Pasca Modern: Gagasan dalam pusaran Realita

Zaki zein
k i w a r i
Published in
3 min readDec 1, 2020
M2, diambil dari ArchDaily

Dengan berbekal gambar di atas saja, coba tebak lokasi bangunan M2ini? Coba tebak fungsinya? Coba tebak mengapa gubahan bentuknya sepert itu? Mari simpan terlebih dahulu dan kita akan masuk ke dalam Pasca Modern. Pasca Modern merupakan gagasan yang muncul untuk menantang gagasan arsitektur Modern. Ia melihat hilangnya popularitas Modern di tahun 70-an dan berusaha memunculkan kembali prinsip-prinsip Pras-Modern. Segala prinsip yang diterapkan Pasca Modern adalah yang berlawanan dengan Modern. Semiotika kembali dibahas gagagsan dan bentuk-bentuk yang dihasilkan mengambil dari arsitektur Pra Modern.

Kembali kepada M2, M2 adalah karya Kengo Kuma di tahun 1991 yang seringkali dianggap sebagai contoh arsitektur Purna Modern. Lokasinya berada di Tokyo Jepang dan fungsi pertama kali adalah showroom untuk Mazda setelah akhirnya kini menjadi funeral hall. Dari gambar mungkin cukup terlihat bahwa ini bukan merupakan bangunan Modern atau Purna Modern. Gubahan massa dan geomteri banguan cukup kompleks, terdapat indikasi-indiaksi semiotika yang disampaikan, berlawanan dengan modern yang simpel dan anti terhadap semiotika. Elemen paling mencolok mungkin adalah kolom ionic menyelubungi atrium tengah bangunanya dan diapit oleh dua gubahan massa lainnya.

Namun gubahan seperti ini mendapat banyak kritik dari masyarakt dan arsitek lainnya. Kenapa tidak, Kolom yang berasal dari Yunani dan Romawi klasik ini tidak pernah terkait dengan konteks kultur maupun histori Jepang. Sementara itu, kolom yang identik dengan klasik ini dipadukan dengan gubahan bentuk di kiri dan kananya yang identik dengan bangunan Modern umumnya, dinding dan kaca dan bentukan geometris yang simpel. Tidak ada Datum yang menyambung keduannya. Tidak ada bagian dari bangunan ini yang dengan jelas mengindikasi fungsinya.

Ya, ini adalah bangunan Pasca Modern, sang arsitek telah cukup dalam menerapkan stilistika ini. Tapi apakah stilistika dan prinsip-prinsip ini adalah yang dibutuhkan oleh penggunanya? Jika kita berbicara secara konteks, bangunan ini sangat terlepas dari konteks. Jika arsitektur adalah produk dari manusia dan aktivitasnya, bagian mana dari bangunan ini yang menggambarak manusia Jepang dan aktivitas mereka?

Ada benarnya pembahasan paragraf di atas. Tapi mungkinkah pemahamn kita akan arsitektur dan bangunan telah terdampak oleh prinsip pemahaman Modern? Lagi pula modern telah ada sejak tahun 1920 dan telah dikembang menjadi banyak variasi hingga booming di tahun 70-an. Pembahasan paragraf di atas berusaha menggunakan kacamata ‘normal’ dari Modern. Pemahaman Modern selama ini telah mengekang akan apa itu arsitektur, dan semangat Purna Modern inilah yang berusaha mempertanyakan kembali standar-satndar dan pemahaman yang telah ditanam oleh Modern. Kenapa bangunan harus tidak memiliki ornamentasi? Kenapa tipologi tertentu menghasilkan gubahan “itu-itu” saja? Tidak bisakah manusia menciptakan bangunan terlepas dari apapun dan sesuai intuisinya? Harusnya bisa. Maka dari itu keseluruhan dari arsitektur Pasca Modern adalah mengenai bentuk penolakan Modern dan asumsi yang telah diketahui secara ekstrim. Pasca Modern adalah gagasan yang menarik yang memang pada akhirnya mati dalam pusaran realita.

Zaki Zein M, Habib Al-fakhri

Jencks, Charles A (1980) Late-Modern Architecture and Other Essays. 1st ed. Rizzoli International Publication Inc. Great Britain.

Jencks, Charles A (1990) New Moderns From Late to Neo Modernism . Academy Group Ltd. (ebook)

https://www.dezeen.com/2017/01/20/kengo-kuma-architecture-interview-embarrassed-some-buildings-kenzo-tange-olympic-stadium/

--

--