Inside Out 2: Menghidupkan Emosi dan Menyentuh Hati

Pengalaman menonton yang mengaduk emosi dan pelajaran hidup yang dipetik dari sekuel menginspirasi.

Muhammad Rayhan
Komunitas Blogger M
3 min read6 days ago

--

Ilustrasi dari trailerjunction.fun

Menonton film di bioskop adalah salah satu hobi saya. Dari berbagai genre film yang ada, animasi adalah salah satu yang paling saya sukai. Saya telah menonton hampir semua film animasi dari Disney dan produksi film animasi lainnya. Di antara semua itu, Inside Out merupakan salah satu film animasi yang paling berkesan bagi saya. Film ini berhasil mengaduk-aduk emosi saya dengan sangat apik. Dari sedih, senang, marah, jengkel, hingga gereget, semua emosi itu dilibatkan ketika menonton film ini.

Ketika mengetahui bahwa Inside Out 2 akan segera dirilis, kegembiraan saya tak terkira. Saya sangat menanti-nanti kelanjutan kisah Riley. Meskipun perilisan film ini bertepatan dengan ujian akhir semester saya, saya tetap berusaha mencari waktu untuk menontonnya di bioskop. Begitu antusiasnya saya, bukan? Saya yakin film ini akan memberikan pengalaman emosional yang sama kuatnya seperti film pertamanya.

Benar saja harapan saya. Saat saya menonton Inside Out 2 di bioskop pada hari Kamis, 13 Juni, kemarin, saya kembali merasakan gelombang emosi yang begitu kuat. Kelanjutan kisah Riley yang kini beranjak remaja, dengan tantangan dan perubahan emosional yang lebih kompleks, berhasil ditampilkan dengan sangat ciamik. Karakter-karakter emosi di kepalanya — Joy, Sadness, Anger, Fear, dan Disgust — masih mampu menghadirkan momen-momen lucu dan mengharukan. Tak kalah juga dengan emosi-emosi baru yang kian hadir ke Riley ketika beranjak remaja — Anxiety, Envy, Ennui, dan Embarrassment — menambah kedalaman cerita dan memberikan sentuhan yang segar.

Inside Out 2 tidak hanya memenuhi ekspektasi saya, tetapi ia juga memberikan perspektif baru tentang perjalanan emosional seseorang yang semakin dewasa. Film ini pun berhasil membuat saya kembali meneteskan air mata. Kualitasnya sama luar biasanya dengan film pertama, yang disutradarai oleh Pete Docter dan Ronnie del Carmen, maupun sekuelnya oleh Kelsey Mann. Sebagai penggemar, menunggu selama delapan tahun terasa tidak sia-sia. Penantian itu benar-benar terbayar lunas.

Setelah menyaksikan Inside Out 2, saya memetik beberapa pelajaran kehidupan yang disiratkan dalam film tersebut. Pesan-pesan ini sangat relevan dan berharga, terutama dalam menghadapi berbagai dinamika emosional dalam kehidupan sehari-hari. Ini sangat sesuai bagi saya yang sedang dalam fase kehidupan di mana beragam emosi muncul, salah satunya cemas akan masa depan.

Pesan tersebut saya petik ketika Riley berusaha keras mengejar masa depan yang diimpi-impikannya dengan mengorbankan sahabat lamanya — dengan cara mengabaikan mereka. Riley merasa cemas akan masa depannya karena dirinya tak yakin dapat diterima di regu Hoki impiannya. Oleh karenanya, ia berjuang keras mengejar mimpi tersebut tanpa menyadari bahwa sikapnya itu membuat sakit hati sahabat lamanya. Hingga pada akhirnya, Riley tersadar bahwa perasaan ambisius yang selama ini merebut jiwanya, ternyata mampu mengikis jati dirinya, bahkan sampai rela cuek dengan sahabat lama, demi mengejar impian yang belum tentu terwujud.

Jalan hidup seperti itu tampaknya dialami oleh banyak dari kita, bukan? Ketika menginjak dewasa, kita sering dihadapkan dengan berbagai tuntutan dan ambisi yang membuat kita tanpa sadar mengabaikan hal-hal penting seperti persahabatan dan jati diri kita sendiri. Dalam mengejar impian dan karier, kita kadang lupa bahwa keseimbangan antara cita-cita dan hubungan personal adalah kunci kebahagiaan dan kesuksesan yang sejati.

Selain itu, pelajaran penting yang saya peroleh adalah pentingnya menerima dan menghargai semua emosi. Film ini menggambarkan bahwa tidak ada emosi yang sepenuhnya buruk atau tidak penting. Bahkan emosi seperti kesedihan (Sadness), yang mungkin sering kita hindari, memiliki peran yang sangat penting dalam membantu kita melalui situasi-situasi sulit dan memahami perasaan kita dengan lebih mendalam. Inside Out 2 menunjukkan bahwa menerima emosi negatif sama pentingnya dengan merayakan emosi positif.

Satu pelajaran penting lagi yang saya dapatkan adalah pentingnya dukungan dari orang-orang di sekitar kita. Riley, meskipun harus menghadapi banyak perubahan dan tantangan, tidak pernah benar-benar sendirian. Emosi-emosi di dalam kepalanya, meskipun sering berkonflik, selalu berusaha untuk membantunya. Ini mengingatkan saya bahwa dalam kehidupan nyata, kita juga memerlukan dukungan dari keluarga, teman, dan orang-orang terdekat untuk membantu kita melalui masa-masa sulit.

Secara keseluruhan, Inside Out 2 tidak hanya menghibur tetapi juga memberikan banyak pelajaran berharga tentang kehidupan dan emosi. Pengalaman menonton film ini mengingatkan saya untuk tidak perlu terlalu cemas akan masa depan yang serba belum pasti dan lebih menerima; menghargai; serta memahami perasaan diri sendiri dan orang-orang di sekitar. Pesan-pesan yang disampaikan dalam film ini sangat menginspirasi dan akan selalu saya ingat sebagai panduan untuk menghadapi berbagai dinamika emosional dalam hidup.

--

--

Muhammad Rayhan
Komunitas Blogger M

Seorang mahasiswa yang tengah membangun kebiasaan menuangkan ide dalam bentuk tulisan atau lisan.