Apakah Integritas Masih Penting?

Firdausa Febi Alfaris
Komunitas Blogger M
3 min readJan 20, 2021

Mungkin kita sudah sering mendengar kata ‘integritas’. Entah itu ada di forum kepemudaan atau di lingkungan pengembangan diri. Tapi mungkin paling sering kita dengar di dunia politik dan yang berhubungan dengan penolakan korupsi. Namun, apakah kita tau apa makna sebenarnya dari sebuah integritas?

Integritas memiliki kemiripan dengan integrasi. Keduanya bermakna memiliki keselarasan dari setiap komponennya. Integritas sendiri memiliki makna ‘utuh’, tidak ada yang melenceng dari keseluruhannya. Semuanya selaras dan utuh. Bagi seseorang, integritas artinya utuh dalam pikiran, ucapan, maupun tindakan. Bagi saya, integritas adalah bentuk kejujuran pada diri sendiri. Jujur atas apa yang kita rasakan, pikirkan, ucapan yang kita utarakan kepada banyak ataupun diri sendiri, serta tindakan yang kita lakukan setelahnya.

Keselarasan ini menjadi hal yang sangat kupegang erat-erat. Seperti empat balon seorang anak setelah ditinggal meletus oleh si balon hijau, hehe.

Tapi, apakah integritas memang sepenting itu?

Mengapa mudah bagi beberapa atau banyak orang untuk berbohong?

Mengapa mudah bagi banyak orang untuk mengingkari janji? Atau, kenapa banyak yang bermuka dua.

Banyak hal yang membenturkan kita dengan idealisme yang kita meiliki dan diajarkan sejak kita kecil. Integritas saat ini hanyalah menjadi slogan belaka. Kita tidak tau ada yang bisa dipecaya lagi atau tidak. Bahkan para pemimpin negeri juga sangat sulit untuk dapat kita percaya. Bahkan sarangnya kata integritas, yaitu KPK, juga mulai diragukan.

Apakah kata integritas akan menjadi sebuah kata dengan makna kosong?

Bagaimana kita bisa menerima pelajaran tentang integritas, saat yang mengisi seminar integritas kita bulan depan sudah menjadi tersangka korupsi?

Tentunya bagi orang-orang yang masih berjuang melawan kerakusan dan nafsu duniawi hal demikian menjadi tantangan yang teramat berat. Tidak mungkin berlian terbentuk dari lingkungan yang serba lunak. Tergoresnya integritas memang karena kelunakan. Saat kita mulai mentolerir sedikit kesalahan, saat lunak terhadap perilaku titip absen, berbohong, ingkar janji, atau hutang yang tidak kunjung dibayar. Bukannya jadi berlian, yang akan terbentuk justru kubangan lumpur bau.

Jika memang orang berintegritas diibaratkan dengan berlian, maka lingkungan juga harus menjadi tempat yang bertekanan tinggi dan panas. Yang tegas terhadap sekecil apapun kekeliruan, setidaknya mau menasihati dan meluruskan kembali. Maka akan terbentu orang yang diinginkan.

Photo by Andrik Langfield on Unsplash

Namun, jika memang keinginan kita untuk hidup di lingkungan yang cair dan penuh toleransi negatif –toleransi atas kesalahan yang buruk –maka marilah kita beramai-ramai membentuk kubangan lumpur bersama.

Sebenarnya penting atau tidaknya integritas adalah pilihan masing-masing pribadi dan tidak ada panduan saklek atas keputusan ini. Kita bebas untuk memilih seperti apa kita ingin terbentuk. Dan yang pasti, tidak akan mungkin kita hidup dilingkungan yang sebegitu homogennya. Kita pasti akan selalu terbentur dan terbentur. Apakah akan terbentuk atau hancur, itu hak pribadi untuk merespon benturannya.

Setidaknya, bagi saya, integritas adalah hal yang sangat penting dan saya berharap untuk akan selalu mendapatkan lingkungan yang akan membentuk diri ini menjadi apa yang diinginkan. Menjaga integritas memang bukan pilihan mudah. Itulah kenapa berlian lebih mahal daripada lumpur. Meskipun keduanya tetap memiliki makna untuk ada di dunia.

Kita semua memiliki peran. Ada yang menjadi polisi, ada yang menjadi maling. Ada yang menjadi baik, ada yang menjadi buruk. Ada yang menjadi berlian, ada yang menjadi lumpur. Ada yang menjadi anugerah, ada yang menjadi cobaan. Kembali lagi, hak kita pribadi untuk memilih menjadi peran apa.

--

--