Funiculi Funicula, Perjalanan Lintas Waktu yang Melegakan Jiwa

Hendy Eka Putra
Komunitas Blogger M
4 min readJan 30, 2023
Funiculi Funicula, Perjalanan Lintas Waktu yang Melegakan Jiwa
Sampul depan Funiculi funicula: Kisah-kisah yang Baru Terungkap (Sumber gambar: Gramedia.com)

Perjalanan lintas waktu merupakan salah satu hal yang sering diimpikan bagi setiap orang. Entah pergi ke masa lalu, maupun ke masa depan.

Berbagai alasan mulai dari ingin mengubah peruntungan nasib di saat usia sekian, melihat sejarah secara langsung, “mengintip” apa yang terjadi di masa depan, dst.

Novel ini pun juga menceritakan fantasi perjalanan waktu. Novel ini dibuat oleh Toshikazu Kawaguchi dan diterjemahkan ke bahasa Indonesia oleh Asri Pratiwi Wulandari. Novel terjemahan yang diterbitkan oleh Gramedia ini memiliki tebal +- 20 cm dan mempunyai 200 halaman.

Memiliki judul asli “Funiculi Funicula: Kono Uso Ga Barenai Uchi Ni” atau diterjemahkan menjadi “Funiculi Funicula”: Kisah-kisah yang Baru Terungkap”

Aku membelinya di awal Januari 2023 di Gramedia. Sebenarnya bukan kali pertama aku menginginkan novel ini. Karena bulan Desember 2022 pun aku sudah melihat novel ini, tapi karena saat itu masih mengumpulkan uang untuk khilaf buku, aku mengurungkan membelinya.

Salah satu yang menarik perhatianku untuk membelinya adalah desain dan warna sampul dari novel ini. Desain sampulnya merepresentasikan persimpangan jalan di daerah di Jepang. Mungkin jika kamu melihat beberapa anime baik yang berupa series ataupun film pasti akan langsung ingat dan tertuju pada Jepang.

Selain itu kombinasi warna pastel yang apik cukup membuatku betah dan ingin membaca ringkasan novel ini.

Sedikit fun fact, saat aku membeli novel ini ternyata ada dua (sepertinya, karena tidak ada penunjuk seri keberapa) dengan judul “Funiculi Funicula: Before the Coffee Gets Cold” dan kedua novel ini masuk ke dalam best seller nomor 4 dan 6 di rak Gramedia. Otomatis rasa khilaf semakin meningkat saat itu.

“Funiculi Funicula, sebuah kafe di gang sempit di Tokyo, masih kerap didatangi orang-orang yang ingin menjelajahi waktu. Peraturan-peraturan yang merepotkan masih berlaku, tetapi itu semua tidak menyurutkan harapan mereka untuk memutar waktu”.

Menjelajah waktu di kafe?

Ini hal baru yang kutemukan dalam kisah menjelajah waktu.

“Kenyataan memang akan tetap sama. Namun dalam singkatnya durasi sampai kopi mendingin …”

Kenapa dalam novel menjelajah waktu ini mengaitkan kopi yang dingin sebagai batasan waktu?

Setidaknya itulah pertanyaan yang langsung muncul dalam benakku ketika membaca deskripsi singkat di cover belakang novel ini.

Saat aku membuka beberapa lembar pertama novel ini, terdapat diagram karakter yang menjelaskan secara singkat nama-nama tokoh yang akan muncul dalam novel ini serta sedikit penjelasan latar belakang tokoh-tokoh tadi.

Jujur saja saat menemukan diagram karakter ini, aku sedikit bingung. Apalagi dalam diagram ini juga menjelaskan ada tokoh hantu yang juga terlibat di alur cerita novel ini.

Iya. Tokoh hantu di novel ini pun mendapat penjelasan.

Dalam novel ini, Funiculi Funicula adalah kafe yang terkenal dapat membawa orang melintasi waktu. Namun ada beberapa syarat yang mesti dipatuhi seseorang, kamu bisa membaca syarat-syaratnya lebih rinci dari halaman 16—17.

Pertama, orang yang dapat kamu ingin bertemu di masa lalu hanyalah orang-orang yang telah mengunjungi kafe Funiculi Funicula. Jadi jika orang yang ingin kamu temui tidak pernah mengunjungi kafe ini, maka kamu tidak akan bisa bertemu orang tersebut.

Masih masuk akal ya?

Kedua, walaupun kamu bisa kembali ke masa lalu, kamu tidak akan bisa mengubah kenyataan yang terjadi di masa kini.

Oke lalu untuk apa ke masa lalu kalau tidak bisa mengubah kenyataan di masa kini?

Ketiga, untuk bisa melakukan perjalanan waktu, kamu harus duduk di kursi tertentu. Permasalahannya adalah di kursi tersebut selalu diduduki oleh “orang” dan “orang’ ini hanya meninggalkan kursi ini ketika ke toilet.

Hm…? Durasi perjalanan waktunya singkat dong?

Keempat, ketika berhasil melakukan perjalanan waktu, kamu tidak boleh beranjak dari kursi tersebut. Jika kamu meninggalkan kursi tersebut, kamu akan dipaksa untuk kembali ke masa kini.

Wah… Sebenarnya setimpal dengan resikonya tidak ya?

Kelima, perjalanan waktu dimulai setelah kopi dituangkan ke cangkir dan durasi perjalanan waktu hanya sampai kopinya dingin.

Perjalanan waktu yang singkat dan sangat beresiko…

Nantinya kamu akan menemukan beberapa syarat tambahan lainnya di sepanjang novel ini.

Apakah kamu sudah mulai penasaran?

Waktu pertama kali membaca syarat-syarat ini aku membaca ulang beberapa kali agar paham syarat minimal perjalanan waktu dalam novel ini.

Ada 4 kisah perjalanan waktu yang ditampilkan dalam novel ini. Semua kisahnya berujung pada keberhasilan mereka menemui orang terkasih dan orang terdekat dalam hidup mereka. Mereka pun tidak merasa menyesal, namun lega karena telah menyampaikan “ganjalan hati” mereka.

Secara ringkas menurut pandanganku pribadi, novel ini memiliki unsur cerita yang cukup kompleks, tapi masih bisa dipahami.

Oh ya setiap transisi pergantian scene, kamu akan menemui kalimat “Ting tong” sehingga menurutku ini juga menambah kesan unik dalam novel ini. Selain itu, kalimat tersebut juga bisa menjadi checkpoint untuk rehat membaca novel ini.

Hal ini mengingatkanku pada momen ketika kamu memasuki kafe yang memiliki semacam bel atau lonceng sebagai pemberitahu kepada orang-orang yang berada di dalam kafe, bahwa seseorang telah memasuki atau meninggalkan kafe.

Namun kekurangan dalam novel ini adalah tidak ada daftar isi. Mungkin saja daftar isi disini tidak diperlukan karena “hanya” mengandung 4 kisah perjalanan waktu.

Novel ini menyampaikan pesan:

“Kamu berhak untuk bahagia”

Karena keempat kisah dalam novel ini selalu diawali dengan penyesalan tokoh-tokoh yang berujung pada anggapan bahwa mereka memang pantas untuk melanjutkan hidup dalam penyesalan. Meskipun perjalanan waktu hanya dari setelah kopi telah dituangkan ke dalam cangkir hingga kopi menjadi dingin, mereka lega karena telah diberi kesempatan meski hanya sebentar untuk menemui orang-orang terkasih dan terdekat mereka.

--

--

Hendy Eka Putra
Komunitas Blogger M

You will read a small part of my overthinking thoughts also what I read and studied