Belajar dari Perbedaan Pengalaman Kerja di Game Studio Besar dan Kecil

Bagaimana rasanya kerja di studio besar dan kecil?

Fadhil Noer Afif
Kolektif Gamedev
4 min readApr 6, 2023

--

Industri game di Indonesia ini sudah bisa menawarkan berbagai peluang karir yang menarik. Studio di Indonesia sudah bisa mengeluarkan produk yang sukses dan diakui secara internasional, dan mulai banyak studio — studio bermunculan, dengan ukuran dari yang masih merintis, sampai yang berukuran besar seperti Agate, Stairway Games, dan lainnya.

Ada hal yang menarik saat saya berbincang dengan mahasiswa atau fresh graduate. Saya seringkali mendengar sebuah pertanyaan, sebenarnya baiknya kerja di studio yang besar atau kecil sih? Saya sendiri pernah bekerja di studio dengan total karyawan 70 orang lebih, dan sekarang bekerja di studio yang isinya baru 3 orang 😀.

Touchten Games circa 2017.

Nah, di post kali ini saya akan coba memaparkan perbedaan pengalaman bekerja di studio yang besar dan kecil, sehingga kita bisa lebih paham mana yang lebih cocok untuk pilihan karir kita.

Studio Besar

Game studio besar biasanya memiliki proyek yang beragam dan ambisius. Studio ini memiliki banyak sumber daya, termasuk tim yang terdiri dari ahli di bidang mereka masing-masing. Di studio besar, kita akan menemukan orang — orang hebat yang menjadi expert di bidang tertentu, misalnya programming, art, bisnis, dsb. Studio besar juga umumnya sudah memiliki internal support team seperti HR dan Finance.

Salah satu keuntungan bekerja di studio besar adalah mendapatkan pengetahuan yang sangat dalam tentang suatu bidang ilmu. Biasanya, kita akan ditempatkan di satu role, dan akan diminta untuk berkontribusi di role tersebut secara maksimal. Misalnya, role utama saya dulu di Touchten Games adalah programmer. Dan karena itu, tugas utama saya adalah menjadi expert di game programming dan terus mendeliver implementasi kode dengan sangat baik. Ini menjadikan peluang kita untuk menjadi expert di satu bidang menjadi terbuka lebar.

Selain itu, tim besar juga berarti lebih banyak peluang untuk berinteraksi dengan berbagai macam profesional, dari game designer hingga artist. Kita bisa mendapatkan peluang untuk berinteraksi dengan expert lainnya dan kesempatan untuk saling bekerjasama membuat satu produk yang berkualitas. Selain itu, kita bisa punya peluang untuk mendapatkan mentoring dari banyak expert di internal studio tersebut.

Dalam studio besar, tugas yang diberikan biasanya lebih kompleks dan memerlukan waktu yang lebih lama untuk diselesaikan. Hal ini menuntut karyawan untuk bekerja secara teratur dan konsisten, serta beradaptasi dengan cara kerja yang telah ditetapkan oleh perusahaan.

Meskipun begitu, studio besar juga memberikan jenjang karir yang jelas dan terdefinisi dengan baik. Karyawan memiliki kesempatan untuk naik pangkat dan bekerja pada proyek yang lebih besar, yang dapat membuka peluang karir baru. Saya sendiri akhirnya bertransisi menjadi technical lead, kemudian menjadi product manager setelah beberapa tahun bekerja di studio besar.

Studio Kecil

Di sisi lain, bekerja di game studio kecil bakalan memberikan pengalaman yang berbeda. Karyawan di studio kecil harus mampu melakukan banyak hal sekaligus, karena tim biasanya lebih kecil dan tugas harus dikerjakan oleh semua orang. Ini memberikan kesempatan untuk belajar banyak tentang berbagai disiplin ilmu, dari coding hingga game design. Kita akan lebih sering terekspose secara first-hand dengan role — role tersebut. Jadi, jika kamu adalah seseorang yang gemar eksplorasi di role yang berbeda — beda, bisa jadi studio kecil akan cocok untukmu.

Menurut saya, salah satu keuntungan terbesar bekerja di studio kecil adalah kesempatan untuk mencoba berbagai hal baru dan belajar dengan cepat. Dalam studio kecil, tidak banyak hierarki atau birokrasi yang terlalu kuat yang mencegah kita untuk melakukan eksperimen baik di dalam produk, maupun di level perusahaan.

Ketika saya bergabung dengan Joyseed Gametribe sebagai CTO, saya tidak hanya melakukan role teknikal, tapi saya juga bisa langsung bereksperimen di berbagai aspek di studio, seperti project management, hiring, culture, dan juga berbagai hal di produk yang kami buat. Saya sendiri pernah share tentang pengalaman membangun Scrum di Joyseed di blog post berikut.

Selain itu, bekerja di studio kecil sering kali memiliki visi yang lebih kreatif dan ngasih banyak kesempatan untuk terlibat dalam arah studio ke depannya. Kalau kamu masuk ke studio kecil, artinya apapun yang kamu lakukan akan langsung ber-impact ke arah studio secara keseluruhan. Kontribusi kamu akan langsung terasa saat itu juga.

Terakhir, di studio kecil, bisa jadi kondisi perusahaan cenderung belum stabil dan dapat berubah secara tiba-tiba. Artinya, jika kita berada disini, kita harus siap dengan perubahan arah perusahaan atau pivot yang drastis. Bagi sebagian orang mungkin ini bikin khawatir ya, tapi di balik itu semua, muncul sebuah learning opportunity: gimana caranya kita menavigasi sebuah ketidakpastian dalam membuat produk yang harus laku di pasaran. Kalau akhirnya kita bisa melewati ketidakpastian itu, knowledge yang diakumulasi itu besar banget, dan kita bisa level-up jauh lebih cepat jika dibandingkan dengan kalau kita berada di kondisi perusahaan yang cenderung comfort zone.

Nah, itulah perbedaan bekerja di studio besar dan kecil ya. Jadi, mendingan yang mana? Menurut saya sih, itu kembali ke preferensi masing — masing ya. Jika kamu lebih suka jadi expert dan bekerja baik dalam kestabilan, mungkin studio besar cocok untukmu. Tapi kalau kamu pengen belajar banyak hal yang berbeda dan ingin langsung merasakan impact di level perusahaan, bisa jadi studio kecil akan bisa ngasih experience itu buatmu.

Semoga ini membantu pilihanmu ya!

--

--

Fadhil Noer Afif
Kolektif Gamedev

Half-nerd, half-geek. Director at Reima Project, a game development studio.