Bioetanol sebagai Bahan Bakar Alternatif

Opini tentang perkembangan bioetanol sebagai energi terbarukan dan ramah lingkungan

Muhammad Rifqi Abdurrahman
Komunitas Blogger M
3 min readSep 23, 2023

--

Photo by Victoria Priessnitz on Unsplash

Sejarahnya manusia sudah mengenal alkohol atau etanol dari proses fermentasi gandum pada bir dan minuman fermentasi lainnya. Nowadays, bahan bakar minyak (BBM) yang semakin mahal. Menurutku perlu alternatif bahan bakar yang terbarukan dan ramah lingkungan.

Apa hubungannya dengan bioetanol?

Gagasan ini sudah dicanangkan sejak lama. Mungkin bukan sebagai pengganti BBM murni, tapi digunakan sebagai campuran BBM. Penelitian Sulistyo et al. 2008, menghasilkan bahwa premium dicampurkan dengan alkohol 10% (E10) memberikan efek terbaik. Emisi motor menjadi lebih baik dibandingkan premium murni dan meningkatkan nilai RON sebesar 91.2 RON. Negara seperti USA dan Brazil juga sudah menetapkan kebijakan BBM E10 dan E25 untuk digunakan kendaraan bermotor.

Grafik Uji Emisi BBM Premium dan Campuran Etanol berbagai Konsentrasi (Sulistyo, et al. 2008)

Masalahnya disini

Timbul masalah dari produksti etanol ini. Timbul kritikan terhadap bahan baku yang digunakan yang juga merupakan bahan pangan pokok. Sehingga akan terjadi pro dan kontra, antara pangan atau energi. Produksinya pun membutuhkan lahan pertanian yang luas dan membutuhkan air yang banyak.

Masalah ini karena produksi etanol skala industri mayoritas menggunakan teknologi pertama / tradisional. Tebu diperas untuk menghasilkan gula, sama halnya jagung, gandum, beras digiling untuk menghasilkan tepung. Kemudian ditambahkan ragi / yeast untuk fermentasi.

Sugar and starch are fermented to produce alcohol

Teknologi Terbaru

Berbeda dari teknologi pertama, teknologi kedua memanfaatkan limbah pertanian dan perkebunan. Seperti ampas tebu, jerami, tandan kosong kelapa sawit dll. Limbah ini dapat menjadi alkohol karena terdapat kandungan lignoselulosa. Komponen dari lignoselulosa adalah selulosa, hemiselulosa, dan lignin. Pembuatan bioetanol dari lignoselulosa memerlukan tahapan proses yang lebih panjang. Pretreatment diperlukan untuk memecah lignin agar selulosa dan hemiselulosa dapat diubah menjadi gula.

Pretreatment dapat dilakukan dengan pemberian jamur pelapuk, pencacahan secara mekanik, steam eksplosif, hidrolisis asam dll. Pretreatment ini tergantung bahan baku yang digunakan. Selanjutnya proses sakarifikasi untuk merubah selulosa menjadi gula yang lebih sederhana. Perlakuan yang diberikan dapat berupa pemberian enzim. Akhirnya gula tersebut dapat difermentasi. Berikut beberapa bahan biomassa yang diteliti mengandung lignoselulosa :

Menarik ya,

biomassa di atas beberapa banyak ditemukan di Indonesia dan juga kandungan tersebut dapat berbeda. Jika ingin menghasilkan etanol yang lebih banyak diperlukan kandungan selulosa yang tinggi.

Selanjutnya teknologi ketiga, yaitu produksi etanol dari bahan baku alga. Teknologi ini cenderung tidak memerlukan lahan yang luas. Bahkan budidaya alga dapat menggunakan air limbah. Prosesnya kurang lebih sama dengan teknologi kedua. Alga perlu pretreatment terlebih dahulu untuk menghasilkan alkohol.

Terakhir

In my humble opinion, penerapan teknologi haruslah perlahan. Tidak perlu terburu-buru. Terutama dalam hal investasi yang memerlukan dana yang besar. Peluncuran BBM dengan bioetanol di Indonesia (yang belum tahu kapan?) sebagai salah satu strategi untuk mendukung kebijakan energi hijau.

Pengembangan skala industri dari pemanfaatan limbah pertanian / biomassa dan alga dalam produksi etanol sangat ditunggu. Agar tidak terjadi konflik dengan kebutuhan pangan. Perlu adanya kolaborasi antar BUMN seperti Pertamina untuk produksi BBM E10 dengan PTPN, RNI, Perhutani bahkan dengan masyarakat sebagai penyedia bahan baku biomassa.

Jangan asal mencampur sendiri alkohol dengan bensin di rumah ya :)

Daftar Pustaka

Tse, T.J.; Wiens, D.J.; Reaney, M.J.T. 2021. Production of Bioethanol — A Review of Factors Affecting Ethanol Yield. Fermentation, 7, 268.

Sadhukhan, J.; Hernandez, E.M.; Allieri, M.A.A.; Aburto, J.; & Honorato S, J.A. 2019. Economic and environmental impact evaluation of various biomass feedstock for bioethanol production and correlations to lignocellulosic composition. Bioresource Technology Reports 7.100230.

Sulistyo, B.; Sentanuhady, J.; Susanto, A. 2008. Pemanfaatan Etanol Sebagai Octane Improver Bahan Bakar Bensin Pada Sistem Bahan Bakar Injeksi Sepeda Motor 4 Langkah 1 Silinder. Seminar Nasional Tahunan Teknik Mesin VII November.

--

--

Muhammad Rifqi Abdurrahman
Komunitas Blogger M
0 Followers

Peniliti hutan Indonesia, at Perum Perhutani #YukSinau