Late-Modernism: Masihkah bersama kita?

Resanaura
k i w a r i
Published in
5 min readNov 9, 2020

Modernisme dan Late-Modernisme

California Academy of Science oleh Renzo Piano

Latar Belakang

Awalnya pergerakan late-moderenisme ini diawali dengan pergerakan modernisme, dimana digencar-gencarkannya semangat produksi secara massal, yang juga berefek pada arsitektur. Dimana Le Corbusier pada saat itu adalah tokoh yang dielu-elukan dan menulis sebuah kitab suci yang berjudul “Towards a New Architecture” ada juga Walter Gropius dengan bauhaus-nya dan Ludwig Mies van der Rohe dengan semangat industrialisasi baru pada masa itu dia yakin dan mempunyai claim bahwa modernisme ini bisa menyelesaikan tidak hanya masalah sosial namun masalah ekonomi dan seni sekalipun. Dan kepercayaan mereka bertiga adalah jika kita berjalan mengarah industrialisasi yang dilakukan pemerintah maka hal ini dapat merubah dunia secara fisik maupun spiritual menjadi lebih baik.

Pada masa-masa modernisme sendiri hal-hal yang memiliki kesan simbolik, berornamen, bercorak, dan lain-lain, dianggap sebagai suatu hal yang tabu dan haram untuk dilakukan, maka dari itu sebenarnya modernisme sendiri berarti sebuah gaya (style) universal, yang mengedepankan jenis-jenis konstruksi baru, yang mengarah ke masyarakat yang industrial dan mempunyai tujuan perubahan masyarakat.

Late-modernisme sendiri merupakan sebuah reaksi tentang bagaimana membosankannya modernisme, dimana disini para arsitek yang bergerak dalam late-modernisme menggambil gagasan-gagasan modernisme dan melakukannya dengan cara atau gaya yang lebih ekstrim lagi, dan dengan begitu mereka menciptakan sebuah gaya modernisme yang lebih rumit. Dan inilah yang membawa kita kepada arti late-modernisme yaitu sebagai sesuatu yang pragmatis dalam ideologi sosial, dan mulai sekitar tahun 1960 menggambil ide serta nilai-nilai yang ada pada modernisme dan membawanya ke arah yang berlebihan (ekstrim) untuk melawan suatu kebosanan (sekarat) pada modernisme. Yang menjadi pertanyaan adalah apakah late-modern ini secara sadar maupun tidak sadar ada pada desain arsitektural pada era tahun 2000-an?

Opini Late-Moderenisme

Jika ada pertanyaan tentang apakah nilai-nilai dari arsitektur late-modern masih ada pada bangunan-bangunan arsitektur pada era sekarang? Tidak bisa dipungkiri memang masih terdapat nilai-nilai tersebut, karena secara sadar maupun tidak munculnya sebuah ide desain yang baru dalam kasus ini late-modernism, memantik para arsitek untuk berjalan ke arah yang sama atau bisa juga menjadikan inspirasi dalam desain mereka. Maka dari itu nilai-nilai ke-ekstriman yang ada pada arsitektur late-modern masih melekat pada beberapa bangunan-bangunan arsitektur . Tidak berhenti disitu saja sebenarnya penggunaan stilistika mesin dengan seiring berjalannya waktu berefek pada bangunan yang kita bangun pada era sekarang. Dimana memungkinkan adanya bentuk-bentuk baru yang tercapai, dan diaplikasikan kebangunan.

Karena seperti yang kita ketahui memang dalam arsitektur late-modern sendiri nilai-nilai moderenisme dibawa ke arah yang ekstrim, sehingga mulai dari bentuk serta struktur terlihat menonjol dan menjadi ke arah simbolik dan ornamentasi, dimana terkadang struktur dilebih-lebihkan sehingga struktur itulah yang menjadi sebuah ornamen. Belum lagi dengan adanya gaya brutalisme yang melebih-lebihkan bentuk bangunan sehingga kita merasa kecil jika berada pada bangunan tersebut dan aja juga bangunan yang menjadikan sistem utilitasnya menjadi sebuah bentuk pada fasad sehingga elemen berlebihannya dapat kita ambil dari peletakan utilitas pada bagian fasad bangunan.

Prinsip-Prinsip Pendukung Late Moderen

[1] 13 Aspek Stilistika Arsitektur Late-Modernisme.

Dalam menilai arsitektur late-modern ada beberapa aspek stilistika yang dapat dijadikan prinsip-prinsip. Dengan ini akan dapat menggolongkan kategori arsitektur late-modern. Berikut adalah stilistika arsitektur late-modern :

  1. Supersensualism/Slick-Tech/Hight-Tech
  2. Complex simplicity — oxymoron, ambiguous reference
  3. Extreme isotropix, space (open office planning, ‘shed space’) redundancy and flatness
  4. Scluptural form, hyperbole, enigmatic form
  5. Extreme repetition and purist
  6. Extreme articulation
  7. 2nd machine aesthetic extreme logic, circulation, mechanical, technology and structure
  8. Structure and construction as ornament
  9. Represent logic, circulation, mechanical, technology and structure frozen movement
  10. Anti-metaphor
  11. Anti-historical
  12. Unintended humour, melapropism
  13. Unintended symbolic

[2] Estetika Mesin sebagai Stilistika Late-Moderen

Menulis pada tahun 1923, modernis Swiss-Prancis, Le Corbusier memecah gaya arsitekturnya menjadi elemen desain yang berbeda, sebuah prototipe yang dia harap akan menginspirasi “mesin untuk kehidupan” di seluruh dunia. Lima poinmenandai evolusi dari prototipe Dom-ino House Le Corbusier, meskipun ia berbagi pertimbangan struktural utama — terutama, penggunaan kolom penahan beban yang akan membebaskan konfigurasi interior dan kulit sebuah rumah.

5 Poin Le Corbuzier:
1 “Pilotis” (kolom) digunakan untuk mengangkat bangunan dan menciptakan ruang terbuka
2 Free-formed desain interior, dimungkinkan oleh kolom struktural
3 Free-formed desain fasad, dibebaskan dari fungsi penahan beban
4 jendela horizontal untuk memberikan cahaya matahari yang merata di seluruh ruang
5 Taman atap di atap datar untuk melindungi beton dan menciptakan ruang

Studi Kasus : California Academy of Sciences

Dirancang oleh arsitek yang sama dengan Pompidou yang merupakan salah satu contoh terkenal dari Purna Modern pada masanya, Renzo Piano kembali membawa semangat Purna-Modern tersebut pada California Academy of Science di tahun 2008.

Interior California Academy of Technology (sumber gambar: archdaily)

Estetika Mesin dapat dibaca dengan jelas melalui bahasa arsitektur yang terlihat baik dari fasad maupun interior. Lima poin Le Corbuzier juga nampak. Bagaimana kolom-kolom menjulang tinggi menyangga atap mebuat manusia didalamnya merasa kecil dan menciptakan ruang yang luas menyesuaikan fungsi program didalamnya.

Free-formed struktur yang terekspos dari dalam. Bukaan-bukaan horizontal berupa jendela-jendela tabung yang memberikan jalan untuk cahaya masuk dan mengisi ruang. Serta, adanya rooftop hijau yang melindungi beton dan menambah ruang lebih sesuai dengan poin dari Le Corbuzier.

gambar potongan (kiri) dan exterior luar (kanan). (sumber gambar: archdaily)

Bentuk bangunan sangat efisien dan fungsional dimana bentuk dasar bangunan sraightforward kotak raksasa yang luas, lalu dipaksa bertemu kubah-kubah taman ditengahnya, sehingga bentuk atap mengikuti percampuran keduanya. Kotak dan kubah merupakan bentuk yang abstrak dalam artian tidak organik dan jarang di temukan di alam, yang merupakan bahasa arsitektur yang terbawa dari stilistika moderen.

hasil rancang pun merupakan konsekuensi terhadap konteks sekitar, baik lingkungan, kultur, program yang hendak dibawa. Sehingga fungsi itu terlihat jelas pada bangunan, struktur dan utilitas terekspos menjadi ornamen yang jujur pada bangunan. Bisa dibilang tidak ada yang ditutup-tutupi dari bangunan ini baik secara visual maupun makna atau tujuan dari bangunan itu sendiri. Ya! sangat eksplisit!

Kesimpulan

Late-Modern adalah usaha exagerasi dari arsitektur moderen yang terkadang hasilnya sangat berbeda. Exagerasi ini didukung oleh teknologi baru dan juga kultur dalam beberapa kasus. Purna-modern panas-panasnya memarak di sekitar tahun 60-an namun masih bisa kita jumpai pada beberapa bangunan diatas tahun 2000an dengan teknologi dan kultur yang baru.

Apakah semangat Late-Modern masih hidup? Batas antara apakah arsitektur ini masuk kedalam purna moderen atau tidak memang terkadang samar dan kita hanya bisa membaca dari bahasa arsitektur purna moderen yang muncul cukup kuat atau tidak. Nyatanya sampai saat ini Stilistika dari Arsitektur purna Moderen masih banyak ditemukan pada bangunan-bangunan dua dekade terakhir terlepas dari kesadaran atau intensi sang arsitek. Jadi bisa kami simpulkan arsitektur Late modern belum mati.

Sanaura Rafif Elantares , Herdian Indra Iswara, Irsad Imtinan

Daftar Pustaka:

Jencks, Charles A (1980) Late-Modern Architecture and Other Essays. 1st ed. Rizzoli International Publication Inc. Great Britain.

Jencks, Charles A (1990) New Moderns From Late to Neo Modernism . Academy Group Ltd

--

--