Bagaimana Rasanya Puasa Media Sosial?

tulisanmemori
Komunitas Blogger M
3 min readMay 29, 2021
Photo by Erik Lucatero on Unsplash

Assalamu’alaikum. Baru-baru ini aku terinspirasi dengan sosok mbak Marissa Anita. Selain sangat piawai membawakan berita, mewawancarai narasumber dan dikenal sebagai pribadi yang smart, tapi keputusannya untuk berhenti sejenak dari gemerlap media sosial yang membuat aku termotivasi untuk mengurangi sedikit demi sedikit aktivitas bermain media sosial.

Dari tontonan YouTube terkait puasa media sosial yang dirilis melalui channel Greatmind, mbak Marissa bercerita bahwa puasa media sosial membuatnya bisa kembali melakukan aktivitas yang sebelumnya terhalang karena kecanduan media sosial, seperti kembali membaca buku, menulis, bermain alat musik dan kembali menjalin komunikasi tanpa adanya distraksi media sosial.

Senada dengan pengalaman mbak Marissa untuk berani puasa media sosial, Aku telah merangkum opini dari beberapa temanku yang sudah membuktikan dahsyatnya puasa media sosial. Mulai dari puasa media sosial selama satu hari dan bahkan dua bulan penuh! Kira-kira bagaimana tanggapan mereka?

Fauziah, Mahasiswi

Mahasiswi asal Ciamis ini pernah melakukan puasa media sosial. Dimulai dari menonaktifkan sampai menyembunyikan aplikasi media sosial miliknya. Fauziah merasakan dirinya lebih leluasa untuk menyayangi diri. “Kalau kebanyakan main medsos perhatian kita malah mikirin orang lain bukan ke kita sendiri wkwk,” kata Fauziah.

Tika, Freelancer

Pengalaman merasa insecure ketika melihat teman-teman media sosialnya jauh lebih keren, membuat tekad Tika semakin bulat untuk berpuasa media sosial demi terhindar dari dampak media sosial yang menurutnya bagaikan racun dunia maya. ”Medsos itu racun banget. Lama-lama akhirnya jadi kebiasaan nggak main medsos,” ujar Tika.

Ben, Content Creator

Menjadi seorang content creator yang setiap harinya bergelut di media sosial, Ben bercerita bahwa ia pernah merasa kecanduan bermain media sosial dan memutuskan untuk rehat sejenak dan mencoba puasa media sosial. “Aku pernah puasa medsos selama 27 hari karena memang sebelumnya itu Aku udah addict banget!,” ucap Ben.

Ejul, Mahasiswa

Senangnya bisa beraktivitas tanpa terdistraksi meda sosial begitu dirasakan oleh Ejul. Pasalnya, beberapa waktu lalu, ia mencoba untuk berpuasa media sosial selama 2 bulan dengan menonaktifkan sementara beberapa aplikasi media sosial favorit miliknya. “Nggak ada cara khusus sih. At least, bisa ngubah pandanganku biar lebih enjoy dan nggak insecure apalagi overthinking,” pungkas Ejul.

Risma, Mahasiswi

Sama seperti kisah pejuang puasa media sosial yang baru melakukan ritual unik tersebut, Risma sempat merasa candu dan sulit melepas saat pertama kali puasa media sosial. Tak patah semangat, mahasiswi semester akhir tersebut akhirnya merasakan dampak baik dari puasa media sosial. “Selama puasa medsos, aku cari media lain atau kegiatan yang bisa ngisi waktu dan senggaknya mengurangi kecanduanku akan medsos,” kata Risma.

Kesimpulan

Mengurangi aktivitas media sosial atau sebagian orang menyebutnya sebagai puasa media sosial menjadi salah satu terapi untuk memelihara kesehatan fisik dan juga mental. Cara yang dilakukan cukup gampang, kamu bisa memilih untuk menonaktfikan sementara aplikasi media sosial atau bahkan menghapus aplikasi media sosial dalam jangka waktu tertentu.

Manfaat baik yang dirasakan cukup beragam, mulai dari membuat pikiran kita menjadi lebih segar, mengurangi terpaan informasi hoax & gossip dan pastinya diri kita terhindar dari sifat membandingkan diri sendiri dengan orang lain seperti insecure atau bahkan gangguan overthinking.

Melakukan puasa media sosial juga bukan perkara kita tidak menginginkan kehadiran meda sosial karena sebenarnya jika digunakan secara bijak, media sosial bisa menjadi sarana berkomunikasi, berpendapat dan bahkan mencari pekerjaan. Jadi, sudah siap puasa media sosial?

Sampai ketemu di lain tulisan. Wassalamu’alaikum.

--

--

tulisanmemori
Komunitas Blogger M

Tulisan ringan yang ditulis berdasarkan pengalaman | Follow/ DM IG: @hakimlukman_99