Intip Ragam Serangan Siber dalam Perang Rusia — Ukraina

Azifa Unaisi
kodingworks
Published in
2 min readAug 5, 2022
Photo by Markus Spiske on Unsplash

Perang yang terjadi antara Rusia dan Ukraina tidak semata-mata perang senjata fisik saja, lho. Ternyata dalam perang yang terjadi antara kedua tersebut, terdapat serangan siber yang tidak kalah bahaya.

Sehingga, perang ini sering disebut dengan perang hibrida, yakni perang yang menggabungkan strategi perang tradisional dan modern. Perang tradisional dicerminkan degan penghancuran infrastruktur, bangunan, dan memakan beberapa korban jiwa. Sedangkan perang modern lebih menekankan pada serangan siber, seperti hacker dan menyebarkan disinformasi.

Serangan siber yang ditemui dalam perang tersebut antara lain DDOS atau Distributed Denial of Service. DDoS merupakan salah satu serangan yang paling populer di kalangan hacker. Strategi yang diterapkan dalam DDoS yakni dengan membanjiri lalu lintas jaringan internet pada server, sistem atau jaringan hingga server tidak bisa lagi menampung koneksi dari user lain. Sehingga, server mengalami overload dan tidak bisa diakses.

Satu hari sebelum hari invasi Rusia pada Kamis, 24 Februari 2022, DDoS menyerang situs-situs lembaga pemerintah Ukraina, termasuk gedung parlemen dan Kementerian Luar Negeri. Sehingga, situs-situr resmi milik Pemerintah Ukraina tidak bisa diakses oleh seluruh orang.

Selain itu, di ratusan komputer milik Pemerintah Ukraina juga ditemukan Malware bernama HermeticWiper yang berfungsi sebagai penghapus data. Malware sendiri merupakan sebuah software yang bertujuan untuk merusak komputer, jaringan, atau server tanpa sepengetahuan pemiliknya.

Penyebaran disinformasi atau hoaks juga turut mewarnai perang kedua negara tersebut. Salah satunya yakni berita yang mengabarkan bahwa seluruh ATM di Ukraina akan berada di luar jaringan sehingga tidak berfungsi. Pesan tersebut menyebabkan keresahan masyarakat hingga terjadi kepanikan dimana semua orang berbondong-bondong mengambil uang cash.

Kekacauan siber tersebut berpotensi untuk meningkatkan kejahatan siber yang mengatasnamakan kedua negara tersebut. Selain itu, juga membuka jalan bagi para hacker di dunia untuk meretas data dan menyalahgunakannya demi kepentingan pribadi.

Belajar dari kasus serangan siber dalam perang Rusia — Ukraina, tentu siber bukan suatu hal yang bisa disepelekan. Ditambah lagi dengan pengaruh internet yang masif dalam kehidupan masyarakat di era society 5.0 ini.

Kalau menurutmu, apa yang perlu kita siapkan untuk mengantisipasi serangan seperti itu?

Sumber:

Beritasampit.co.id, dw.com, niagahoster.co.id

--

--