Anak Muda, Milikmulah Masa Depan Bangsa!

Salwa Nurmedina Prasanti
Komunitas Blogger M
3 min readOct 12, 2023
Photo by Syahrul Alamsyah Wahid on Unsplash

Seberapa besar pengaruh pemuda bagi bangsa?

Sebenarnya pertanyaan ini tak perlu lagi dilontarkan sebab telah dijawab oleh presiden pertama Indonesia, Ir. Soekarno.

“Beri aku 1000 orang tua, niscaya akan kucabut Semeru dari akarnya. Beri aku 10 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia.”

Kalimat di atas bukan omong kosong belaka meski menggunakan majas yang berlebihan. Namun, memang dibenarkan bahwa pemuda memiliki pengaruh yang sangat besar bagi bangsa. Sudah banyak peristiwa yang ada karena tekad anak-anak muda yang membara.

Siapa yang tidak mengetahui Peristiwa Rengasdengklok?

Setiap telinga dari para kaum terpelajar pasti tidak asing dengan peristiwa ini. Peristiwa tersebut merupakan penculikan Soekarno dan Mohammad Hatta pada tanggal 16 Agustus 1945 di Rengasdengklok, Karawang, Jawa Barat oleh golongan muda. Tujuannya adalah untuk mendesak Soekarno-Hatta agar segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Golongan muda membawa mereka jauh dari Batavia agar terhindar dari pengaruh Jepang yang katanya akan memberi kemerdekaan.

Pada awalnya, Soekarno-Hatta menolak desakan tersebut sebab tak ingin adanya pertumpahan darah. Sementara para pemuda menginginkan kemerdekaan hasil perjuangan, bukan pemberian. Akhirnya, Soekarno-Hattta dan pejuang kemerdekaan lainnya bersepakat akan memproklamasikan kemerdekaan esok hari sebab Indonesia dalam keadaan vacuum of power setelah terdengar kabar kekalahan Jepang dari Sekutu.

Jika bukan karena golongan muda yang mendesak Soekarno-Hatta, mungkin kemerdekaan yang kita rasakan sekarang merupakan pemberian dari Jepang. Kita tidak akan bangga dengan kemerdekaan tersebut karena bukan hasil perjuangan.

Mau contoh yang lain?

Ingatkah kalian pada masa orde baru Presiden Soeharto? Presiden terlama menjabat, yakni selama 31 tahun 2 bulan 9 hari. Gaya pemerintahan beliau yang otoriter kerap mengundang pertentangan rakyat. Puncaknya adalah Tragedi Trisakti yang menyebabkan kerusuhan di tahun 1998 yang juga menjadi tahun terakhir beliau sebagai orang nomor 1 di Indonesia.

“Piye kabare? Isih penak jamanku to?”

Krisis moneter terjadi di tahun 1998. Kala itu, nilai rupiah terhadap dolar AS anjlok dari rata-rata Rp 2.450 per dolar menjadi Rp 13.513 per dolar. Ditambah dengan situasi politik yang makin tidak stabil.

Soeharto yang sudah tak dipercaya oleh rakyat malah terpilih lagi untuk menjadi presiden. Utang negara menggunung dan merupakan jangka pendek, artinya mengharuskan untuk dibayar segera.

Ribuan mahasiswa mengadakan demonstrasi menyerbu gedung DPR untuk menuntut reformasi dan pelengseran Soeharto dari jabatannya. Mereka menyuarakan pemikiran mereka. Dari kepala yang berbeda-beda, anak-anak muda menyatukan idelogi dan tujuan untuk memerdekakan Indonesia dari rezim diktator yang kian hari merugikan bangsa.

Akhirnya, bak gayung bersambut, unjuk rasa yang mereka lakukan berhasil. Soeharto mengundurkan diri dari jabatannya sebagai presiden. Sistem pemerintahan yang otoriter pun berakhir.

Dua peristiwa besar di atas hanyalah secuil dibandingkan dengan jasa-jasa generasi muda di eranya masing-masing. Memang dasarnya seorang pemuda atau remaja itu keras kepala dengan ideologinya. Ia merasa paling benar dan enggan disalahkan, begitu pun saya juga kalian. Akan tetapi, rasa idealisme tinggi percuma jika hanya dipendam atau dilampiaskan pada hal tidak berguna.

Tantangan di zaman modern yang kita hadapi ini tidak mudah. Lawan kita bukan penjajah yang mengangkat senjata. Cara kita melawan juga bukan dengan bambu runcing sambil berteriak, “Merdeka!” Oleh karena itu, mari berjuang sesuai zaman kita.

Bagaimana caranya?

  1. Tuntutlah ilmu setinggi yang kamu bisa di mana saja, tapi jangan lupa jati dirimu sebagai bangsa Indonesia.
  2. Gunakan teknologi dengan bijaksana dan jangan sampai terlena.
  3. Jadikan koneksi luas bukan untuk pergaulan bebas, tetapi untuk menjadi pribadi yang cerdas.
  4. Selalu ingatkan sesama untuk menghargai jasa bunga bangsa dan jangan sekali-kali melupakan sejarah (JASMERAH) sebab kita juga pelaku sejarah yang kelak akan dikenang anak cucu kita.

Wahai Generasi Muda, milik kitalah masa depan bangsa!

--

--

Salwa Nurmedina Prasanti
Komunitas Blogger M

IR student of Airlangga University || Politic and international affairs enthusiast