Chrono Trigger yang Tak Lekang Waktu

Pada pertengahan 1990an, para pencipta Final Fantasy, Dragon Quest dan Dragon Ball mengawinkan bakat mereka untuk melahirkan RPG paling aduhai

Arif Abdurahman
Kearipan
2 min readNov 27, 2019

--

Dengan ukuran cuma 4 mb, gim ini bisa jadi wahana eskapisme saya selama duapuluh jam lebih: sebuah petualangan yang dimulai di sebuah desa mungil, yang akhirnya mencakup seluruh sejarah umat manusia ketika tiap era bisa dilompati semau kita — ada pilihan sekitar 14 ending yang bisa kita tempuh. Dengan bermodal medium 2D dan 16-bit, dari animasi, desain antarmuka sampai musiknya, gim ini jelas melewati waktu, dan bahkan untuk hari ini masih terasa magis. Jika Chrono Trigger tidak pernah ada di masa lalu dan dirilis untuk pertama kalinya sebagai gim kekinian, bukan Super Nintendo di tahun 1995, ia akan tetap terasa seperti gim anyar yang dibuat dengan indah.

Chrono Trigger sukses baik secara komersial maupun kritik pada saat dirilisnya, dan masih sering disebut sebagai salah satu video game terbaik sepanjang masa. Tim pengembangan Chrono Trigger mencakup tiga desainer yang Square juluki “Dream Team”: Hironobu Sakaguchi, pencipta seri Final Fantasy; Yuji Horii, seorang desainer lepas dan pencipta seri Dragon Quest; dan Akira Toriyama, seorang seniman manga terkenal karena karyanya dengan Dragon Quest dan Dragon Ball. Selain itu, Kazuhiko Aoki berperan sebagai produser.

Lihat tulisan lengkapnya di Chrono Trigger yang Tak Lekang Waktu.

--

--