Test Driven Development

Bramanta Nararya
Kami PeoPLe
Published in
2 min readApr 13, 2020

Biasa disingkat dengan TDD, TDD adalah salah satu proses dari pengembangan perangkat lunak dimana TDD menganut paham test dibuat sebelum melakukan implementasi code dan code yang dibuat mengikuti test nya.

TDD bertujuan untuk menghasilkan code yang bebas bug dan menjadi jaminan kepada klien bahwa produk yang dihasilkan dapat berjalan. Tujuan ini dicapai TDD dengan cycle seperti gambar diatas

Secara umum fase TDD dibagi menjadi 3 bagian:

  1. RED — fase ini adalah fase awal dimana test dibuat mengikuti requirement program. Tentunya ekspektasi kita adalah test ini gagal karena belum ada implementasinya
  2. GREEN — fase ini menunjukkan bahwa implementasi code sudah dibuat mengikuti test yang sudah ada. Test akan sukses di fase ini
  3. REFACTOR — fase refactor adalah fase dimana code dirapihkan atau diubah alur algoritmanya tetapi masih membuat test sukses.

Hal yang perlu diperhatikan di TDD

  1. Perhatikan Code Coverage: code coverage adalah ukuran dari seberapa banyak code yang sudah melewati tes. Code coverage sangat penting karena kita ingin seluruh code kita bebas dari bug maka dari itu usahakan code coverage mencapai 100%
  2. Developer juga menulis test: anggapan bahwa hanya orang spesifik seperti QA engineer yang melakukan test tidak terlalu tepat.
  3. Implementasi code dibuat sekecil mungkin: Jangan menulis code lebih dari yang diharapkan test. Pertama, ini dapat membuat code tidak tercover seluruhnya. Kedua, dengan menulis code yang kecil dapat membuat struktur program lebih modular.

Contoh TDD di Proyek Perangkat Lunak Fasilkom UI 2020

Dengan menggunakan gitlab kami menandai fase-fase tdd dengan tag yang sesua dengan fase tertentu. [RED] untuk fase tes gagal, [GREEN] untuk fase tes sukses, dan [REFACTOR] untuk fase refactor

--

--