Bisa bikin apa setelah lulus dari Teknik Kelautan?

Lulusan Teknik kelautan menyediakan tempat berlabuh, agar tak terombang-ambing di samudra

Kepoin Jurusan
Published in
5 min readDec 7, 2017

--

Laut tak pernah terlalu sempit untuk sarjana teknik kelautan. Wilayah Indonesia yang berbentuk kepulauan tentu memiliki banyak perairan, termasuk selat. Tentu ini menjadi salah satu kekayaan bangsa, banyak hal yang bisa kita peroleh dari laut.

Meski begitu, wilayah perairan kadang menjadi hambatan tersendiri dalam hal distribusi dan pembangunan. Disinilah peran lulusan teknik kelautan. Membuat bangunan di laut untuk mengambil energi maupun membuat pelabuhan di pantai. Yuk simak lebih lanjut cerita dari para alumni..

Muhammad Haekal, Staff Tim Teknis Proyek Pembangunan Pelabuhan Patimban Kementerian Perhubungan RI.

Subang sebentar lagi bakal punya pelabuhan besar loh di Patimban. Proyek ini bakal dilaksanakan oleh direktorat jendral perhubungan laut dari Kementrian Perhubungan RI. Salah satu tim nya bernama Haekal, lulusan teknik kelautan ITB.

Kak Haekal merasa excited dengan proyek ini, karena menjadi salah satu pembangunan yang diutamakan oleh Presiden Jokowi. Pelabuhan Patimbanan memiliki posisi yang cukup vital untuk arus logistik di Indonesia. Karena ini merupakan proyek cukup besar, banyak pihak yang terlibat, termasuk dari negara lain.

“Selama disini sering diskusi sama orang Jepang membahas perihal teknis dan nonteknis. Lumayan jadi latihan ngomong bahasa inggris dan jepang hehe.” Ujar kak Haekal yang juga lagi cari peluang S2 di Jepang atau Belanda.

Proyek ini masih dalam tahap pelalangan. Untuk sementara kak Haekal bertugas mengurus dokumen teknis dan dokumen penunjang. Nantinya, Kak Haekal akan bekerja sebagai pengawas lapangan. Ia harus memantau jalannya proyek, kinerja kontraktor, dan kinerja konsultan.

Kak Muhammad Haekal

“Di kementerian, kita bisa terlibat secara langsung mulai dari persiapan, pelelangan, dan pembangunan. Aku banyak belajar hal baru yg nggak dipelajari selama kuliah, seperti perencanaan dan pelaksanaan proyek. Suasana kerjanya juga kondusif, dan timnya sangat capable”

Kak Haekal mengambil kerjaan di kementriaan karena bercita-cita jadi Mentri! Wah kita doakan ya teman-teman. Sementara meramu jalan menuju cita-citanya, Kak Haekal masih harus banyak berjuang nih. Kerjaannya menuntut untuk lembur hingga larut. Gimana nggak, Pak Jokowi ingin proyek ini selesai tepat waktu! Wuih sesuai kata pepatah, berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke tepian.

Ka Haekal punya pesan nih untuk kalian, “Bangunan itu akan kuat menahan gelombang kalau punya pondasi yang kokoh. Sama kaya hidup, kalau iman dan prinsipnya kokoh, hidup nggak akan terombang-ambing.” Wih, siap bangun pondasi kokoh untuk Indonesia, kawan-kawan?

Shinta Ayuningtyas, engineer di PT Dinamaritama Konsultan Rekayasa, Bandung.

Kerja di konsultan kaya kak Shinta enak loh, jam kerjanya fleksibel dan bisa kerja dimana aja. Bisa di kafe, di rumah, atau di kolam renang (eh nggak gitu juga kali ya).. Yang penting, engineer harus bisa memenuhi pekerjaan tepat waktu dan sesuai dengan target yang diharapkan.

Kak Shinta pernah megang beberapa kerjaan nih, diantaranya proyek Dermaga Sunda Kelapa untuk bikin pelabuhan multipurpose. Menuutnya, struktur dermaga harus bisa menahan gaya-gaya luar yang bekerja, seperti beban mati, beban hidup, beban lingkungan (mencakup gelombang, arus, dan angin), serta beban akibat gempa.

Kak Shinta juga megang Proyek kerjasama Indonesia-Belanda yaitu NCICD (National Capital Integrated Coastal Development). Proyek ini bertujuan untuk bikin tanggul pelindung pantai sebagai solusi banjir di Jakarta. Kak Shinta bertugas untuk menganalisis desain dari struktur tanggul. Selain pembangunan, konsultan tempat kerja Kak Shinta juga pernah bikinin SOP perawatan fasilitas untuk di Pelabuhan Pelindo 2.

Desain rencana pembuatan tanggul raksasa di Teluk Jakarta yang dibentuk menyerupai Garuda. Menurut Bappenas, proyek NCICD berbeda dengan proyek reklamasi yang kemarin sempat ramai (sumber)

Selama satu tahun bekerja di PT Dinamaritama Konsultan Rekayasa , Kak Shinta beberapa kali mendapat kesempatan untuk survei langsung ke pelabuhan.

“Waktu itu saya berkesempatan melihat langsung fasilitas di Pelabuhan Panjang, Bandar Lampung dan Pelabuhan Pontianak. Hal-hal yang sebelumnya hanya bisa saya temui di kelas saat kuliah, saat itu bisa saya saksikan langsung, dan itu sangat menarik bagi saya. Minat saya memang tentang pelabuhanan.” Ujar Kak Shinta.

Terkadang ia memang menemui pekerjaan yang cukup sulit dan membutuhkan usaha ekstra. Namun, Ia juga mendapat kesempatan untuk bisa bertemu denga orang-orang pintar dan hebat dari perusahaan yang menjadi klien nya. Ia juga senang karena bisa belajar dan berkarya seluas-luasnya.

“menjadi orang yang berguna bagi orang lain dengan ikhlas, walaupun sulit, adalah bentuk suatu kesuksesan.” Tutur Kak Shinta.

Amalia Handini Astari, Project Engineer untuk ITB dan LAPI

Sepulang menimba ilmu di Norwegia, Kak Amalia mendapat kesempatan untuk bekerja dalam proyek Pembuatan Prototype Terminal LNG di Indonesia Timur.

LNG (Liquified Natural Gas) adalah gas yang dijadikan cairan agar bisa didistribusikan untuk jarak jauh, termasuk daerah 3T (tertinggal, terdepan, terbelakang).

“Daerah indonesia timur kaya akan sumber daya, salah satunya gas. Tapi gak semua daerah punya lapangan gas, padahal tiap daerah perlu pasokan energi. Kondisi papua kan konturnya berbukit jadi susah kalau ditransportasikan via darat, lebih baik dengan kapal.” Jelas Kak Amalia.

Kak Amalia Handini

Prototype yang dibuat bukan kaya maket anak arsitektur loh ya. Kak Amalia dan tim membuat satu terminal yang nantinya bisa dijadikan contoh untuk daerah lain di Indonesia timur. Kerja engineering adalah membuat desain pelabuhan dan segala fasilitas pendukungnya. Apalagi ini berhubungan dengan gas, jadi harus aman dari kebakaran.

Sebenernya kerjaan engineering bukan cuma desain. Kak Amalia bilang, ada beberapa tahap kerjaan untuk proyek teknik, yaitu desain, pengadaan (menyediakan bahan-bahan), Konstruksi (pembangunan), dan pengecekan. “Saat kuliah kita dibekali materi pelajaran untuk bisa ngerjain semua tahap tersebut” jelas Kak Amalia.

Sementara ini, pekerjaan masih dilakukan di Bandung. Tahap selanjutnya, mereka akan mulai ke lapangan untuk survei lebih mendalam. Tapi sayang nih, Kak Amalia masih belum bisa kasih bocoran tempat pasti pembangunannya. Kita tunggu aja yaa.

Sama Kaya Kak Haekal dan Kak Shinta, Kak Amalia juga kadang harus lembur kalau lagi mendekati deadline kerjaan. Ia juga banyak terima revisi dari bidang studi lain yang punya pandangan berbeda. Yang bikin semangat kerja, karena Kak Amalia tahu proyek ini akan bermanfaat buat orang banyak.

“Proyek ini akan bermanfaat untuk pemerataan pasokan energi, juga utamanya untuk pembangkit listrik. Jadi akan kerjasama juga dengan PLN untuk pembangkit listrik LNG yg lebih ramah lingkungan dibanding batubara”

Kak Amalia telah melakukan banyak survey ke daerah pesisir, sehingga ia tahu betul bagaimana kehidupan masyarakat disana. Ia ingin ilmu yang dimilikinya dapat berguna untuk kehidupan bangsa.

Penasaran sama info jurusan Teknik Kelautan? Atau penasaran dengan info jurusan lain?

Stay tune on @kepoinjurusan ; atau cek instagram instagram.com/temali.media!***

--

--