5 Alasan Mengapa Generasi Millenials Perlu Berkomunitas

Ada banyak manfaat dan peluang yang bisa didapatkan

Bagus Ramadhan
Komunitas Blogger M
5 min readMar 9, 2019

--

Photo by Kimson Doan on Unsplash

Generasi muda saat ini yang dikenal sebagai millenials ataupun generasi z memiliki stereotipe sebagai generasi yang tidak senang berinteraksi secara fisik. Mereka dianggap sebagai generasi yang lebih senang berinteraksi sosial secara tidak langsung yakni melalui sosial media ataupun aplikasi pengirim pesan elektronik.

Padahal, sebagai sebuah bagian dari masyarakat, menurut saya generasi millenials tetap membutuhkan metode lawas untuk mengembangkan potensinya. Potensi-potensi yang akan mereka butuhkan ketika mereka memasuki dunia kerja dan profesional. Metode lawas itu adalah berkomunitas.

Manusia dikenal sebagai makhluk yang berperilaku sosial. Kita hidup dalam sebuah komunitas yang kolektif yang memiliki identitas dan simbol. Atas dasar kesamaan dan keserupaan, kita akhirnya berinteraksi dan berkumpul dalam sebuah kelompok.

Disadari atau tidak, di era digital seperti saat ini, perilaku ini tetap terjadi. Tidak peduli apakah manusia itu dari generasi yang mana. Kita tetap membutuhkan interaksi sosial.

Perbedaannya memang terletak pada bentuk dan caranya. Lewat bantuan teknologi, interaksi sosial tersebut berubah. Dari yang dahulu lebih banyak dilakukan di dunia nyata kini banyak dilakukan di dunia maya.

Beberapa ahli berpendapat perubahan media dari dunia nyata ke dunia maya membuat interaksi sosial menjadi berkurang kualitasnya. Simon Sinek misalnya, dalam bukunya Together is Better ia berpendapat bahwa dunia digital membuat rantai kelompok menjadi lemah karena kurang tersampaikannya kesamaan visi bersama.

Namun terlepas dari kemungkinan tersebut, saya ingin berbagi tentang apa saja manfaat berkomunitas bagi generasi millenials. Baik itu dilakukan di dunia nyata maupun di dunia maya.

Photo by Kaleidico on Unsplash

1. Menjadi Wadah Kolaborasi

Generasi millenials adalah generasi yang begitu mudah untuk mempelajari sesuatu secara mandiri. Kita bisa belajar apapun yang kita suka dan apapun yang mereka bisa temukan di jagad internet. Namun sebagai seorang manusia, generasi millenials harus sadar bahwa kita memiliki kesempatan, kemampuan dan waktu yang terbatas untuk mendalami sebuah kemampuan.

Itu mengapa, kolaborasi menjadi penting untuk para millenials. Tujuannya adalah untuk bisa saling berbagi kemampuan dan bergerak bersama-sama. Ketika bergerak bersama, tentu biaya akan menjadi lebih ringan dan terjangkau. Berkomunitas bisa menghemat isi dompet ya kan?

2. Meningkatkan Interaksi Sosial

Adanya gawai dan teknologi membuat interaksi sosial semakin berkurang. Saya sendiri sangat merasakannya. Tumbuh dewasa sebagai sosok yang lebih banyak menghabiskan waktu di depan laptop membuat saya bisa menghitung jari berapa banyak interaksi sosial tatap muka yang saya lakukan dalam satu minggu.

Bahkan disuatu titik saya merasa aneh ketika berinteraksi cakap-cakap karena rasanya sudah lama sekali saya tidak berbicara. Di sinilah kemudian fungsi komunitas dibutuhkan. Komunitas akan membuat kita terdorong untuk berinteraksi satu sama lain. Mungkin mulanya berawal dari perbincangan via aplikasi pengirim pesan. Tetapi lambat laun ada keinginan untuk bisa bersilaturahim di dunia nyata.

Pertemuan di dunia nyata, kita bisa mulai mengevaluasi aspek-aspek interaksi secara psikologis. Membangun rasa percaya satu sama lain, beradu argumentasi dan berbagi ide.

Memang interaksi di dunia nyata tidak mudah. Apalagi sebagai seorang introvert yang sering kali berlindung dibalik gawai atau malas untuk bertemu orang lain.

Saya sendiri adalah seorang introvert, namun saya harus selalu ingat bahwa selalu ada manfaat dibalik interaksi komunitas. Sehingga saya bisa terus berkembang lewat interaksi sosial.

Photo by Zhu Liang on Unsplash

3. Belajar menjadi lebih seru

Berkomunitas adalah tentang mengembangkan diri dan jejaring. Sehingga belajar adalah tujuan utama dalam sebuah komunitas. Interaksi yang terjadi di komunitas pada umumnya adalah tentang diskusi dan berbagi informasi terbaru.

Dalam sebuah komunitas keahlian misalnya, setiap anggotanya akan berbagi banyak hal tanpa khawatir untuk dinilai macam-macam. Hirakri komunitas yang cenderung horisontal, membuat hubungan antar anggotanya lebih santai dan luwes. Sehingga seorang anggota komunitas akan tidak segan untuk mengambil pengetahuan dan pengalaman dari rekannya yang lebih senior dan berpengalaman.

Selain itu, forum komunitas yang santai membuat setiap orang bisa bereksperimen dan belajar sesuai kemampuannya tanpa tekanan. Ini mengapa menurut saya, komunitas bisa menjadi tempat belajar yang seru.

4. Mengurangi dampak buruk menyendiri

Penelitian menyebutkan bahwa orang yang menyendiri beresiko untuk mengalami gangguan-gangguan kesehatan kronis. Beberapa diantaranya adalah diabetes, serangan jantung ataupun gangguan mental.

Saya pribadi sempat merasakan bagaimana hidup menyendiri telah mengganggu kesehatan mental. Kala itu saya harus menghadapi pikiran-pikiran yang tidak sehat dan berjuang keluar dari rasa putus asa.

Ketika kita berkumpul dengan orang-orang yang memiliki semangat sama, kita akan mampu menghadapi dampak buruk kesendirian. Kita tidak akan merasa berjuang sendirian, karena menyadari ada rekan lain yang siap untuk membantu. Inilah yang saya maksud manfaat dari berkomunitas.

Bagi kamu yang merasa kesepian, mulailah untuk mencari komunitas agar bisa mendapatkan dukungan.

Photo by Agnieszka Boeske on Unsplash

5. Perubahan Bermula dari Perkumpulan

Bagi kamu yang berharap agar ada perubahan kualitas hidup dari berkomunitas, ada baiknya kamu mulai menata kembali niat dan tujuan. Komunitas memang mampu memperluas jejaring dan wawasan, tetapi perubahan tetap harus berasal dari dalam diri. Komunitas hanya menjadi sebuah jembatan yang menghubungkan diri kita dengan dunia luar.

Komunitas akan menjadi sebuah lintasan besar yang bisa melejitkan kita, atau bahkan sebaliknya malah membuat kita tenggelam. Karena kita akan masuk ke dalam lingkaran orang-orang yang lebih berwawasan dan berpengalaman.

Tetapi jangan khawatir, komunitas pada umumnya adalah tentang kebersamaan. Selama kita bersama-sama mau berkembang dan bertumbuh dalam sebauh komunitas. Saya yakin teman-teman akan bisa berubah menjadi sosok yang lebih baik.

Bagaimana? Masih ragu untuk berkomunitas? Ini adalah saat terbaik bagi kita generasi millenials untuk bisa berkumpul dan berkontribusi bersama. Lewat komunitas, kita bisa meraih banyak hal bersama.

Jika ingin berdiskusi ataupun berbincang lebih jauh tentang komunitas. Kamu bisa merespon di kolom respon di bawah ini. Atau bisa menghubungi saya melalui instagram.

Bonus

Nah, untuk yang ingin mulai berkomunitas, saya akan memberikan beberapa referensi komunitas yang bisa kamu ikuti. Ini dia beberapa komunitas-komunitas yang ada di Medium

1. Insight Design

Sebuah komunitas desainer UI dan UX, banyak membahas tentang prinsip-prinsip desain di era aplikasi. Tidak hanya terbatas untuk para desainer tetapi juga untuk para penulis UI/UX karena desain dan penulis dibutuhkan untuk bidang ini.

2. Kolektif Agora

Merupakan komunitas tata kota dari Yogyakarta. Banyak membahas tentang isu-isu urban.

3. Komunitas Blogger Medium

Komunitas yang saya kelola bersama teman-teman di Medium. Tujuannya untuk mewadahi para penulis Indonesia agar mengenal Medium dan bisa mendistribusikan kontennya dengan lebih baik.

4. Zalora

Komunitas fesyen dari brand terkemuka. Komunitas ini banyak membahas tentang gaya hidup dan tren fesyen terkini.

5. Omah Aksara

Medium tidak melulu tentang non-fiksi, banyak pula tulisan-tulisan fiksi yang terkumpul di Medium. Omah aksara menjadi salah satu komunitas yang mewadahi karya-karya fiksi di Medium.

--

--

Bagus Ramadhan
Komunitas Blogger M

Produsen konten berpengalaman 8+ tahun. Telah memimpin projek konten untuk 5+ Brand teknologi & menghasilkan 1 juta lebih traffic. Hubungi bagusdr@teknoia.com.