Cukup Satu
Catatan Pengingatku: Less is more when it comes to trading
Semakin banyak trade yang diambil bukan berarti akan semakin banyak profit yang didapat. Barangkali yang terjadi malah sebaliknya.
Rasa-rasanya jargon quality over quantity berlaku dalam dunia trading. Ada yang berpendapat bahwa semakin banyak trade yang diambil semakin bagus, karena memperbesar kemungkinannya untuk profit. Tebar jaring.
Di sisi lain, banyak juga yang berpendapat bahwa apalah artinya banyak trade jika yang diambil bukan high probable set up. Alih-alih mendapatkan profit, yang ada malah berujung dengan consecutive loss dan mengacaukan psikologi seorang trader. Setidaknya pendapat ini yang aku pedomani.
Dalam tulisan ini aku tidak akan fokus untuk menjelaskan secara teknis apa itu high probable set up. Akan aku buat dalam sebuah tulisan tersendiri (entah kapan). Lagi pula high probable set up yang dipedomani oleh masing-masing trader berbeda-beda, sesuai dengan strategi yang digunakan. Tidak bisa digeneralisasi.
Singkatnya, high probable set up adalah setiap peluang yang dianggap memiliki kecenderungan tinggi untuk mendapatkan profit dari sebuah trade menurut strategi yang digunakan masing-masing trader. That’s it.
Mentorku pernah berkata begini,
“I only need one good valid trade that plays out to make a positive month. Jadi secara tidak langsung, dapat bertahap melatih lebih sabar untuk menunggu peluangnya”.
Sampai sekarang, kata-kata itu selalu membekas di kepalaku. Aku juga coba mempraktikannya, mostly gagal.
Aku sering takut kehilangan peluang, yang berujung pada pengambilan trade yang low probable set up. Hasilnya? Sudah tentu hanya loss dan loss yang saya dapatkan. Setelah mengevaluasi ulang trade tersebut, selalu muncul penyesalan.
“Aku sebenarnya tahu bahwa peluang tersebut tidak valid, tetapi kenapa tetap aku ambil?”
“Andaikan aku tidak FOMO, pasti peluang itu tidak aku ambil dan tidak mengalami loss”.
Anehnya kejadian semacam ini tidak hanya terjadi sekali-dua kali. Berkali-kali. Berulang, berulang, dan berulang. Sampai suatu waktu aku pernah mengalami sembilan kali losing trade secara berturut-turut. Benar, berturut-turut. Frustrasi. Hampir menyerah.
Kalau ada yang bilang dalam trading itu yang paling penting adalah teknik menganalisa chart, itu salah. Hal paling susah dalam trading adalah bagaimana mengendalikan psikologi. Bagaimana aku harus bersabar menunggu peluang yang high probable, bagaimana aku tidak serakah dan merasa cukup dengan profit yang didapat.
Tentu sampai sekarang aku masih terus mengasah diriku. Terus melatih kesabaran dan disiplin terhadap trading plan dan trading strategy yang sudah aku pelajari.
Pada akhirnya apa yang dikatakan oleh mentorku di atas adalah benar.
Cukup hanya dengan satu kali trade yang berhasil, aku dapat mengantongi pundi-pundi profit dalam satu bulan.
Sebagai ilustrasi. Katakanlah risk to reward ratio yang kita pakai adalah 1:3 dengan risiko setiap tradenya 1%. Artinya bahwa jika suatu trade itu gagal, kita akan mengalami loss 1% dari total modal. Jika suatu trade berhasil maka kita akan mendapatkan profit 3%.
Aku hanya butuh satu kali trade yang berhasil, untuk mendapatkan 3% sebulan. Atau dengan kata lain 36% setahun. Tentu, dalam sebuah bisnis, profit 36% setahun adalah angka yang besar. Bahkan sangat besar, bagiku.
Pada akhirnya, satu trade yang berhasil dengan perhitungan risiko yang baik dapat menghasilkan profit yang signifikan dalam jangka panjang. Dengan kesabaran dan disiplin dalam menjalankan strategi, aku percaya bahwa dengan konsisten mengambil peluang yang high probable akan lebih baik daripada sekadar banyaknya trade yang diambil.
At the end, less is more when it comes to trading.