Cerita di Balik 90.000 Kata

(31): Tentang hobi yang menghasilkan

Moch Abdul Aziz
Komunitas Blogger M
5 min readSep 21, 2024

--

Photo by Nastya Dulhiier on Unsplash

Menulis adalah sebuah petualangan yang tidak pernah habis untuk dijalani. Ketika kamu berusaha meluangkan sedikit waktu untuk duduk di depan layar, merangkai kata demi kata, hingga akhirnya tulisan itu menghasilkan sesuatu yang lebih dari sekadar cerita — itulah kepuasan sebagai seorang penulis.

Saya teringat kembali masa-masa awal menulis yang penuh perjuangan, salah satunya ketika saya masih semester 2 di perkuliahan. Pada saat itu, saya dengan tekad tinggi penuh semangat menyelesaikan novel 90.000 kata dalam waktu dua bulan, hanya demi honor sebesar 800.000 rupiah.

Terdengar melelahkan? Memang. Tapi, pengalaman itu sangat berkesan hingga pada akhirnya saya akan menceritakan ini kepada kalian. Semoga ada manfaat dan makna yang didapatkan.

Bayangkan saja, di tengah kesibukan saya kuliah di Program Studi Matematika, saya harus menulis ribuan kata per hari.

Rasanya? Tentu saja capek. Namun, ada kesenangan tersendiri ketika tulisan yang berasal dari hobi bisa menghasilkan uang.

Sebelum itu, saya pernah menjadi tentor Matematika dan Fisika dengan gaji 15.000 hingga 30.000 rupiah per pertemuan, tepatnya berapa saya sudah agak lupa. Ya, per pertemuan itu sekitar 1,5 jam.

Pekerjaan tentor ini memang saya sukai, tapi yang melelahkannya adalah saya harus bolak-balik ke rumah siswa, yang berarti ada biaya transportasi yang lumayan juga untuk disiapkan. Penghasilan tertinggi saya saat itu sekitar 450.000 rupiah per bulan. Sekali lagi, saya lupa tepatnya berapa.

Dari pengalaman tersebut, saya mulai berpikir bahwa ternyata menulis memberikan kepuasan dan penghasilan yang lebih “worth it”. Namun, bukan berarti menjadi tentor tidak “worth it”. Karena semua itu adalah pilihan yang harus saya pertimbangkan, apalagi ada kesibukan lain yang harus diprioritaskan di perkuliahan.

Setelah menerima honor dari menulis di platform karena sudah 90.000 kata dan sesuai target tersebut, saya pun meyakinkan diri untuk lebih serius di dunia kepenulisan.

Saya coba upgrade smartphone yang lebih canggih dengan penyimpanan makin besar, juga kapasitas baterai lebih awet. Ya, uang dari menulis dengan menambahkan tabungan pribadi untuk membeli smartphone baru, pertama kalinya!

Perjalanan Mencari Platform Menulis Lain

Photo by Tomas Yates on Unsplash

Perlahan, saya coba mencari peluang lain dari menulis. Kali ini tidak melanjutkan di platform sebelumnya, karena memang cukup melelahkan jika harus menulis ribuan kata tulisan fiksi setiap hari.

Meski sebelumnya saya pernah mempunyai prinsip ”Kalau tidak menulis, tidak makan.” Prinsip yang sederhana, tetapi sangat memotivasi. Namun, sebagai penulis juga harus mencari peluang lain yang lebih baik, kan?

Hingga pada akhirnya, saya menemukan platform untuk menulis artikel. Ya, itu adalah IDN Times. Berawal dari sini perjalanan saya sebagai penulis non-fiksi dimulai.

Bayangkan saja ketika sebelumnya saya menulis novel fiksi, puisi, hingga kumpulan quotes, tiba-tiba terjun ke dunia kepenulisan non-fiksi. Ini adalah salah satu fase paling menantang. Rasanya seperti keluar dari zona nyaman dan mulai belajar lagi dari nol.

Apakah perjalanan itu terasa sangat lancar dan saya makin banyak penghasilan dari menulis? Oh, tentu saja tidak semudah itu!

Artikel pertama hingga ke-14 benar-benar penuh perjuangan. Ada saat-saat di mana saya hampir menyerah di artikel ke-14 karena tidak ada kabar sama sekali tulisan yang saya kirim diterbitkan editor IDN Times. Namun, saya memilih untuk terus belajar dan berkembang.

Ternyata, semua usaha itu secara bertahap terbayarkan. Ketika artikel ke-15 akhirnya terbit untuk pertama kalinya, ada rasa lega yang luar biasa. Ini belum mendapatkan penghasilan, kan baru satu artikel, haha!

Perjuangan saya terus berlanjut, dan saya terus menulis sambil kuliah online, waktu itu masih pandemi. Sehingga ketika ada waktu luang saya sempatkan menulis.

Ya, di IDN Times ternyata makin menghasilkan dan lebih baik daripada menulis 90.000 kata untuk 800.000 rupiah di platform novel onlines sebelumnya. Namun, setiap proses adalah hal yang harus disyukuri.

Hasil yang bagi mahasiswa seperti saya saat itu membuat makin bersyukur dan semangat menulis. Pernah mendapatkan 1,5 juta selama satu bulan dari menulis di IDN Times. Bahkan, pernah ada event di IDN Times di mana saya menulis artikel sekitar 500 kata lalu mendapatkan 250.000 rupiah.

Menulis di IDN Times juga membuat saya mendapatkan banyak teman baru. Relasi dan rekan kerja sama yang saling support tentunya. Ada lagi, yaitu tawaran untuk bekerja, bahkan salah satunya bekerja di PT Kitalulus Internasional waktu itu saat di semester 5, meskipun dalam sistem kontrak beberapa bulan saja.

Konsisten Dan Tekun adalah Kunci

Photo by Christin Hume on Unsplash

Dari perjalanan ini, saya menyadari bahwa proses untuk konsisten dan menekuninya adalah kunci. Kalau bukan karena memulai pengalaman menulis novel, mungkin saya belum tentu akan sampai di titik ini. Karena setiap tantangan membawa pelajaran baru, dan yang terpenting, kita harus berani memulai.

Menulis memang melelahkan, tapi kalau tidak mulai belajar dan mencoba, kita tidak akan pernah tahu seberapa jauh bisa sampai di titik terbaik itu. Saya sendiri tidak pernah menyangka bisa sampai di titik ini, bahkan tulisannya kamu baca sampai kalimat ini.

— Moch Abdul Aziz

Berawal dari nol, saya kini telah menulis ratusan artikel yang ketika teman-teman mencarinya di Google akan mudah menemukannya. Salah satunya ada 250 artikel di IDN Times.

Saya juga telah membantu teman-teman yang ingin belajar menulis, dan bahkan membuka kelas kepenulisan artikel hingga batch ke-6 dengan lebih dari 120 penulis mengikutinya. Mulai dari Mahasiswa, Guru, bahkan Dosen.

Saya juga sudah menerbitkan beberapa buku, mempertahankan Komunitas Menulis Ufuk Literasi hampir 5 tahun, dan menjadi konten kreator di instagram dengan lebih dari 35 ribu pengikut aktif.

Jika saya bisa, Kamu juga pasti bisa. Yuk, kejar dan perjuangkan impian Kamu sebagai penulis. Semoga cerita dan perjalanan ini dapat menginspirasi.

Kalau kamu mau belajar menulis bersama saya, boleh banget mengikuti kelas artikel yang sudah saya siapkan untuk memudahkan kamu belajar. Jangan lewatkan kesempatan untuk bergabung di kelas ini, karena kuotanya setiap bulan terbatas. Klik di sini untuk informasi selanjutnya. Sampai jumpa di kelas, ya!

Tepukan berkali-kali 👏🏻 dan komentar 💬 dari pembaca merupakan sebuah apresiasi bagi penulis. Keduanya membuat saya merasa berharga dan semangat untuk terus berkarya. Terima kasih! 🙏

Jika kamu ingin belajar menulis dan berprogres bersama, silakan berkunjung ke Instagram saya atau klik di sini untuk info kelasnya, ya!

--

--

Moch Abdul Aziz
Komunitas Blogger M

Aktif sharing konten tips dan motivasi menulis melalui instagram dan tiktok dengan username @abdulaziz.writer