Beberapa Hal yang Tidak Bisa Kamu Lakukan Jika Lolos SNMPTN

Pengumuman SNMPTN is coming. Hari tersebut diperingati sebagai hari patah hati nasional.

Rezky Yayang Yakhamid
Komunitas Blogger M
4 min readMar 8, 2022

--

Photo by NeONBRAND on Unsplash

Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri atau yang kerap disingkat SNMPTN bukan satu-satunya jalur masuk PTN. Namun begitu, banyak siswa patah hati akibat pengumuman jalur undangan — nama lain SNMPTN yang terdengar bersahabat di kalangan angkatan kolonial.

Bagaimana tidak, pasalnya SNMPTN ini adalah jalur yang paling mudah karena hanya membutuhkan nilai rapor a.k.a hasil belajar selama tiga tahun sekolah. Artinya, siswa yang berkesempatan mendaftar di jalur ini hanya menggunakan nilai yang sudah ada tanpa melakukan tes atau ujian tambahan untuk seleksi masuk PTN.

Alhasil, karena kemudahannya banyak siswa yang mengidam-idamkan masuk PTN melalui jalur ini. Namun apalah daya, namanya seleksi pasti ada yang digugurkan bukan? Selain itu, karena jalur ini terkesan untung-untungan, maka penyelenggara seleksi di tiap-tiap PTN juga menyiasati agar yang diterima melalui jalur ini juga sedikit (tidak lebih dari 50% daya tampung total).

Pendaftaran SNMPTN telah ditutup beberapa hari lalu. Namun, hari-hari paling menakutkan selanjutnya akan tiba, 29 Maret, yakni saat pengumuman SNMPTN. Hari tersebut diperingati sebagai hari patah hati nasional — secara SNMPTN memiliki level nasional. Sebanyak 80% pendaftar SNMPTN gagal lolos pada hari itu.

Reaksinya macam-macam. Sebagian ada yang menangis dan sebagian lainnya ‘pura-pura’ tegar dalam kekalahannya. Beberapa lainnya mengeluarkan kata-kata bijak seolah itu bisa jadi penyembuh laranya. Ada pula yang misuh-misuh seolah jalan keluar akan datang dengan misuh. Berbagai cara dilakukan agar tak lagi gundah gulana.

Siswa seakan tidak belajar dari kesalahan-kesalahan kakak kelasnya dulu yang ‘maha-maha’ dalam memilih program studi dan PTN, ditambah tanpa persiapan belajar untuk SBMPTN — jalur lainnya dengan tes. Melihat kenyataan itu, dari tahun ke tahun SNMPTN selalu sukses mematahkan hati banyak ‘bakal’ calon mahasiswa baru.

Sebenarnya dan seharusnya tidaklah perlu khawatir sangat pada jalur yang selalu dianggap ‘lotre’ ini. Selain karena angka keketatannya yang memang super ketat, hal lain yang harus dilakukan adalah bersyukur karena hal-hal berikut tidak akan bisa kamu lakukan jika kamu lolos di jalur SNMPTN ini.

Pertama, lebih semangat belajar UTBK dan ujian lainnya. Barangkali kelulusan SNMPTN menjadikan calon mahasiswa baru menjadi congkak. Mereka tak ubahnya seperti pengangguran yang sudah terjamin masuk PTN, tak punya kerjaan dan hobinya cuma rebahan dan Netflix-an setiap harinya.

Berbeda tentu dengan yang dinyatakan tidak lolos SNMPTN, apalagi yang sama sekali belum punya kepastian kampusnya akibat ‘leha-leha’ di awal mengira semua akan baik-baik saja. Mereka dengan gigihnya belajar UTBK — semacam ujian seleksi untuk SBMPTN. Ketakutan mereka hanya satu, yakni gap year.

Pada tahap setelah pengumuman SNMPTN ini, para siswa khususnya yang tidak lolos barulah menyadari bahwa sekarang tidak ada lagi jalur yang bisa dibuat rebahan (a.k.a SNMPTN). Jalur yang tersisa sekarang adalah dengan ujian — baik SBMPTN maupun Ujian Mandiri jika menginginkan masuk kampus negeri.

Kedua, dijamin tidak akan mengalami kegabutan (red: kegiatan tidak produktif). Tahukah kamu apa yang dilakukan calon mahasiswa baru ketika berbulan-bulan menunggu ospek mahasiswa baru? Kegiatannya adalah : bermain permainan papan, menyelesaikan puzzle, minum coklat panas, dan bermain tic-tac-toe (loop begin). Mereka hanya berleha-leha saja selama itu.

Mereka yang dinyatakan lolos dengan asyiknya malah rebahan alih-alih belajar mempersiapkan kehidupan perkuliahan yang tragis adanya akan dijalaninya mulai Agustus nanti. Tentu berbeda dengan kegiatan mereka yang dinyatakan belum lolos, kegiatan mereka begitu variatif dari Minggu belajar bahasa Indonesia untuk persiapan UTBK TPS, Senin belajar SKD — salah satu materi tes seleksi CPNS untuk sekolah kedinasan, sampai hari Sabtu belajar TBI — salah satu materi tes seleksi masuk PKN STAN.

Ketiga, lebih rajin berdoa, beribadah, dan bersedekah. Selama belum mendapatkan kepastian kampus, siswa biasanya cenderung lebih mengalami ketakutan — dari mengecewakan orang tua, merasa insecure, sampai kemungkinan gap year. Ketakutan tersebutlah yang membuat seseorang biasanya lebih banyak mendekatkan diri kepada Tuhan.

Kegiatan memperbanyak doa, ibadah, dan sedekah ini sebenarnya tidak saja berlaku pada yang tidak dinyatakan lolos SNMPTN saja. Pun itu berlaku juga pada yang dinyatakan lolos, hanya saja mereka mungkin lebih banyak melakukannya sebelum pengumuman SNMPTN. Siapa tahu mereka lolos adalah yang doa-doanya melangit?

Keempat, bertingkah bijak, saling menasihati, menguatkan diri, sampai misuhi panitia. Tentu saja ini menjadi kebiasaan yang sudah terjadi sejak dulu kala mana kala kegagalan melanda kita semua. Kegiatan ini rutin terjadi di status WA, Facebook, Instastory, hingga menjadikannya thread di Twitter.

Mahasiswa senior mungkin sudah beberapa kali sampai terlihat bosan melihat hal itu. Setiap kali musimnya — saat pengumuman tiba, pastilah lini masa media sosialnya dipenuhi oleh nasihat-nasihat bijak calon adik-adik tingkatnya, sampai misuhi panitia yang tidak transparan dalam menilai — ya kalo transparan kan namanya bukan SNMPTN, bambaaang~

Kelima, dapat menjawab pertanyaan anak kelak. Pepatah mengatakan pengalaman adalah guru terbaik. Tak terkecuali pengalaman gagal SNMPTN yang menciptakan pengalaman baru menghadapi ganasnya soal SBMPTN dan Ujian Mandiri lainnya. Apalagi jika pengalaman itu diceritakan kepada sang anak, mungkin akan menjadi motivasi tersendiri buat si anak kan? Coba saja ketika kita lolos SNMPTN dan anak kita butuh motivasi belajar SBMPTN? Mau dijawab apa?

Pah, bagaimana sih rasanya ikut ujian masuk universitas dulu? Tidak tahu nak, dulu papah langsung lolos SNMPTN~.

--

--