Hari Kesehatan Mental, cara menolong orang yang memiliki masalah mental

Raffel Turangan
Komunitas Blogger M
3 min readOct 30, 2022
Photo by Kat J on Unsplash

10 Oktober 2022, diperingati sebagai Hari Kesehatan Mental Sedunia.

Saat ini Indonesia memiliki prevalensi orang dengan gangguan jiwa sekitar 1 dari 5 penduduk, artinya 20% dari 250 juta jiwa di Indonesia mempunyai potensi masalah gangguan jiwa.

Ditambah lagi saat ini belum semua provinsi memiliki rumah sakit jiwa sehingga tidak semua orang dengan masalah gangguan jiwa mendapatkan pengobatan.

Namun, terlepas dari prevalensi orang dengan gangguan jiwa, masih ada begitu banyak stigma dan diskriminasi terkait kesehatan mental.

Kenapa kita harus menolong mereka?

1. Stigma Mengenai Orang dengan Masalah Kesehatan Mental

Orang yang stress dianggap kerasukan oleh roh halus, pengidap panic attack yang menangis dikatakan “lebay”, atau lebih ekstrem lagi kasus pemasungan di Indonesia.

Pemasungan adalah ketika orang dengan gangguan kesehatan mental atau gangguan jiwa dikurung di rumah, institusi sosial, kandang hewan, dan menjalani aktivitas mereka dalam keadaan yang tidak manusiawi.

Mereka dipaksa tertutup dari lingkungan masyarakat, walaupun angka pemasungan mulai berkurang pada 2018, tetap saja hal ini masih dilakukan di beberapa wilayah pelosok Indonesia.

2. Jumlah Tenaga Kesehatan dan Fasilitas yang Kurang

Menurut data Riset Kesehatan Dasar atau Riskesdas dari Kemenkes RI, Indonesia memiliki sekitar 2500 psikolog klinis dan 600–800 psikiater. Berarti 1 psikiater harus melayani 300.000–400.000 pasien.

WHO menetapkan standar jumlah tenaga psikolog dan psikiater dengan jumlah penduduk adalah 1:30 ribu orang. Sedangkan peningkatan orang dengan gangguan kesehatan mental meningkat lebih cepat dibandingkan pertambahan jumlah psikolog dan psikiater.

Ketersediaan akses ke layanan kesehatan mental juga masih terbatas di kota kecil belum lagi di daerah pelosok.

Cara Menolong Orang dengan Masalah Mental

1. Mendengarkan & Merespon

Jadilah ingin tahu tentang masalah yang sedang diperjuangkan teman Kamu dan bagaimana dampaknya bagi mereka.

Ajukan pertanyaan terbuka untuk berbagi pengalaman mereka dengan Kamu — misalnya “Ada masalah apa?”, “Berapa lama mengalami masalah ini?” atau “Bagaimana Kamu mengatasi masalah ini?”

Ketika mereka terbuka dan merespon kita, yang kita lakukan adalah merespon kembali agar mereka merasa didengar dan diterima apa adanya.

Jika Kamu tidak dapat sepenuhnya memahami atau berhubungan dengan perasaan mereka, Kamu ingin memberi tahu kepada mereka bahwa mereka baik-baik saja — ini semudah mengatakan “Sepertinya sulit”.

2. Apa yang Mereka Butuhkan

Mereka butuh dukungan dari orang sekitar, dengan dukungan mereka merasa lebih percaya diri dan membangun suasana yang nyaman.

Tetapi, kebutuhan orang berbeda-beda tiap orang. Jangan samakan kebutuhan Kamu dengan orang lain, apa yang mereka butuhkan saat menghadapi masalah sudah pasti berbeda dengan Kamu.

Tanya, “Apa yang bisa saya bantu?” adalah hal yang penting untuk mengetahui apa yang mereka butuhkan.

3. Wisata dan Rekreasi

Kamu dapat mengajak mereka menikmati waktu bersama ke mall, wisata terdekat, menonton film, bermain di game center, apapun caranya untuk bersenang-senang.

Mungkin ternyata yang mereka butuhkan adalah hal yang lebih sederhana untuk bersenang-senang, tidak ada yang tahu pasti apa isi pikiran tiap orang.

Pesan akhir

Dengan pengalaman dan trauma yang dialami orang dengan isu kesehatan mental, kita tidak boleh menghakimi mereka untuk jadi lebih baik. Walau isu kesehatan mental banyak jenisnya dan bervariasi, kita hanya perlu mendengar dan membantu mereka sebisa kita.

Semua orang ingin didengar, dengan mendengar keluhan dan masalah mereka kita sudah membuat kemajuan yang baik untuk membantu mereka.

Namun, ada juga waktunya ketika mereka harus mendengar. Untuk membantu mereka sadar dan membuka mata mereka atas dunia yang kita jalani bahwa manusia tidak hidup sendiri dan orang pernah merasakan sakit yang sama atau lebih sakit lagi, dan dengan alasan ini manusia harus saling membantu.

--

--