Gadget Dan Pentingnya Bimbingan Orang Tua

Ridwan Handhani
Komunitas Blogger M
4 min readOct 4, 2020

Millenial, begitulah sebutan untuk kaum yang lahir di tahun 2000 ke atas yang setiap semakin besar bilangan di dua angka terakhirnya semakin ditandai pula dengan melesatnya perkembangan teknologi. Tentu itu terjadi di seluruh dunia dengan beragam tingkat kemajuannya.

Indonesia menurut survei di akhir 2017 berada di urutan ke-6 sebagai negara dengan pemakai gadget terbanyak, dari perkiraan 261 juta jiwa total 236 juta unit gadget sudah digunakan. Bilangan yang cukup terbilang banyak tapi dari tidak adanya aturan atau batasan usia pemakai jumlah tersebut tidak perlu terlalu repot diperdebatkan.

Kita semua tahu bahwa anak kecil, remaja,dewasa,hingga yang sudah tua mereka semua rata-rata menggunakan gadget atau setidaknya mengenal; dari yang alasannya karena tuntutan pekerjaan, sekedar hiburan, atau yang ingin pencitraan.

Di jaman ini harga juga tidak menjadi kendala. Tidak sepenuhnya orang-orang menjadi kaya tapi gadget-gadget lah yang membuka diri untuk dengan mudah dimiliki. Teknologi tidak hanya berlomba-lomba untuk jadi yang paling hebat tapi juga saling berlomba-lomba sedikit meringankan harga demi menggaet konsumen aktif.

Gadget merambah segala usia, terutama ponsel. Pemakainya tidak hanya kalangan remaja atau dewasa, kini yang tua juga mulai tidak ingin hanya memiliki ponsel yang cukup bisa dipakai telepon atau sms, usia tidak mempermasalahkan mereka untuk juga bersosial media.

Yang mengkhawatirkan sebenarnya adalah ponsel yang dengan mudahnya merambat kalangan belia. Bahkan banyak diantaranya menguasai banyak waktu anak-anak, menggeser waktu belajar, dan menggantikan waktu mereka bermain dengan hal-hal yang benar-benar nyata.

Rasanya bukan menjadi satu kelebihan saat anak-anak mendapatkan point tinggi dari permainan di ponsel, saat diwaktu yang sama mereka meninggalkan cara asyik mendorong-dorong mobil mainan, tidak menjadi sebuah hal yang terlalu menenangkan juga kala anak-anak dapat diam di rumah berjam-jam sedang di waktu yang sama diluar cerah, halaman cukup luas untuk dipakai bermain kelereng atau sepak bola tapi mereka lebih memilih lupa waktu dengan berlama-lama di depan ponsel.

Sungguh, bukankah jika itu dibiarkan akan berdampak tidak baik pada masa depan, entah untuk lingkungan atau dirinya sendiri. Masa depan butuh generasi yang sudah memikirkan untuk tidak hanya memikirkan diri sendiri sedari dini, tidak hanya sekadar memandang sebelah sisi teknologi, masa depan butuh generasi yang aktif, yang sangat menyukai bersosial, yang sangat paham arti penting gotong royong atau tolong menolong.

Dan tentu itu akan sulit tercapai jika jaman sekarang anak-anak lebih senang hanya memakai teknlogi untuk main-main dan bersenang-senang saja.

Tapi gadget sebagaimanapun canggihnya itu, tetaplah benda mati yang tidak bisa disalahkan. Gadget tidak diciptakan untuk bermaksud buruk. Lebih baik atau tidaknya itu, semua tergantung bagaimana cara si pemakai menggunakan, dan bagi anak-anak tentu tanpa adanya bimbingan yang benar-benar membimbing mereka akan merasa sah-sah saja untuk menggunakan gadget semau mereka.

Maka itu di era ini betapa sangat penting peran orang tua dalam memantau aktivitas anak-anaknya, tidak memberikan gadget sebagai hadiah lalu membebaskan anak begitu saja, tidak merasa sudah cukup menjadi orang tua yang baik karena sudah memenuhi apa keinginan anak. Lebih dari itu sebagai orang tua sudah sepantasnyalah untuk memantau dan membimbing anak agar tidak salah dalam menggunakan apa yang sudah dihadiahkan.

Baiknya sebagai orang tua dapat melakukan cara-cara yang tepat agar anak bisa lebih memaksimalkan gadget sebagai sarana yang dapat lebih menjaring ke jalur yang positif.

Berikut 3 cara yang perlu dilakukan orang tua ketika sudah memberikan gadget kepada anak.

1. Jangan beri anak ponsel dengan penyimpanan kosong

Yang dimaksud disini ialah jangan memberikan ponsel kepada anak secara telanjang langsung. Maksudnya jangan memberikan ponsel tanpa lebih dulu mengisinya dengan aplikasi-aplikasi bermanfaat, berikanlah anak ponsel yang telah diisi oleh beberapa aplikasi yang bermanfaat karena bukankah aplikasi-aplikasi ponsel itu tidak sekadar sosial media dan permainan. Isikanlah aplikasi yang berhubungan dengan pembelajaran karena itu cukup akan membuat anak-anak tertarik untuk menggunakan, setidaknya untuk membuka. Itu cukup baik dibanding memberikan ponsel secara cuma-cuma yang justru akan membuat anak merasa bebas mengisi ponselnya dengan aplikasi apapun. Dan tentu sebagaimana biasanya anak-anak, apapun itu berarti apa saja yang membuat diri mereka sendiri senang.

2. Pantau langsung

Pantau langsung dan beritahukan pada anak aplikasi-aplikasi apa saja yang lebih bermanfaat, sehingga si anak dapat merasa bahwa gadget bukan hanya sekadar media hiburan tapi juga media pembelajaran.

3. Buat waktu beberapa jam tanpa gadget

Sebetulnya tanpa memegang gadget juga itu bukan berati kita kuno. Cobalah atur waktu beberapa jam tanpa gadget alangkah baik jika itu dimalam hari. Jam 6 malam hingga sebelum beranjak tidur taruh atau matikanlah gadget, berkumpulah bersama keluarga dan orang-orang tersayang, saling bercerita dengan saling menatap mata.

Temani anak untuk mengerjakan PR, bantu ia saat merasa kesulitan untuk mengisi beberapa soal, jika kebetulan orang tua juga sedikit sama kurang mampu dalam mengisi soal maka pelajari lah lagi bersama-sama jangan langsung mengarahkan anak dengan jawaban “Cari Saja Google”.

Begitulah, karena kini teknologi sudah merupakan peradaban yang semakin kesini akan semakin luas, semakin hari akan semakin canggih jika kita tidak cukup mampu untuk memanfaatkannya dengan baik maka yang terjadi adalah berbalik kita akan dimanfaatkan teknologi dengan tidak begitu baik.

Bimbinglah anak dengan teknologi, kenalkan lebih banyak positifnya. Secanggih apapun teknologi orang tua tetaplah orang tua yang harus selalu membimbing anak.

Kolaborasi antara teknologi yang canggih dengan peran orang tua yang fasih tentu akan menghasilkan kelak generasi yang kuat dan bermanfaat untuk diri sendiri dan juga untuk negeri.

--

--

Ridwan Handhani
Komunitas Blogger M

Sedang berusaha untuk selalu mencintai diri sendiri dan lewat tulisan saya bereskpresi mengeluarkan isi kepala tentang makna dari banyak hal yang terjadi