Ancaman Megathrust Indonesia Yang Terjadi Dalam Waktu Dekat

Eka Putra Sedana
Komunitas Blogger M
4 min readAug 25, 2024
Photo by Xiangkun ZHU on Unsplash

Indonesia merupakan negara yang terletak di tengah-tengah pertemuan beberapa lempeng tektonik besar dunia. Lempeng Eurasia, Lempeng Indo-Australia, dan Lempeng Pasifik merupakan 3 lempeng besar dunia yang melingkari Indonesia. Maka dari itu, Indonesia sering disebut sebagai “Cincin Api” dan memiliki tingkat rawan bencana yang tinggi.

Salah satu bencana yang dapat menjadi ancaman terbesar yang mungkin akan dihadapi adalah Gempa Megathrust. Jadi apakah yang dimaksud dengan Megathrust? Seberapa besar dampak yang akan ditimbulkan oleh Megathrust? Apa tindakan yang harus dilakukan untuk menghadapi Gempa Megathrust tersebut? Selengkapnya akan dibahas melalui artikel di bawah ini.

Apa yang Dimaksud dengan Megathrust?

Megathrust berasal dari dua kata yaitu “mega” dan “thrust”. Mega disini memiliki arti besar dan Thrust memiliki arti dorongan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Megathrust merupakan suatu dorongan energi yang besar yang berasal dari pergerakan lempeng tektonik bumi yang bersentuhan menyusup ke lempeng lainnya pada zona yang disebut sebagai zona subduksi.

Dalam hal ini, megathrust terjadi ketika lempeng bergerak saling bersentuhan dimana satu lempeng bergerak ke arah bawah dan satu lempeng lainnya bergerak lurus sejajar.

Keadaan tersebut terus terjadi karena kedua lempeng tersebut bergerak dan membuat lempeng yang bergerak ke arah bawah mengalami kontraksi dan menahan lempeng lainnya.

Ketika kontraksi tersebut sudah mencapai puncaknya akan terjadi “thrust” atau dorongan dari lempeng tersebut dan menciptakan energi getaran yang sangat besar menyebabkan gempa bumi dan diikuti oleh tsunami.

Apakah Megathrust Sudah Pernah Terjadi di Indonesia?

Gempa megathrust sudah pernah terjadi di Indonesia. Tepatnya di Provinsi Aceh pada tahun 2004. Gempa megathrust yang terjadi di Aceh merupakan salah satu gempa bumi dengan kekuatan paling besar yang terjadi dan tercatat di Indonesia. Dengan kekuatan 9.1–9.3 M, berasal dari zona subduksi lepas pantai paling barat Sumatera dan menyebabkan terjadinya tsunami dengan tinggi gelombang diperkirakan mencapai 30 meter.

Gempa yang terjadi pada tahun 2006 juga merupakan gempa megathrust yang terjadi pada zona subduksi pantai selatan pulau Jawa. Gempa yang dirasakan hampir seluruh bagian selatan pulau Jawa berkekuatan M 7.7. Dan pada 2010, gempa megathrust juga terjadi di Mentawai, Sumatera Barat dengan kekuatan mencapai M 7.8 dan disusul tsunami hingga mencapai 16–20 meter.

Dimana Titik Potensi Terjadinya Megathrust di Indonesia?

Saat ini, Indonesia memiliki 16 titik yang berpotensi terjadi gempa megathrust hampir di seluruh wilayah dari Aceh sampai Papua. Titik-titik tersebut hampir seluruhnya berada pada wilayah pesisir selatan Indonesia mulai dari seluruh pesisir selatan pulau Sumatera, Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara.

Adapun titik tersebut antara lain; Megathrust Aceh-Andaman, Megathrust Nias-Simalue, Megathrust Batu, Megathrust Mentawai-Siberut, Megathrust Mentawai-Pagai, Megathrust Enggano, Megathrust Selat Sunda, Megathrust Jawa Barat-Jawa Tengah, Megathrust Jawa Timur, Megathrust Bali, Megathrust Nusa Tenggara Barat, Megathrust Nusa Tenggara Timur, Megathrust Banda Selatan, Megathrust Banda Utara, Megathrust Sulawesi Utara, dan Megathrust Laut Perbatasan Filipina.

Namun, menurut Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melalui Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono, potensi gempa besar yang terjadi di Indonesia, yakni seismic gap Megathrust Mentawai-Siberut dengan kekuatan diperkirakan mencapai M 8.9 dan Megathrust Selat Sunda dengan kekuatan mencapai M 8.7. Seismic gap merupakan kawasan aktif pergerakan lempeng yang tidak mengalami gempa dalam kurun waktu yang panjang.

Dampak yang Ditimbulkan dari Terjadinya Megahthrust di Indonesia

Jika megathrust terjadi di Indonesia, dampak yang ditimbulkan sangatlah besar dan masif. Dengan kekuatan gempa mencapai lebih dari M 8.0, kerusakan bangunan jelas akan terjadi di kawasan yang letaknya dekat dengan pusat gempa. Reruntuhan bangunan, keretakan tanah atau jalan, serta tsunami yang terjadi setelah gempa bumi.

Secara teori memang gempa dengan kekuatan diatas M 8.0 dapat menghasilkan gelombang tsunami yang tingginya dapat mencapai lebih dari 10 meter di sepanjang area pantai dekat dengan pusat gempa yang terjadi.

Untuk daerah yang merupakan sedimentasi dari sungai akan sangat berbahaya jika gempa besar terjadi. Seperti di Palu tahun 2018, bencana likuivasi atau tanah yang awalnya pada menjadi cair sehingga menyedot atau menghisap segala hal apapun di atas permukaan tanah serta akan bergeser dari lokasi atau tempat semula.

Apa yang Harus Dilakukan Ketika Megathrust Terjadi di Indonesia?

Sebagai masyarakat Indonesia, hal yang harus dilakukan adalah selalu waspada dan jangan panik ketika melihat atau mendengar berita mengenai megathrust yang akan terjadi di Indonesia. Pahamilah intruksi keselamatan untuk mitigasi bencana yang telah diberikan oleh pemerintah melalui BMKG atau BPBP.

Ketika gempa terjadi segera pergi ke tempat terbuka dan jika sedang berada di dalam ruangan dan sulit mencari pintu darurat atau tangga darurat, berlindunglah di balik meja agar terhindar dari reruntuhan bangunan. Dan jika tsunami terjadi masyarakat dihimbau untuk menjauhi area pantai atau area yang dekat dengan laut dan pergi menuju area yang lebih tinggi.

Pemerintah juga harus terus melakukan upaya pelatihan dan sosialisasi terkait mitigasi bencana seperti jalur evakuasi dan peringatan sedini mungkin untuk menghindari jatuhnya korban akibat dari megathrust yang terjadi.

Dengan demikian jika sinergi dapat terjalin dengan baik antara masyarakat dan pemerintah, ancaman megathrust yang terjadi di Indonesia tidak akan terdapat korban jiwa yang banyak berjatuhan. Memang benar bahwa bencana alam tidak akan dapat diprediksi kapan terjadi tetapi kita dapat mencegah atau meminimalisir hal-hal yang tidak diinginkan dengan upaya mitigasi bencana tersebut.

--

--