Dunning-Krugger Effect: Tong Kosong Nyaring Bunyinya

Hasbi Haris
Komunitas Blogger M
4 min readMay 28, 2024

--

image on rwpo

Di era post-truth seperti sekarang dimana akses publik akan internet memberikan ruang yang sebebas-bebasnya terhadap penyebaran informasi kepada semua kalangan. Penyebaran dan akses akan informasi ini begitu cepat serta masif, tanpa mempertimbangkan adanya batasan yang jelas mengenai kebenaran maupun kelayakan terhadap informasi yang beredar di internet.

Dalam beberapa kasus, orang-orang akan mudah memberikan pengaruh terhadap orang lain terutama di media sosial tanpa mengerti konteks terhadap informasi yang tengah diedarkan. Acapkali juga tidak melihat terlebih dahulu terhadap pendapat para ahli yang benar-benar mengerti akan fenomena atau informasi yang dibicarakan. Hal ini memberikan gambaran bahwa apa yang diomongkan sebenarnya bukanlah sesuatu hal yang termasuk ke dalam kompetensi orang tersebut. Dan informasi yang mereka edarkan dari sumber yang tidak valid pula dianggap sama kuatnya atau malah lebih kuat daripada pendapat orang yang memiliki kompetensi terhadap hal itu.

Fenomena ini disebut dengan Dunning Krugger Effect.

Dunning-Krugger Effect

Efek Dunning Krugger adalah bias kognitif ketika seseorang menganggap bahwasanya dirinya pandai pada suatu bidang, merasa ahli, walaupun pada dasarnya mereka tidak memiliki kompetensi atau layak berbicara pada bidang yang tengah mereka gaungkan.

Bias ini terjadi dikarenakan salah persepsi akan diri serta ego yang tinggi dalam ketidakpandaian diri sendiri secara metakognitif untuk mengetahui segala kekurangan. Watak orang tersebut ditandai dengan keras kepala, merasa paling tau, sok jago terhadap bidang yang bukan keahliannya, serta merasa paling pandai daripada orang lain.

Efek Dunning-Krugger sebagai kecenderungan kepada orang-orang yang berkemampuan rendah terhadap suatu bidang, namun salah persepsi akan kemampuannya sehingga memberikan penilaian yang terlalu tinggi terhadap apa yang telah mereka mengerti. Atau bisa dibilang deh, sok pinter padahal belajarnya masih sedikit mah. Terlalu melebih-lebihkan diri sendiri padahal dalam kacamata lebih luas, ilmu yang didapat masih dalam ruang lingkup yang kecil.

Efek ini diciptakan oleh dua orang Psikolog asal Cornell Unniversity yaitu David Dunning dan Justin Krugger pada tahun 1999. Mereka menjelaskan bahwa bias kognitif ini dapat terjadi jika pengidap merasa sudah hebat dengan secuil informasi yang sudah didapat, terlepas itu benar atau tidaknya dan merasa sudah berpengetahuan lebih akan informasi secuil tersebut.

Tiga Tahap Pembelajaran

Secara simpelnya, efek ini bisa dijelaskan dengan gambar berikut.

Dunning menerangkan bahwa ada tiga tahap pembelajaran. Seseorang yang baru belajar akan melewati tahap pertama yaitu ignorant. Level ini merupakan tahap paling awal ketika seseorang mempelajari suatu hal dan memiliki keyakinan tinggi serta kepercayaan diri yang akut terhadap pemahamannya. Pada tahap ini, seseorang yang baru belajar belum mengetahui bahwasanya subjek atau materi yang dipelajari masih bersifat general dan masih mudah dipahami. Kayak kalau main game, levelnya masih ceteklah, tapi udah ngerasa jago. Kira-kira bisa begitu.

Tahap kedua pembelajaran disebut cultured. Tahap ini subjek atau materi yang dipelajari akan lebih kompleks dibanding sebelumnya. Seseorang yang awalnya udah paling ngerasa jago tadi kayak udah mulai goyah nih kepercayaan dirinya. Secara, pembelajarannya sudah semakin susah dan rumit.

Tahap ketiga disebut expert. Tahap ini disertai bahwa kepercayaan diri seseorang meningkat kembali berbanding lurus pula terhadap pemahaman subjek atau materi pembelajaran yang telah dirinya pelajari. Pada tahap expert, seseorang yang belajar tadi telah menguasai bidang yang dipelajari secara lebih luas dan mendalam, serta dengan bekal pemahaman yang cukup tersebut membuat rasa keyakinan akan diri menjadi lebih tinggi diikuti dengan kepercayaan diri yang sudah semakin meningkat pula. Kalau dalam tahap ini, kayak main game udah level tersulit, tapi skill udah makin jago, kepedean jadi ningkat.

Seseorang yang terjebak ke dalam efek Dunning-Krugger masih berada di dalam tahap pertama yaitu ignorant. Pengidapnya enggan melanjutkan pemahaman yang secuil itu menuju tahap yang lebih tinggi dan sudah merasa puas akan pemahaman yang sudah didapatkan walaupun porsinya masih sedikit. Mereka bahkan sudah merasa expert dan mengabaikan pendapat para ahli yang benar-benar kompeten terhadap bidangnya.

Fenomena ini banyak terjadi di berbagai bidang.

Banyak kecenderungan mahasiswa melebih-lebihkan kemampuan mereka dan fenomena ini terjadi pada semua studi (Khalid, 2016). Mereka beranggapan bahwa hasil penilaian dari tugas yang sudah diberikan seharusnya mendapatkan penilaian lebih tinggi dari dosen tanpa merefleksi kualitas tugas yang telah mereka buat (Nichols, 2018).

Washington Post pernah melakukan riset mengenai pendapat warga AS tentang apakah AS harus terlibat dalam intervensi militer setelah invasi Rusia ke Ukraina. Hasilnya, hanya 1 dari 4 sarjana yang mampu dengan tepat menunjukkan letak geografis Ukraina di peta. Responden menunjukkan antusiasme yang berbanding lurus dengan rendahnya pentetahuan mereka mengenai Ukrainna (Nichols, 2018).

Tong Kosong Nyaring Bunyinya

Amit-amit aku tidak ingin menjadi orang seperti itu. Di dalam masyarakat dan media sosial banyak orang yang merasa dirinya sudah begitu ahli, walau pada faktanya tidak begitu. Mereka abai akan adanya informasi dan riset mendalam. Belajar hanya dari reels, video TikTok, shorts Youtube dan sumber-sumber lain yang hanya semenit atau dua menit terlepas dari kebenarannya benar atau tidak serta tidak mempertimbangkan pendapat ahlinya. Ironi, kurasa.

Acapkali ini menjengkelkan menurutku. Ibarat kata orang zaman dulu, tong kosong nyaring bunyinya, entah apa-apa yang orang tu sebut. Terkadang, masing-masing dari kita semestinya merefleksi diri.

Bicarakan apa yang benar-benar valid dan berasal dari sumber-sumber terpercaya. Terkungkung akan ego yang sombong dan tidak mau belajar malah akan menyulitkan diri sendiri dan merugikan orang lain.

Sudah ya, mau tidur dulu. Peace.

Sumber:

Ahmadi, N, F. (2021). Dunning-Krugger Effect: Inkompeten yang Merasa Kompeten. Konsorisium Psikologi Ilmiah Nusantara.

Dunning, D. (2011). The Dunning-Krugger Effect: On Being Ignorant of One’s Own Ignorance. Advances in Experiment Social Psychology, 44, 247–296.

Khalid. (2016). Do people overestimate their information literracy skills? A systematic review of empirical evidence on the Dunning-Krugger Effect. Communications in Information Literacy, 10 (2), 199–213.

Nichols., et al. (2018). Matinya Kepakaran: Perlawanan Terhadap Pengetahuan yang Telah Mapan dan Mudharatnya, In Matinya Kepakaran: The Death of Expertise. Kepustakaan Populer Gramedia.

Theopilia., et al. (2023). Dunning Kruger Effect Pada Mahasiswa Akuntansi di Kota Ambon. Universitas Pattimura.

--

--