Domba yang Menyendiri

Mengarungi pentingnya pergaulan

Solomon
Komunitas Blogger M
4 min readMay 31, 2024

--

Photo by Arthur Mazi on Unsplash

Di sebuah hamparan yang hijau subur, hiduplah sekelompok domba yang bahagia dan sejahtera. Mereka berkelompok dan saling menjaga satu sama lain dari bahaya yang mengintai. Namun, di antara kelompok domba itu, ada satu domba yang merasa lebih suka berjalan sendirian. Domba tersebut, yang kita sebut sebagai Domba Putih. Dia memiliki keyakinan bahwa ia dapat menjelajah hamparan rumput dengan lebih bebas dan mandiri tanpa bergantung pada kelompoknya.

Pada suatu malam, ketika Domba Putih sedang menjelajah sendirian, tiba-tiba dia diserang oleh serigala yang mengintai. Domba Putih merasa ketakutan karena tidak ada siapa pun yang dapat dia panggil untuk membantunya. Dengan sedih dan putus asa, Domba Putih berteriak meminta pertolongan, namun suaranya hanya bergema hampa di antara rerumputan yang sunyi.

Tiba-tiba, dari kejauhan, terdengar suara gemuruh dari kelompok domba yang bersatu. Mereka berlarian menuju Domba Putih, membawa kehangatan dalam kegelapan malam. Namun, sayangnya, mereka terlambat. Serigala telah menerkam Domba Putih sebelum bantuan tiba, dan Domba Putih pun mati sendirian.

Dalam kehidupan sehari-hari, pergaulan memiliki peran yang sangat penting. Pergaulan yang baik dapat memberikan dampak positif, seperti meningkatkan motivasi, memperluas wawasan, dan mendukung pengembangan diri. Namun, di sisi lain, pergaulan yang buruk dapat membawa dampak negatif yang serius, seperti penurunan moralitas, ketergantungan pada hal-hal yang merugikan, bahkan masalah psikologi dan hukum.

Bagi seorang individu, memilih pergaulan yang tepat sering kali menjadi kunci untuk menghindari jerat pergaulan yang salah. Sama seperti domba yang menghindari serigala dengan berkumpul bersama kawanan, manusia juga perlu mencari teman yang positif dan mendukung untuk mengarungi kehidupan dengan lebih baik.

Pandangan ‘Memilih’ dalam Pergaulan

Memilih dalam hal pergaulan bukanlah suatu kesalahan. Setiap orang memiliki hak untuk memilih lingkungan dan teman sebaya yang sesuai dengan nilai-nilai dan tujuan hidup untuk mendukung visi dan misi yang dimilikinya.

Seringkali terjadi bahwa orang merasa terdorong untuk memilih pergaulan yang tidak sejalan dengan nilai-nilai pribadi mereka karena tekanan sosial atau lingkungan sekitar. Oleh karena itu, penting untuk diketahui bahwa memilih pergaulan yang positif dan suportif merupakan langkah yang penting dalam membangun lingkungan yang baik.

Memilih Pergaulan

Memilih pergaulan yang tepat mungkin tidak selalu mudah. Ada banyak faktor yang baiknya dipertimbangkan, seperti sifat, kesamaan minat, dan/atau kesamaan tujuan hidup. Oleh karena itu, penting untuk melakukan refleksi tentang jenis pergaulan yang ingin kita miliki.

Pertanyaan-pertanyaan seperti “Apakah pergaulan ini akan mendukung saya?” atau “Apakah saya merasa nyaman dan diterima di lingkungan ini dengan baik?” dapat membantu dalam proses pemilihan pergaulan yang sehat.

Selain itu, mengenali tanda-tanda pergaulan yang negatif juga penting untuk menghindari masuk ke dalam circle yang merugikan. Tanda-tanda seperti tekanan untuk melakukan hal-hal yang tidak sehat, perasaan tidak nyaman atau tidak aman, dan penolakan terhadap nilai-nilai pribadi harus diwaspadai.

Selain memilih pergaulan yang tepat, penting juga untuk membawa kualitas dalam hubungan tersebut. Menjadi teman yang baik, mendengarkan dengan empati, memberikan dukungan, dan membangun saling pengertian adalah beberapa kunci untuk menjaga pergaulan yang sehat dan positif.

Pustaka Pergaulan

Karena memilih pergaulan yang tepat tidak selalu mudah. Oleh karena itu, penting untuk terus mengembangkan diri dan memperluas pengetahuan mengenai cara membangun pergaulan yang positif dalam hidup. Berikut adalah beberapa referensi buku yang mungkin dapat menjadi panduan dalam pergaulan:

1. ”How to Win Friends and Influence People” oleh Dale Carnegie

Buku ini merupakan panduan klasik dalam membangun hubungan sosial yang baik. Dale Carnegie membahas prinsip-prinsip dasar untuk memperoleh persahabatan, memengaruhi orang lain dengan cara yang positif, dan menjadi pemimpin yang efektif.

2. ”The Power of Now” oleh Eckhart Tolle

Eckhart Tolle membahas pentingnya hidup dalam momen sekarang, mengatasi kecemasan masa depan dan penyesalan masa lalu. Buku ini dapat membantu seseorang untuk lebih menghargai hubungan dan interaksi sosial dalam kehidupan sehari-hari.

3. ”Quiet: The Power of Introverts in a World That Can’t Stop Talking” oleh Susan Cain

Bagi mereka yang cenderung lebih pendiam, buku ini memberikan wawasan tentang kekuatan introvert dan bagaimana memanfaatkannya dalam pergaulan. Susan Cain membahas bagaimana menemukan kekuatan dalam kepribadian introvert dan berinteraksi secara positif dengan dunia luar.

4. ”Mindset: The New Psychology of Success” oleh Carol S. Dweck

Carol Dweck membahas tentang pentingnya memiliki pola pikir yang positif dalam mencapai kesuksesan dalam kehidupan. Buku ini mengajarkan bagaimana mengembangkan pola pikir yang fleksibel dan mendorong pertumbuhan pribadi melalui interaksi dengan orang lain.

Dalam menjalani kehidupan, memilih pergaulan yang baik bisa menjadi sangat penting. Seperti domba yang berjalan sendirian rentan menjadi mangsa serigala, manusia yang menjalani hidup tanpa pergaulan yang tepat dapat terjerumus ke dalam lingkaran pergaulan yang merugikan. Melalui memilih pergaulan yang positif dan memperluas wawasan melalui literatur yang bermanfaat, kita dapat mengarungi kehidupan dengan lebih bijak dan bahagia.

--

--

Solomon
Komunitas Blogger M

Ingin mengingatkan diri dan berbagi lewat tulisan.