Dari Qahwa ke Kopi, Ketika Minuman Para Sufi Mendunia

Arif Abdurahman
Kearipan
Published in
2 min readSep 11, 2021

Dunia Arab telah melahirkan banyak pemikir dan banyak penemuan, salah satunya kopi. Sampai sekarang, biji kopi terbaik masih dikenal sebagai Arabika. Memang ada perjalanan panjang dari yang asalnya minuman para mistikus Muslim yang menghargainya selama berabad-abad lalu, menjadi minuman kekinian dengan kedai instagramable hari ini.

Jika memikirkan kopi, yang mungkin kita bayangkan adalah espresso Italia, cafe au lait Prancis, atau double grande latte Americano dengan kayu manis. Kopi diproduksi di iklim panas seperti Amerika Latin, sub-Sahara Afrika, Vietnam dan Indonesia, dan kita bisa dimaafkan jika mengira itu adalah produk ciptaan Barat.

Faktanya, kopi berasal dari daerah dataran tinggi di negara-negara di ujung selatan Laut Merah, yakni Yaman dan Etiopia.

Meski minuman yang dibuat dari tanaman kopi liar tampaknya pertama kali diminum oleh seorang gembala legendaris di dataran tinggi Ethiopia, penanaman kopi paling awal adalah di Yaman. Orang Yaman memberinya nama Arab qahwa, asal mula kata kopi dan kafe.

Qahwa awalnya berarti anggur, dan para sufi mistik di Yaman menggunakan kopi sebagai bantuan untuk konsentrasi dan bahkan untuk trance spiritual ketika mereka berdzikir menyebut nama Tuhan.

Pada 1414, dikenal di Mekah dan pada awal 1500-an menyebar ke Mesir dari pelabuhan Mocha Yaman. Itu masih terkait dengan Sufi, dan sekelompok kedai kopi tumbuh di Kairo di sekitar universitas agama Al-Azhar.

Baca selengkapnya di artikel Kopi Bandung berjudul Dari Qahwa ke Kopi, Ketika Minuman Para Sufi Mendunia.

--

--