Food Waste Merupakan Alasan Sukarnya Mencapai Ketahanan Pangan
Gaya hidup yang berdampak pada ketahanan pangan
Apa kamu pernah membuang makanan yang sedang kamu makan?
Misalnya, ketika makan sesuatu produk makanan tiba-tiba ada perasaan ingin berhenti makan dengan alasan misalnya terlalu kenyang atau yaa karena sudah tau rasanya. Biasanya makanan yang tersisa tersebut yang kita kira “tidak mungkin lagi” untuk disimpan akhirnya terpaksa kita harus buang.
Nah, perilaku kita yang memilih untuk membuang dan tidak perduli untuk memakan sampai habis itu ternyata akan berujung pada suatu masalah yang namanya food waste.
Kalau penjelasan lainnya dari FAO demikian, food waste atau limbah makanan mengacu pada makanan yang layak untuk dikonsumsi manusia yang akhirnya malah dibuang, baik setelah disimpan di luar tanggal kedaluwarsa atau dibiarkan rusak atau tidak.
Seringkali ini terjadi karena makanan sudah basi tetapi bisa juga karena alasan lain seperti kelebihan pasokan karena pasar, atau kebiasaan belanja/makan konsumen individu.
Data food waste Indonesia dan Dunia
Uniknya, pada tahun 2017 lewat penelitian yang diadakan oleh The Economist Intelligence Unit (EIU) ternyata Indonesia merupakan negara kedua penghasil sampah makanan terbanyak di dunia, yaitu sekitar 300 kg per tahunnya.
Kemudian untuk peringkat satunya didapatkan oleh Arab Saudi dengan 427 Kg/Tahun dan urutan ketiga ada USA dengan 277 Kg/tahun.
Perbandingan food waste dengan kebutuhan pangan
Kita sudah tau berapa data limbah makanan yang dihasilkan. Khusus untuk Indonesia sendiri kita juga sudah tahu bagaimana kondisinya dan sebetulnya agak disayangkan apabila dibandingkan dengan tingkat kelaparan di Indonesia yang masih dalam kategori serius.
Karena dengan jumlah 300 Kg/Tahun makanan yang terbuang kita bisa mencukupi serta mampu menghidupi 28 juta atau 11% penduduk di Indonesia.
Bagaimana cara kita menanggapi food waste?
Kita bisa menanggapinya lewat dua hal, bisa lewat pengelolaan limbah makanan menjadi hal baik yang bisa dimnafaatkan, misalnya listrik dan pakan ternak. Atau kita juga mencegah food waste ini supaya tidak terjadi terus-terusan.
Tapi sebelum kita mencegah food waste kita perlu tahu faktor apa aja yang bikin food waste bisa terjadi.
1. Mengkonsumsi makanan yang belum tentu disukai
Kebiasaan ini menjadi faktor yang cukup masif dan acapkali mencitpakan makanan yang terbuang. Kebiasaan ini biasanya hanya bersifat memenuhi hasrat saja, tidak termasuk kedalam kebutuhan primer dari seseorang.
Misalnya, kita seringkali menjumpai berbagai jajanan yang sekiranya menarik perhatian kita, namun setelahnya makanan tersebut hanya dicicipi saja dan enggan untuk dihabiskan. Atau kebiasaan lainnya ialah ketika mencoba mencicipi makanan yang sekiranya tidak disukai dan berujung pada hanya ingin mencicipi saja.
2. Gengsi menghabiskan makanan
Faktanya, masih ada orang yang gengsi menghabiskan makanannya ketika makan. Kebiasaan tersebut berkembang lantaran tidak ingin terlihat bersikap rakus atau berlebihan dalam mengkonsumsi sesuatu, atau mungkin kesannya gengsi. Tidak sedikit kebiasaan ini ditemukan ketika makan di sebuah restoran atau tempat makan.
3. Tidak bisa mengira porsi makanan yang ideal
Seringkali kita tidak menyadari bagaimana porsi yang ideal untuk kita. Biasanya kita akan terbawa oleh perasaan kita yang hanya ingin memakan sesuatu tanpa mengira-ngira bagaimana porsi yang cukup untuk mengenyangkan kita.
Akibat kebiasaan yang mengambil makanan dengan porsi yang tidak ideal, seseorang yang mengikuti perasaan “ingin makan saja” cenderung mengambil porsi yang lebih dari seharusnya karena mengira akan sanggup menghabisinya.
Referensi:
Fusions. 2016. FAO’s Definition of Food Waste. 2017. Available from https://www.eu-fusions.org/index.php/about-food-waste/280-food-waste-definition
Economist Intelligence Unit (EIU). Fixing food: towards a more sustainable food system. 2017. Available from https://www.eu-fusions.org/index.php/about-food-waste/280-food-waste-definition
Jayani DH. 2020. Tingkat kelaparan Indonesia masih kategori serius. Available from: https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2020/09/24/tingkat-kelaparan-indonesia-masih-kategori-serius
