Game Pitching Through Rhetorics

Ali Jaya Meilio Lie
Kolektif Gamedev
Published in
6 min readJul 13, 2023
Photo by Austin Distel on Unsplash

Di artikel ini saya akan membahas Game Pitching, tapi dari sudut pandang yang agak berbeda. Yang biasanya artikel tentang Game Pitching lebih membahas Do's and Don't dalam Game Pitching, tetapi sekarang saya akan membahasnya dari sudut pandang Retorika.

Perkenalkan, nama saya Ali Jaya Meilio, saya sempat kuliah di Seni Pertunjukan, dan tertarik dengan filosofi, sehingga Retorika adalah sesuatu yang pernah saya pelajari dan terapkan. Sekarang saya mengerjakan game The Chef's Shift, yang beberapa kali mendapatkan penghargaan sebagai The Best Pitch.

Apa Itu Retorika?

Retorika itu adalah seni persuasi yang sudah ada sejak lama, dicetus oleh Aristoteles. Tujuannya adalah untuk mempersuasi pendengar. Walaupun seni ini jarang dipelajari secara formal oleh kebanyakan orang, tetapi sebenarnya secara tidak sadar dalam sehari — hari tentu kita sering berjumpa dengan seni ini.

Jika anda sering mendapatkan iklan, membaca artikel, atau mendengarkan podcast, itu adalah jenis persuasi yang kalian dapatkan. Atau jika anda menulis opini di social media, meminta sesuatu dari orang tua kalian, itu adalah anda yang sedang melakukan persuasi.

Jadi Untuk Apa Mengerti Retorika?

Jika kita sudah menggunakannya dalam sehari — hari, artinya setiap orang sudah mengerti Retorika, untuk apa mempelajarinya lagi?

Menggunakan itu agak berbeda dari mengerti tentang sesuatu itu bekerja. Terkadang kita mengerti dalam alam bawah sadar tetapi tidak sadar apa yang sebenarnya terjadi.

Dengan mempelajari Retorika, orang akan dapat secara sadar menyusun argumennya saat ingin mempersuasi seseorang. Dan dapat sadar saat sedang dipersuasi oleh orang lain.

Hubungannya dengan Game Pitching apa?

Pada dasarnya Game Pitching adalah aktivitas dimana kita mempersuasi calon publisher atau investor memberikan dana untuk game kita.

Untuk itu kita harus mengerti bagaimana cara — cara yang efektif untuk mempersuasi calon publisher atau investor kita.

3 Appeals dalam Retorika

Appeals adalah sesuatu yang "ngena" buat pendengar. Karena untuk seseorang terpersuasi, mereka menginginkan sesuatu dari persuasi tersebut.

Ada yang membeli suatu produk karena murah, ada juga yang membeli suatu produk karena brandnya, ada juga yang membeli karena cause yang didukungnya.

3 Appeals yang dicetus Aristoteles adalah:

  • Logos: appeal to reason
  • Pathos: appeal to emotion
  • Ethos: appeal to authority

Logos

Photo by JESHOOTS.COM on Unsplash

Ini adalah elemen dimana "reason" adalah kunci, biasanya menggunakan data, fakta, sebab akibat.

Misalnya harga lebih murah adalah alasan yang masuk akal untuk membeli produk ini. Atau produk ini sudah diuji dalam lab dapat membunuh 99% kuman.

Logos itu menjawab kebutuhan pendengar dari pertanyaan “Kenapa”.

Dalam Game Pitching, contohnya adalah menggunakan data kompetitor untuk melihat besar demand dari game yang sejenis. Publisher ingin diyakinkan dengan data.

Contoh — contoh yang bisa dilakukan dalam Game Pitching dalam aspek Logos:

  • Data penjualan game yang sudah dibuat sebelumnya
  • Data penjualan game yang serupa yang ada di pasaran
  • Bagaimana anda menentukan harga game anda dan kenapa
  • Jelaskan alasan kenapa Genre ini laku

Tapi Logos itu biasanya ngebuat argumen jadi agak kering, karena itu jangan lupa dua elemen lainnya yaitu Pathos dan Ethos.

Pathos

Photo by Michael Sum on Unsplash

Pathos adalah elemen dimana "emotion" yang menjadi peran penting.

Emosi yang bisa dihasilkan bisa sangat beragam, dari rasa senang, sedih, takut, marah, jijik, nostalgia dan sebagainya.

Ada iklan yang menakut — nakuti kalau Senin harga naik, jadi beli sekarang juga. Atau infomercial jadul yang menunjukan seberapa sengsara anda jika tidak memiliki produk tertentu.

Tentu ini agak susah dipakai dalam Game Pitching, karena menakut — nakuti publisher jika dana yang diminta akan berubah Senin depan serasa tidak begitu efektif.

Dalam Pathos, emosi itu tidak disampaikan dalam konten saja, tetapi juga dalam penyampaian. Itulah alasan kenapa banyak TED-Talk yang menyampaikan lelucon di sela — sela bahasannya. Tertawa merupakan salah satu emosi juga. Membuat presentasi menjadi tidak membosankan itu sebuah emosi yang ingin dirasakan juga.

Sering anda mendengarkan suatu pidato yang dimana pembicaranya tiba — tiba menceritakan anekdot cerita masa lalunya. Ini adalah Pathos yang sedang bekerja. Dengan menceritakan masa lalunya, pendengar akan semakin berempati dengan apa yang ingin disampaikan.

Ada tiga hal yang bisa ditekankan dalam Pathos ini:

  • Appeal ke cara penyampaiannya: dengan cara melucu, tidak membosankan
  • Appeal ke studionya: dengan menunjukan visi, misi dan cerita anda sebagai developer
  • Appeal ke gamenya: dengan menunjukan gamenya fun, dan emotionally appealing (jadi pengen nyoba)

Berikut adalah contoh — contoh yang bisa dilakukan di Game Pitching yang menggunakan aspek Pathos:

  • Membuat presentasi yang tidak membosankan, dengan memperhatikan desain grafisnya.
  • Ceritakan perjalanan studio anda menjadi suatu tim
  • Ceritakan perjalanan game ini dari awal sampai di titik ini
  • Jelaskan kenapa game ini penting untuk anda
  • Tunjukan video demo
  • Ceritakan fantasy gamenya
  • Masukan foto kucing / memes

Ethos

Photo by Sumudu Mohottige on Unsplash

Dalam Ethos, pendengar ingin yakin kalau pembicara adalah orang yang “credible”. Sehingga “authority” adalah kunci.

Dalam iklan produk, biasanya brand nya sendiri itu adalah kredibilitas produk tersebut. Alasan orang membeli IPhone bukan dari segi speknya (logos), tetapi dari kepercayaan terhadap brand tersebut (ethos), dan juga jadi merasa kalangan elit (pathos).

Orang beli Aqua dibanding merek Indomaret yang lebih murah karena brand Aqua sudah terjamin. Mereka yakin yang dijual adalah air mineral, tidak air campuran ntah dari mana.

Jika anda sering mendengarkan orang MLM lagi pitching produknya ke anda, anda juga sering mendengar “name dropping”. Biasanya menyebut salah satu customernya yang artis atau orang terkenal. Ini buat meyakinkan anda “kalau artis aja pake, artinya ini terpercaya”.

Brand ambassador pun bekerja seperti itu, untuk menaikan ethos produk tersebut. Legitimasi produk itu jadi naik karena brand ambassadornya terkenal atau punya “authority”.

Influencer marketing pun bekerja seperti ini, mungkin customer tidak akan mendengar suatu brand A, tetapi jika influencer B yang di dengar customer itu menyampaikan brand A, barulah customer itu mendengar.

Dalam Game Pitching, publisher atau investor itu ingin yakin kalau kita itu credible. Jika studio kalian memang sudah terkenal, harusnya ini sudah tidak menjadi masalah, karena nama studio kalian sudah menjadi leverage.

Tetapi kalau tidak, barulah harus dipikirkan lebih bagaimana anda bisa menaikan credibility anda di mata publisher dan investor.

Beberapa caranya adalah:

  • Sampaikan pernah buat produk apa saja
  • Sampaikan pernah menang apa saja
  • Sampaikan anggota tim pernah kerja dimana saja, dan kenapa mereka itu jago
  • Tunjukan art yang keren atau demo yang keren, supaya mereka yakin kalau kita mampu
  • Tunjukan pengetahuan kita terhadap genre atau market game kita, karena bisa jadi publisher tersebut tidak familiar dengan market game kita

Basically untuk Ethos adalah flexing terselubung.

Penutup

Terkadang dalam pitching, kita terlalu fokus untuk satu hal diantara ketiga hal ini logos, pathos, dan ethos.

Dan biasanya terlalu sering menekankan di logos saja, tetapi dua hal lainnya terlupakan, sehingga menciptakan sebuah pitching yang terlalu kering dan membosankan.

Pitching itu tidak hanya perlu ditekankan dalam hal konten saja, tetapi bagaimana cara menyampaikannya. Bagaimana dinamika sosial yang terjadi saat pitching tersebut. Bagaimana membuat diri kita yang bukan siapa — siapa menjadi kredibel, dan bagaimana pitch tersebut tidak membosankan.

Mengetahui ketiga hal ini tidak serta merta membuat anda langsung menjadi jago pitching, tetapi tujuannya adalah membuat anda sadar kalau dalam suatu komunikasi, 3 hal ini berperan. Jadi saat anda akan pitching atau dipitching-in sesuatu, coba anda analisa logosnya yang mana, pathosnya yang mana, ethosnya yang mana.

--

--

Ali Jaya Meilio Lie
Kolektif Gamedev

Hello, I'm a Jack of All Trades. I like fabrication, in digital or physical realms.