Saujana Image ; Ayo Inklusif!

Kick-Off Program “Ayo Inklusif!”

Inok Anggrahini
Kerjabilitas
Published in
2 min readDec 20, 2017

--

Jawa Timur sebagai salah satu provinsi terbesar di Indonesia memiliki populasi yang juga sama besarnya. Lebih dari 30 juta penduduk Indonesia tinggal di wilayah ini. Sehingga menjadi layak ketika Konsorsium “Ayo Inklusif!” memilih Jawa Timur sebagai wilayah kerja untuk jangka waktu satu setengah tahun. Program ini sendiri memiliki tujuan besar meningkatkan kualitas dan kuantitas akses pekerjaan kepada penyandang disabilitas melalui peningkatan kesadaran akan disabilitas, peningkatan kemampuan (skill) pemuda dengan disabilitas, dan dukungan yang layak bagi penyedia kerja untuk siap menjadi inklusi disabilitas.

Bertempat di Ballroom Hotel Santika Surabaya, kick off Program “Ayo Inklusif!” yang dilaksanakan dalam kegiatan Jambore Inovasi Jawa Timur 2017, turut didukung Gubernur Provinsi Jawa Timur, Bapak Sukarwo. Disaksikan sejumlah Walikota dan Bupati wilayah Jawa Timur, Bapak Sukarwo ikut meresmikan dengan mengajak semua yang hadir menyerukan “Ayo Inklusif!” bersama-sama. Tentu ini menjadi salah satu gambaran dukungan dari para pengambil keputusan di level provinsi akan Indonesia yang lebih inklusif. Dalam peresmian program, konsorsium yang dibangun dari The Jawa Pos Institute of Pro Otonomi (JPIP) sebagai lead, dengan anggota Saujana, PT United Tractors Tbk, Pusat Studi dan Layanan Universitas Brawijaya (PSLD UB) dan CBM Indonesia menampilkan video 5 menit sebagai pengantar gambaran rendahnya kualitas akses disabilitas ke dunia kerja.

Di hari yang sama diadakan juga diskusi panelis dengan tema “Inklusi Sosial” dengan menghadirkan narasumber yang mengusung sudut pandang disabilitas, perusahaan inklusi, organisasi disabilitas, dan pemerintah bagian ketenagakerjaan. Budi Raharjo dari Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jawa Timur, Suryanto sebagai HRD Perusahaan Wangta Agung, Slamet Thohari dari Pusat Studi dan Layanan Disabilitas (PSLD) Universitas Brawijaya dan Adrian dari CBM Indonesia bersama-sama sepakat bahwa diperlukan keterlibatan semua pihak, baik swasta maupun pemerintah untuk menyiapkan lingkungan kerja yang inklusi disabilitas. Dan semua kerja keras itu harus secara gegas dilakukan, mulai dari keluarga, institusi pendidikan dan pelatihan, hingga level pemerintah sebagai pengambil kebijakan, yang kemudian mendukung perusahaan siap menjadi inklusif disabilitas.

Hari itu menjadi momentum yang lebih menjejak tidak hanya untuk program ini, namun juga bagi Lembaga Saujana bagi kerja-kerja pengarusutamaan isu disabilitas di Jawa Timur. Kami akan teruskan membagi cerita-cerita kemenangan dari lapangan setelah ini, karena tentu jalan panjang inklusi ini harus dilalui bersama-sama dengan perayaan kecil sekali-kali.

--

--