Di Balik Interaksi Malaikat dan Manusia

aulianf_lia
SiasatMenulis by Syiar Strategis KMT
3 min readMay 9, 2021
Sumber gambar: gizmodo.com.au

Sebagai seorang muslim, interaksi antara Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam dengan malaikat Jibril sebagai pembawa wahyu wajib diimani. Namun, jika benar malaikat berasal dari cahaya, bagaimana bisa dia berinteraksi dengan manusia?

Cahaya sebagai gelombang

Cahaya memiliki sifat yang memenuhi untuk diklasifikasikan sebagai gelombang. Sifat ini meliputi: memiliki amplitudo, frekuensi, dan panjang gelombang; dapat dipantulkan; dibelokkan; serta memiliki sifat interferensi. Ilmuwan yang mengatakan bahwa cahaya merupakan gelombang kontinu adalah Christiaan Huygens pada pertengahan abad ke-17. Penemuan oleh para ilmuwan pada abad ke-19 pun menjelaskan bahwa cahaya merupakan gelombang elektromagnetik, yaitu dua gelombang transversal kuat medan magnet dan kuat medan listrik yang saling tegak lurus dengan arah rambat yang sama.

Gambar 1. Ilustrasi Gelombang Elektromagnetik (Sumber gambar: warstek.com/2018)

Cahaya sebagai partikel

Para ilmuwan terus melakukan penelitian yang kemudian menyatakan bahwa cahaya juga merupakan sebuah partikel. Hal ini diungkapkan oleh Isaac Newton pada awal abad ke-18 dalam bukunya yang berjudul “Optics”. Fenomena yang selaras dengan ungkapan tersebut adalah efek fotolistrik. Pernyataan ini dikuatkan lagi oleh de Broglie yang menemukan sebuah persamaan, dimana persamaan tersebut menghubungkan antara panjang gelombang cahaya dengan momentum linier cahaya. Pada intinya, persamaan tersebut menyatakan bahwa cahaya memiliki momentum linier walaupun cahaya tidak memiliki komponen massa. Di lain tempat, fisikawan Arthur Holy Compton berhasil menemukan peristiwa tumbukan cahaya dan elektron yang kemudian disebut dengan efek Compton.

Gambar 2. Ilustrasi efek Compton (Sumber gambar: warstek.com/2018)

Sifat dualisme cahaya

Fenomena cahaya menumbuk elektron menguatkan teori bahwa cahaya merupakan materi dengan wujud partikel, yang selanjutnya disebut dengan foton. Penelitian yang mengungkapkan hal ini tidak menentang teori sebelumnya bahwa cahaya merupakan gelombang. Karena rupanya, pada beberapa fenomena, kedua sifat tersebut muncul secara bergantian. Hal ini mendorong lahirnya Teori Kuantum yang menjadi landasan para ilmuwan menjelaskan sifat cahaya mana yang lebih dominan pada suatu fenomena. Kesimpulannya, sifat gelombang akan selalu melekat pada cahaya, namun cahaya sebagai partikel bersifat hakiki.

Cahaya dan malaikat

Fakta bahwa cahaya juga merupakan partikel menunjukkan bukti bahwa malaikat benar adanya. Interaksi antara manusia dan malaikat nyata terjadi. Allah menciptakan malaikat dari cahaya. Jika cahaya hanya merupakan gelombang, barangkali wahyu tidak turun melalui malaikat Jibril karena tidak akan ada interaksi antara manusia dan malaikat. Namun, ternyata semua sudah Allah perhitungkan jauh sebelum ilmuwan mengungkap konsep dualisme ini. Maa Syaa Allah. Wallahualam bissawab.

DAFTAR PUSTAKA

Anthika. 2018. Teori Kuantum dan Dualisme Cahaya. https://quarkandlepton.wordpress.com/2018/01/18/teori-kuantum-dan-dualisme-cahaya/ (diakses pada 15 April pukul 14.20 WIB)

Sani, Ridwan Abdullah. 2019. Fisika Berbasis Al Quran. Jakarta : Amzah.

Sugiyono, V. 2018. Dua Sifat dalam Satu pada Cahaya. http://warstek.com/dua-sifat-dalam-satu/ (diakses pada 15 April pukul 14.47 WIB)

--

--

SiasatMenulis by Syiar Strategis KMT
SiasatMenulis by Syiar Strategis KMT

Published in SiasatMenulis by Syiar Strategis KMT

Publikasi artikel Keluarga Muslim Teknik (KMT) Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada. Berusaha untuk memberikan kebermanfaatan dengan terus berusaha menggaungkan budaya kepenulisan, meraih kembali persepsi bahwa Islam dan ilmu adalah satu kesatuan.