Digitalisasi Pertanian Bagi Petani Kecil

Peri
Komunitas Blogger M
4 min readAug 29, 2022

Sektor pertanian seringkali dipandang sebagai sektor yang kurang kekinian. Meskipun begitu, sektor pertanian sebenarnya berperan sebagai sektor penopang ekonomi Indonesia kedua setelah sektor industri. Oleh karenanya, sektor ini perlu beradaptasi dengan teknologi digital sesegera mungkin.

Sebagaimana peran teknologi digital terhadap sektor lain, teknologi digital diharapkan dapat menjadikan seluruh kegiatan terkait sektor pertanian untuk berlangsung dengan lebih efektif dan efisien untuk kemudian berdampak lurus terhadap perekonomian Indonesia dan juga terhadap kesejahteraan para petani.

Dalam digitalisasi pertanian, perusahaan dapat memanfaatkan marketplace untuk memperluas jangkauan pasar dan distribusi produk. Selain itu, terdapat beberapa penerapan teknologi digital lain seperti untuk memonitor lahan, fertigasi daring, dan monitor iklim secara daring.

Dengan teknologi digital ini, petani dapat mengoptimalkan setiap kegiatan pertanian dan memperoleh hasil panen yang berkualitas. Namun, dapat dikatakan bahwa digitalisasi pertanian saat ini hanya dapat dijangkau oleh petani yang sudah cukup besar dan memiliki modal.

Artinya, petani kecil yang kerap kali kesulitan meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan hidupnya tidak dapat mengaplikasikan maupun memanfaatkan teknologi digital. Padahal, teknologi digital membuka potensi bagi pelaku usaha untuk menjadi lebih mandiri.

Petani kecil, yang perlu meningkatkan kesejahteraan hidupnya, masih belum dapat mengaplikasikan dan memanfaatkan teknologi digital untuk menjadi lebih mandiri dan sejahtera.

Bagaimana petani merasakan keuntungan digitalisasi pertanian?

Secara langsung, petani kecil umumnya tidak merasakan keuntungan dari digitalisasi pertanian, mengingat petani tidak memiliki fasilitas perangkat yang memadai.

Selain itu, petani kecil, khususnya petani di pedesaan, mungkin kurang memiliki pengetahuan mendalam terkait teknologi digital. Oleh karenanya, petani perlu menjadi bagian dari usaha yang dilakukan pelaku/petani besar untuk dapat merasakan keuntungan dari digitalisasi pertanian.

Sebagian pelaku/petani besar menjalin hubungan mitra dengan para petani kecil khususnya untuk menopang angka produksi. Dengan peran tersebut, petani berpotensi untuk dapat mengoperasikan teknologi digital yang digunakan untuk kepentingan lapangan atau produksi.

Namun, meskipun sudah bermitra dengan pelaku/petani besar, petani kecil umumnya tidak banyak mengoperasikan teknologi digital, terlebih jika perusahaan yang menaungi mereka masih berskala kecil. Sedangkan pada perusahaan yang sudah berskala sedang dan besar, petani mungkin berpotensi untuk dapat mengoperasikan teknologi digital yang diperuntukkan untuk kegunaan di lapangan. Sedangkan untuk platform digital, petani kecil kurang berpotensi untuk mengoperasikannya, mengingat platform digital lebih diperuntukkan untuk kegiatan di luar produksi.

Melalui bantuan pelaku/petani besar, petani kecil dapat merasakan keuntungan digitalisasi pertanian dengan menjadi mitra.

Bisakah petani kecil menjadi mandiri dengan digitalisasi pertanian?

Dengan teknologi digital, petani dapat menjadi lebih mandiri dengan produksi yang lebih optimal, pemasaran produk yang lebih meluas, serta manajemen yang lebih efektif.

Namun kenyataannya, sulit bagi petani kecil untuk dapat mengimplementasikan digitalisasi pertanian dengan optimal dengan adanya kendala fasilitas yang memerlukan biaya besar.

Selain itu, sebagian petani kecil pun tidak terlalu tertarik untuk mempelajari teknologi digital. Hal ini disebabkan oleh faktor ekonomi yang seringkali menjadi perkara utama bagi sebagian besar petani kecil, menjadikan pendapatan sebagai fokus utama para petani kecil.

Rendahnya ketertarikan dan kesadaran petani terhadap teknologi digital menjadikan digitalisasi pertanian semakin sulit untuk diimplementasikan di kalangan petani kecil.

Pelaku/petani besar yang bermitra dengan petani kecil pun tidak dapat membantu banyak. Pasalnya, beberapa akar permasalahan kurangnya pengetahuan teknologi di kalangan petani yaitu tidak adanya perangkat yang memadai, tidak ada biaya untuk membeli kuota internet, hingga sulitnya akses internet di beberapa pedesaan. Akan membutuhkan biaya besar untuk menyediakan fasilitas tersebut bagi para petani kecil. Edukasi terkait teknologi digital pun akan menjadi sia-sia mengingat petani tidak dapat mengimplementasikannya.

Modal dan pengetahuan menjadi penyebab yang menghambat petani kecil untuk mengadopsi digitalisasi pertanian.

Bagaimana digitalisasi pertanian di masa mendatang?

Menurut data sensus BPS (2018), sebaran petani berdasarkan kelompok usia diungguli oleh kelompok usia 45–54 (28,23%). Sebaliknya, kelompok usia <25 merupakan kelompok usia dengan jumlah paling rendah (0,99%). Berdasarkan data ini, dapat dikatakan bahwa sektor pertanian Indonesia berpotensi akan mengalami kekurangan di masa mendatang.

Berdasarkan data tersebut, pemerintah perlu mensiasati kemungkinan redupnya sektor pertanian di masa mendatang, seperti dengan mengkampanyekan pembangunan digitalisasi pertanian dan mengedukasi masyarakat mengenai digitalisasi pertanian.

Dengan cara ini, pemerintah dapat mengubah cara pandang sebagian masyarakat terhadap sektor pertanian yang dinilai tidak menjanjikan, terutama generasi muda sebagai penentu masa depan Indonesia. Pemerintah juga dapat mendorong generasi muda yang kini lebih tertarik dengan bidang digital untuk turut membangun digitalisasi pertanian Indonesia. Meskipun akan memakan waktu yang lama untuk mengubah perspektif publik, namun upaya ini mungkin merupakan upaya yang menjanjikan.

Dengan melakukan kampanye pembangunan digitalisasi pertanian, pemerintah juga akan meningkatkan partisipasi perusahaan-perusahaan besar untuk turut mendukung pembangunan digitalisasi pertanian, seperti yang sudah dilakukan oleh PT. Telkom Indonesia saat ini dengan menciptakan produk Agree sebagai inovasi digitalisasi pertanian.

Partisipasi perusahaan terhadap pembangunam digitalisasi pertanian berpotensi dapat mengundang publik untuk lebih mengakui pentingnya pembangunan digitalisasi pertanian dan meningkatkan ketertarikan publik terhadap digitalisasi pertanian, termasuk partisipasi generasi muda yang sedang membangun karir dan paham mengenai dunia digital.

Selain itu, edukasi publik mengenai digitalisasi pertanian juga dapat meningkatkan pengetahuan calon SDM sektor pertanian. Meskipun sebagian petani mungkin akan tetap tidak memiliki akses dan fasilitas untuk mengoperasikan teknologi digital, setidaknya, digitalisasi pertanian berpotensi untuk berkembang pesat dan secara linear dapat meningkatkan keuntungan yang dapat dirasakan oleh para petani kecil.

Tidak semua pihak dapat menjadi mandiri dengan teknologi digital, tetapi kerjasama dari seluruh pemangku kepentingan dapat menjadikan pemanfaatan teknologi digital semakin merata, menjangkau tokoh kecil seperti petani kecil.

--

--