Tiga Teori Tentang Puisi Yang Tak Pernah Mati

Abang Edwin SA
KebunKata
Published in
1 min readNov 30, 2018

PERTAMA, akan susah membunuh puisi kalau terlalu banyak kata-kata yang berebutan untuk dijadikan bumbu makanan sehari-hari. Penyair dan peristiwa pun tak perlu mencari ketika guyonan berbaur dengan luka bertebaran di setiap sudut jalan.

KEDUA, akan susah membunuh puisi kalau penyair telah menyerah terhadap kabut makna, sebab arti dan rasa sudah jadi satu ikatan terbungkus oleh kata-kata yang terbenam dalam kelabu nya makna. Dimana penyair harus bertarung dengan hati untuk menentukan satu diantara seribu atau seribu dalam satu.

KETIGA, akan susah membunuh puisi ketika penyair tak menyadari bahwa daging di tubuhnya sudah mulai berubah menjadi tumpukan kata-kata yang kian hari kian menggeram. Jangankan ingin membunuh, ingin lari pun kata tetap kata yang terendam dalam lautan makna.

: tinggallah penyair sendiri dengan kata yang tergolek

4.7.2009, 01:44PM

--

--