Dilema Solo : Terasa Sulit Jika Hanya Sendiri

Oleh karenanya memilih partner yang sejalan dan mau berjalan beriringan juga tidak kalah penting.

Rizky Rianto
Komunitas Blogger M
4 min readMay 25, 2024

--

Photo by Helena Lopes on Unsplash

Ternyata membangun sesuatu yang menurut kita baik dan setidaknya akan bermanfaat untuk orang lain. Meski tidak tahu kapan, terasa amat berat. Salah satunya Aku membuat blog khusus untuk membahas tentang keuangan. Ini berangkat karena keresahan di mana Aku sering merasa tidak tahu ke mana uangku tidur ketika malam tiba. Terasa begitu cepat hilang dan tidak tahu mereka hilang untuk apa. Sekolah di jurusan keuangan juga tidak menjamin akan pintar mengolah uang. Terlebih jika tidak dibarengin dengan niat yang kuat dan habit yang konsisten dibangun setiap harinya.

Maraknya kasus penipuan online yang menjerat orang di luaran sana. Mungkin diantara kita juga pernah mengalaminya. Contohnya salah satu keluargaku yang pernah mengalami penipuan sebanyak dua kali. Dan itu cukup membuatku menjadi aware dengan topik keuangan ini. Sehingga Aku berpikir sepertinya Aku perlu untuk membuat ini. Mencoba mengedukasi orang lain dari apa yang Aku ketahui. Kasarnya biar yang di dapet di bangku kulian nyantol di otak.

Aku juga bingung setelah lulus kuliah ini apa Aku akan berkarir mengikuti konsentrasi yang Aku dalami atau mengambil pilihan lain. Aku juga tertarik dibidang yang lain, tapi sayang jika Aku menyia-nyiakan apa yang Aku dapat selama perkuliahan. Yaa Aku sadar juga tidak ada yang namanya sia-sia dalam menjalankan sesuatu. Pasti akan mendapat manfaat darinya walau sedikit.

Oleh karena itu, Aku mencoba untuk membangun blog yang khusus membahas keuangan guna meningkatkan literasi keuangan untukku pribadi dan orang di luaran sana ketika membaca konten di blog tersebut. Meski kemampuanku dalam keuangan juga belum baik. Setidaknya jika Aku tidak berkarir di keuangan, Aku juga bisa membagikan sedikit pengetahuan yang Aku dapat dari bangku kuliah. Dan supaya tidak sia-sia juga waktu 4 tahun berkuliah. Dari situ juga Aku jadi memiliki ketertarikan dalam personal finance.

Namun, untuk membangun blog itu agar besar dengan kedua tangan dan otak yang seadanya ini juga terasa sulit. Terlebih kadang merasa tidak ada dampak dari beberapa kali menulis. Pengunjung sepi, tidak ada yang membaca. Membuat semangat perlahan memudar. Tidak sampai sebulan Aku konsisten untuk menulis di sana. Dan Aku tinggal begitu saja. Dan baru saja aku cek kembali, ternyata blog itu sudah tidak bisa diakses. Sepertinya aku perlu untuk cek kembali.

Padahal Aku juga sudah mengeluarkan dana, tidak banyak, hanya untuk sebuah domain. Awalnya Aku beranggapan jika Aku mengeluarkan dana mungkin ke depan Aku akan merasa rugi jika tidak konsisten di sana. Namun, seperti ketika kau berdiam sendiri tanpa melakukan apapun. Lama-lama kau akan bosan juga. Ya Aku bosan dan tidak begitu peduli dengan uang yang Aku keluarkan untuk membangun blog tersebut.

Sepertinya selain bertengkar dengan ketidakkonsistenan faktor lain adalah ketidakmampuanku dalam memilih strategi yang efektif untuk diterapkan. Mungkin juga karena kapabilitasku yang masih jauh, sehingga Aku merasa sulit untuk membangun topik ini. Meski Aku mengambil konsentrasi keuangan, jujur Aku terkadang merasa tidak kompeten di bidang ini.

Aku berpikir, ternyata mencoba eksplorasi ke banyak platform hanya membuang waktu dan tidak efektif. Yang ada akan terasa sulit untuk menjalankannya. Apalagi jika seorang diri. Lebih baik satu platform untuk bisa diseriuskan. Dan memastikan itu benar-benar berkembang.

Selain blog, Aku juga memiliki sebuah mimpi yang ada sejak 2019 lalu. Bersama temanku, sebuah mimpi untuk bisa membantu orang lain dalam mengabadikan momen pernikahan. Yap, fotografi pernikahan, harapannya ke depan bisa jadi wedding organizer dan bisa membuka lapangan pekerja untuk orang lain dan yang paling penting bisa melihat senyum bahagia untuk mereka yang merayakan pernikahan.

Namun, seperti yang aku katakan diawal. Terasa sulit karena lambat laun mulai terlihat perbedaan tujuan di antara kami. Mungkin karena kami berbeda jurusan, Aku di manajemen dan dia di hukum. Sehingga perbedaan ini membuat kami mulai renggang. Kadang Aku berpikir apa hanya karena perbedaan itu mimpi ini akan berhenti sampai di sini? Aku rasa masih bisa dijalankan di luar kesibukan masing-masing. Tapi ya, apa daya hingga sekarang juga tidak ada kejelasan untuk mimpi ini. Masih berkutat di dalam kepala. Tidak tahu akan benar menjadi kenyataan atau akan meluap seiring waktu berlalu.

Yang Aku sayangkan adalah di antara kami seperti tidak ada yang saling melengkapi. Maksudnya di sini, secara ketertarikan dalam dunia fotografi itu sama. Namun untuk menjalankan step by step untuk mewujudkannya seperti hanya satu orang saja yang bergerak. Yang lain ingin terima bersih saja. Itu yang membuat Aku kesal dan jengkel.

Kembali lagi ke paragraf awal, ternyata membangun sesuatu yang menurut kita baik dan setidaknya akan bermanfaat untuk orang lain. Meski tidak tahu kapan, terasa amat berat. Terlebih jika kita hanya sendiri.

Jadi, sekarang Aku rasa memilih partner yang sejalan dan mau berjalan beriringan juga tidak kalah penting untuk benar-benar bisa mewujudkan apa yang kita inginkan. Perbedaan dari keduanya pasti terasa. Namun, dengan visi dan misi yang sejalan harusnya ini bisa menekan perbedaan itu. Bukan, lebih tepatnya meleburkan perbedaan menjadi sebuah kekuatan.

--

--

Rizky Rianto
Komunitas Blogger M

Suka mengembara dalam pikiran, menikmati imajinasi dan bila sempat, menulis disana.