Member-only story
Fiksi adalah Kebenaran yang Tak Bisa Diungkapkan
Apa yang tak bisa dikatakan, ditulis dalam fiksi
Ide ini muncul ketika membaca tulisan Uda tentang Menguak Kebenaran dengan Fiksi.
Ada masa ketika kata-kata dianggap berbahaya. Ketika sebuah kalimat bisa menjadi peluru, dan fiksi lebih ditakuti ketimbang fakta. Hal ini selalu menjadi pembahasan menarik ketika saya kuliah — bagaimana sebuah cerita, yang tidak nyata secara literal, justru dihukum karena terlalu dekat dengan kenyataan yang coba disembunyikan.
Saya memikirkan Pramoedya Ananta Toer. Ia bukan hanya menulis novel, ia menulis sejarah alternatif, suara-suara yang sengaja dibungkam dari catatan resmi. Bumi Manusia, misalnya, bukan hanya kisah Minke dan Annelies, tapi adalah tafsir tentang bangsa yang tengah mencari identitas. Dan karena itu, karya-karyanya disensor, dibakar, bahkan dirinya dipenjara tanpa diadili.
Belum menjadi member Medium? Baca selengkapnya di sini.
Fiksi Sebagai Perlawanan Sunyi
Dalam sejarah panjang filsafat, kita banyak disuguhkan perdebatan tentang apa itu kebenaran. Plato membayangkannya sebagai sesuatu yang ideal dan abadi di luar dunia inderawi. Namun dalam kenyataannya, kebenaran kerap kali disusun oleh mereka yang punya kuasa untuk…