Sebatas Kemampuanmu

Faiza Fauziah
Kajian Today
Published in
3 min readOct 7, 2020

Ustad Nuzul Dzikri | Serial Riyaadhush Shaalihiin

Memuliakan Ilmu

Sejauh mana respect kita terhadap ilmu?

  • Barangsiapa tidak memuliakan ilmu, maka dia tidak bisa memanfaatkan ilmunya tersebut. Ga akan keluar ilmunya
  • Misal: Banyak dari kita, sudah tau hadis “jangan marah”, begitu ada kesalahan, meledak juga
  • Misal lainnya: Sudah tau tentang shalat witir, bisa tuh witir 10 menit sebelum subuh, ilmunya gak ke luar.
  • Para ulama melihat ilmu dengan mewahnya, sehingga tidak mau terlewat

Coba evaluasi selama ini sudah sejauh mana memuliakan ilmu.

Agar Beruntung

Secara terminologi, melaksanakan ketaatan berarti melindungi diri sendiri. Yang paling diuntungkan ketika takwa adalah diri kita sendiri.

At-Taghabun: 16

Maka bertawakalah kamu kepada Allah menurut kesanggupanmu dan dengarlah serta taatlah dan nafkahkanlah nafkah yang baik untuk dirimu. Dan barangsiapa yang menjaga dari sifat pelit yang ada dalam dirinya, maka merekalah orang yang beruntung.

  • Bagaimana cara mendapat keberuntungan? Dalam Islam konsepnya clear, Bertakwa kepada Allah. Lalu dengar dan taat. Serta berani berinfaq.
  • Dan ingat, kalau kita berinfaq, kebaikan untuk diri kita sendiri. Kalau kita mengeluarkan harta di jalan Allah, kebaikan untuk diri kita sendiri. Itu untuk akhirat kita, uang itu untuk menolong kita sendiri.
  • Allah mewanti-wanti, jangan pelit untuk diri sendiri. Justru harta yang di simpan, nanti ditinggalkan juga. Itu uang yang dikeluarkan untuk akhirat kita, uang itu untuk menolong kita sendiri.
  • Allah tidak zhalim, ahli dunia saja berani ke luar uang, sehingga banyak keberuntungan. Dan di balas untuk dunia.. Kalau kita berinfaq di jalan Allah, berani ke luar uang dan ga pelit, itu dunia dan akhirat.

Sifat pelit harus di lawan, kalau ga, pelit terus sampai mati.

Hingga Kadar Maksimal

“Fattaqullāha mastaṭa’tum” Maka bertaqwalah sesuai kesanggupanmu.

  • Bertaqwalah kepada Allah semaksimal mungkin, yang kalian bisa. Yang perlu kita camkan kata para ulama, bahwa ini bukan bertujuan memudahkan dan meremehkan ketakwaan, namun ini adalah perintah bertakwa semaksimal kemampuan kita.
  • Kalau maksimal kemampuan 80%, maka yang dituntut oleh Allah dari kita adalah 80%. Artinya, menjalankan perintah dan menjauhi larangan semaksimal mungkin dari kemampuan kita.
  • Seperti dalam surat Al Baqarah “ Layukallifullahu nafsan illa wusaha”. Pada dasarnya, semua perintah dan larangan yang fardu ain untuk kita kerjakan, itu sesuai dengan kemampuan kita. Manusia mampu melakukan dari segi jumlah, gerakan, durasi.
  • Shalat lima waktu bukan sanggup tidak sanggup, tapi meremehkan. Termasuk juga menutup aurat. Bukan ga bisa, tapi tidak mau.
  • Bidang-bidang halal. Manusia sanggup hidup tenang tanpa mengkonsumsi yang haram tersebut. Allah telah menjelaskan secara terperinci, apa yang diharamkan oleh Allah.
  • Allah jelaskan juga pengecualian, jika masuk dalam kondisi darurat (contoh: tersesat di tengah hutan, tidak ada makanan sama sekali untuk bertahan hidup). Tapi ingat, darurat itu sesuai kadar saja.

Bukan tidak sanggup, tapi tidak mau

  • Tugas kita berjuang semaksimal mungkin, Itu yang Allah minta. Allah ga minta hasil 100, tapi sesuai maksimal kemampuan kita.
  • Ketika kemampuan kita hanya 40%, sedangkan kemampuan teman 80%. Kita hanya bisa sampai 40%, dengan segala kemampuan fisik dan intelektualitas, apakah kualitas hidup kita kalah? Belum tentu.
  • Bertakwalah semaksimal! Dengar, taat dan berinfaq.. Merekalah orang yang beruntung.
  • Kita tidak dituntut seberapa mampu kita menyaingi dan menandingi standar teman, namun seberapa kita mampu memaksimalkan kemampuan yang sudah Allah kasih.

Fokus Memaksimalkan Diri

Yang Allah tuntut, titik maksimal kita hari ini

  • Apa definisi keberuntungan? Allah akan tolong. Allah akan bantu. Allah tidak mungkin zolim.
  • Kalau kita sudah mentok di level 70%, untuk mencapai 100% selanjutnya biar Allah yang urus. Ga da yang tiba-tiba. Dunia ini ada yang atur. Kita berfikir itu keberuntungan, padahal itu di atur. Itu yang membuat kita semagat.
  • Yang membuat kita hancur, menggunakan standar kemampuan orang lain untuk diri kita.

Tugas kita maksimum, bermain di limit, dan harus jujur sama diri. Tiap orang berbeda, dan fokus kepada Allah

  • Ilmu ikhlas tidak terbelenggu dengan pujian orang. Namun fokus dengan wajah Allah.
  • Kalau kita bisa menerapkan ayat ini, akan produktif waktu kita.

Yang Allah tuntut, titik maksimal kita di hari ini. Betulkah titik maksimal kita hanya shalat lima waktu? Betulkan titik maksimal kita baca Quran ?

Tanggung jawab kita besar, di hari kiamat kelak. Kita tidak dituntut menjadi orang baik, namun versi terbaik bagi diri kita sendiri.

  • Hanya kita dan Allah yang bisa jawab.

Semoga Allah mendekatkan kita pada ilmu yang bermanfaat, dan menjauhkan dari ilmu yang tidak bermanfaat.

--

--

Faiza Fauziah
Kajian Today

Writing about environment, islamic lecture and personal reflection. Currently studying about Islam to find personal placidity.