.
  • Fitnah terbanyak seringkali dari istri, tidak pernah didik dan arahkan, akhirnya performa menjadi tidak bagus, dan akibat kondisinya menjadi seperti itu, akhirnya bermain di luar. Padahal yang harus diperbaiki adalah ketakwaan. Membimbing, mendidik dan mengarahkan istri dengan ketakwaan pada Allah.Seringkali kita lupakan itu.
  • Berhati-hati dalam komentar, hati-hati dalam bermain tangan, hati-hati dalam besikap pada istri, harus dengan menerapkan bertakwa kepada Allah.
  • Yang jadi masalah, menghadapi istri tidak bertakwa, menghadapi wanita di luar tidak bertakwa. Semakin di dalam tidak diurus, semakin tiap hari ribut, melihat yang di luar jadi lebih hijau.
  • Dan bertakwa dengan wanita yang menjadi istri, dengan memberikan kebaikan semaksimal mungkin. Sebaik-baik adaah berakhlak mulia kepada keluarga, adapun dengan yang di luar menjaga batasan, menjaga jarak sesuai koridor dan batasan.
  • Dan ingat, bertakwalah kepada Allah dalam menghadapi dunia dan wanita, baik yang halal dan tidak halal. Dan ini fitnah pertama Bani Israil, jadi jangan dianggap remeh.
  • Jangan hadapi dengan ego, jangan hadapi dengan menuntut hak, namun hadapi dengan takwa.

--

--

Faiza Fauziah
Kajian Today

Writing about environment, islamic lecture and personal reflection. Currently studying about Islam to find personal placidity.