Bakal Jadi Apa Habis Lulus Jurusan Hukum?
Nggak Hanya Jadi Pengacara atau Hakim!
Bakal jadi apa sih, habis lulus jurusan hukum? Kalau mikir cuma terbatas jadi pengacara atau hakim, salah besar! Banyak varian pekerjaan hukum yang lumayan asyik untuk ditelusuri. Beberapa di antaranya adalah sebagai berikut.
Desti Rosmaya, Pendamping Hukum di P2TP2A
Kasus kekerasan dalam rumah tangga dan penganiayaan terhadap hak-hak anak bagai fenomena gunung es. Banyak yang masih terendam di bawah radar pengetahuan kita, karena emang kasus-kasus itu cenderung dianggap ‘udah biasanya kayak gitu’.
Padahal, hal-hal tersebut bisa jadi melanggar hukum. Hiks. Oleh karena itu, dibutuhkan orang-orang yang mengerti hukum agar kasus-kasus rumah tangga dan anak tak terjadi lagi.
Desti Rosmaya, lulusan Fakultas Hukum Unpad 2011 rupanya mengambil ranah ini. Perempuan yang akrab disapa Kak Maya kini tercatat sebagai pendamping hukum di Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A).
“Tugas saya melakukan pendampingan di pengadilan pada misal kasus-kasus perceraian atau kasus rumah tangga dan anak lainnya. Karena ada beberapa dari mereka yang tidak mampu sendiri menangani urusan-urusan hukum,” papar Kak Maya.
“Termasuk kerjaan saya juga mencatat detail dari kasus-kasus pidana.”
Wuih, berat ya. Tapi Kak Maya bilang, jika kerjaan ini passion dia banget. Soalnya, kerjaannya mobile dan bisa ketemu orang-orang baru. Apa yang ia dapetin dari pekerjaannya adalah, jika tiap orang beda-beda karakternya.
“Tantangannya adalah gimana bisa menggali karakter dari korban. Kayak misal ada perempuan korban KDRT yang pendiam; kan lebih susah bagaimana menggali suaminya telah melakukan apa saja,” ujar Kak Maya.
Kak Maya bilang, pekerjaan ini membantunya untuk memahami rumah tangga pernikahan. Pernikahan baginya tidak mudah, namun tidak susah pula dijalani. Begitu pun dari kasus-kasus anak.
.
“Jadi ada bekal buat gimana cara asuh anak yang baik,” pungkas Kak Maya.
Riefaldi Ono, Co-Founder dari Contract Station (Startup Jasa Bantuan Hukum untuk UKM dan Startup)
Bukan nggak mungkin, ketika bikin bisnis, bakalan ada masalah-masalah yang berkaitan dengan hukum.
Seperti contohnya, sengketa kepemilikan, copywright, masalah izin, dan lain sebagainya. Hal ini bisa bikin bisnis yang dijalani tumbang di tengah jalan.
Hal ini jadi concern Riefaldi Ono, lulusan Fakultas Hukum Unpad. Oleh karena itu, doi bikin startup khusus jasa bantuan hukum untuk temen-temen yang mulai jalan atau sudah lama bikin bisnis.
“Mereka bisa konsultasi dulu ke gue, untuk bikin izin, perjanjian, ataupun kontrak kerja,” papar Kak Ono. “Kita juga ada jasa bikinin kontraknya.”
Tantangan Kak Ono dalam bisnis ini adalah bagaimana mengatur stok konsultan untuk melayani para mitra bisnisnya.
“Kebanyakan setelah mereka dapet tempat magang dan tempat kerja yang lebih menarik dan mendukung, pasti kita ditinggalin,” kata Kak Ono.
“Tapi tiap tahun ada aja yang lulus kuliah, pasti kita ajak join.” Begitu solusi dari Kak Ono.
Ono bilang, Bill Gates dan Microsofr adalah salah satu inspirasinya buat bikin Contract Station.
Ketika pertama Bill Gates menemukan Microsoft, yang ia lakukan bukanlah mencari pasar. Justru, Bill Gates nyari cara untuk dapar hak paten.
“Setelah ia punya paten penuh atas Microsoft, sekarang ia punya segalanya.”
Kak Ono berpendapat, kalau semua pebisnis ngerti pentingnya hukum dalam bisnis mereka, pasti semua lancar. Ia berharap, ke depannya semua bisnis di Indonesia akan maju. Nggak cuma di Indonesia, tapi bisa sampai ke luar negeri.
Aamiin.