Kenapa Aku Selalu Menjadi Deadliner?

Ilustrasi Deadliner (foto: www.freepik.com)

Kata “deadliner” sudah tak asing lagi terkhusus di telinga mahasiswa. Kegiatan perkuliahan yang dilakukan secara daring ternyata justru memberikan dampak pada banyaknya tugas yang diberikan dosen kepada mahasiswa. “Daripada kalian jalan-jalan di masa pandemi seperti ini, mending belajar dan mengerjakan tugas di rumah aja”, karena kebanyakan dosen memiliki pemikiran yang sama. Alhasil, tugas pun menumpuk.

Sebenarnya, apa yang dikatakan dosen tersebut memanglah suatu hal yang positif, kita harus menaati aturan pemerintah dengan berada di rumah untuk memutus mata rantai covid-19, apalagi jika selama di rumah disibukkan dengan kegiatan yang positif. Namun, banyaknya tugas tersebut terkadang membuat diri stres di awal sebelum mulai mengerjakan. “Aduh tugasku banyak banget ya, kayanya ga bakal selesai”. Akibatnya, sebagian mahasiswa mengulur-ngulur waktu untuk mengerjakan tugasnya dan baru sadar kembali ketika waktu batas akhir tugas tersebut sudah mepet. Dari sinilah kemudian, kita sering mendengar istilah deadliner.

Sebenarnya apa sih deadliner itu? Deadliner adalah istilah bagi seseorang yang suka mengerjakan sesuatu di masa-masa akhir batas pengumpulan. Semisal, batas pengumpulan tugasnya adalah pukul 23.59. Para deadliner, apalagi yang sudah garis keras, bahkan bisa saja mengerjakan beberapa jam sebelumnya, padahal tugas tersebut sudah diberikan seminggu yang lalu.

Meskipun demikian, para deadliner biasanya dapat mengerjakan tugas tersebut lebih cepat, bahkan melebihi kemampuan rata-rata yang ia miliki ketika sedang dalam kondisi tenang. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor. Pertama, deadliner tentunya akan lebih fokus dalam mengerjakan tugas dibandingkan dengan mahasiswa yang mengerjakan tugas di awal waktu. Sebab, kecil kemungkinan bagi mereka untuk memikirkan hal lain selain tugas yang batas waktunya pengumpulannya sudah mepet. Kedua, saat bekerja dalam tekanan, tubuh kita akan secara alami mengeluarkan kafein dan bahan kimia lain yang memicu kita untuk bekerja lebih cepat.

APAKAH ADA DAMPAK NEGATIF MENJADI SEORANG DEADLINER?

Ternyata, menjadi seorang deadliner juga akan berdampak negatif bagi tubuh kita lo teman-teman. Dikutip dari campuspedia.id, berikut adalah dampak negatif ketika menjadi seorang deadliner.

· Fungsi otak menurun

Saat mengerjakan tugas yang batas waktu pengumpulannya mepet, tentu pikiran kita akan berkecamuk karena kejar-kejaran dengan waktu. Hal ini menyebabkan amigdala yang terletak di sisi temporal otak akan berkembang, akibatnya sel-sel otak dapat terganggu yang memungkinkan terjadinya stres.

· Kreativitas berkurang

Kebanyakan mahasiswa deadliner mengaku akan lebih kreatif jika mengerjakan tugas saat mendekati waktu deadline. Namun, hal tersebut tidaklah benar. Reaksi otak yang disebutkan sebelumnya akan membawa dampak lainnya. Dampak tersebut yaitu terjadinya penyusutan pada sisi frontal otak yang mana bagian ini memiliki fungsi untuk mengatur kreativitas, mobilitas, dan memori.

· Gangguan Kesehatan lain

Saat seseorang mengerjakan tugas di waktu yang mepet dengan deadline. Tentu, dia akan mengerjakan tugas tersebut dengan begadang. Sehingga, waktu tidurnya pun akan berkurang. Menurut ahli, seumuran mahasiswa seharusnya lama waktu tidur yang idealnya adalah delapan jam. Sementara itu, seseorang yang mengerjakan tugas di waktu terakhir tentu jam tidurnya kurang dari waktu ideal tersebut.

Namun, ada beberapa kutipan yang mengatakan, setiap manusia memiliki jatah waktu yang sama, yaitu 24 jam setiap harinya. Jika kita tidur dan bangun sama seperti orang lain, maka kita hanya akan menjadi orang yang biasa. Hmmm bener sih, tapi maksud dari kutipan tersebut adalah waktu yang lebih itu digunakan untuk mengasah kemampuan diri, bukan menjadi deadliner. Bagaimanapun, waktu tidur yang kurang akan berbahaya bagi kesehatan tubuh. Oleh sebab itu, sebisa mungkin kita menghindari tidur yang larut malam.

Alasan setiap orang yang mengerjakan tugas di waktu akhir tentunya berbeda-beda. Ada yang karena memang sibuk dengan organisasi atau mungkin sedang membuat project dengan komunitasnya. Jika demikian, tentu waktu yang mereka miliki akan lebih terbatas, sehingga mengerjakan tugas di akhir waktu adalah sebuah keterpaksaan. Bahkan, mungkin kita bisa memberikan apresiasi kepada mahasiswa tersebut.

Hal ini akan berbeda ketika alasan mengerjakan tugas di waktu akhir adalah karena malas. Setiap manusia diberikan waktu yang sama yaitu 24 jam dalam sehari. Waktu tersebut dapat di-breakdown seperti berikut.

Bahkan jika kita telah bermalasan selama 1 jam, kita masih memiliki waktu 1 jam tiap hari saat hari kerja yang terdapat jam kuliah. Apalagi, jika sedang dalam waktu weekend, waktu 7 jam untuk kuliah dan organisasi akan dapat dialokasikan untuk keperluan lainnya. Sehingga, bahkan, sebenarnya kita memiliki waktu yang cukup untuk membantu orang tua. Oleh karena itu, kita harus lebih bijak lagi dalam mengatur waktu. Suatu hal yang mungkin akan menjadi motivasi, yaitu perjuangan orang tua untuk menyekolahkan kita dan harapan mereka yang besar atas keberhasilan anaknya.

Selain itu, Allah juga memerintahkan kepada hambaNya untuk selalu bekerja keras bukan bermalas-malasan. Hal tersebut tertuang di dalam firmanNya yaitu pada surat Al Insyirah ayat ke-7.

فَاِذَا فَرَغۡتَ فَانۡصَبۡۙ

“Maka apabila engkau telah selesai (dari sesuatu urusan), tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain)”

Dari ayat tersebut kita dapat memahami bahwa, bahkan ketika kita telah menyelesaikan suatu urusan, kita diperintahkan untuk tetap bekerja keras dan menyelesaikan urusan lain.

Bahkan dalam suatu hadist, Rasulullah saw berdo’a kepada Allah untuk terhindar dari sifat malas.

اللهم إني أعوذ بك من الهم والحزن، والعجز والكسل، والبخل والجبن، وضلع الدين وغلبة الرجال

“Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kegalauan dan kesedihan, kelemahan dan kemalasan, kepengecutan dan kekikiran, tindihan hutang dan penindasan orang.” (HR Bukhari no. 6369).

Referensi

Ruang Mahasiswa, 2021. 5 Dampak menjadi Deadliner Ini Perlu Kamu Ketahui !.

URL: https://ruangmahasiswa.com/lifestyle-trend/dampak-menjadi-seorang-deadliner/

(Diakses pada tanggal 14 Juni 2021).

--

--