Ga Enak karena Ga Enak

Telepon itu terus berdering dengan tidak menampilkan identitas apapun.

Menyebalkan.

Alih alih mengabaikannya, aku bermaksud untuk mengangkatnya agar jelas siapa yang dengan sangat bersungguh-sungguh menghubungiku saat itu.

Aku berharap ini adalah rekanan yang acap kali aku hubungi untuk menanyakan kejelasan penawaran yang waktu itu aku berikan.

Dengan sedikit keraguan aku angkat telepon itu dan mulai menyapanya.

“Benar dengan Pak Willy ya?”

Suaranya terdengar lembut di telingaku, membuatku sungkan karena aku justru mengawali percakapan ini dengan ucapan salam yang agak sinis.

“Betul, Mba”

Kataku mengonfirmasinya.

Beberapa kalimat doa dan harapannya terkait kesejahteraan, kesuksesan dan kesehatan diutarakan kepadaku dengan penuh perhatian di awal percakapan kami.

Sebagai seorang pemasar, insting saya memahami arah percakapan ini.

“Kami ingin menawarkan tambahan benefit untuk kartu kredit yang bapak sudah miliki saat ini”

Oh, jadi ini yang namanya telemarketing asuransi.

Seingatku aku tidak pernah mendaftarkan diri untuk dihubungi terkait asuransi, dan sepertinya memang tidak ada benefit seperti itu di…