Karena Al Khawarizmi

Yang Menginspirasi Mark Zuckerberg

IDEN
Komunitas Blogger M
3 min readAug 17, 2021

--

"When I consider what people generally want in calculating, I found that it always is a number". Al-Khwārizmī

Media Sosial

Perkembangan media sosial kini sangat pesat. Tidak hanya satu atau dua saja, tapi banyak pilihan media sosial yang digunakan orang-orang baik untuk kepentingan pribadi maupun untuk kepentingan yang lain semacam media promosi perusahaan. Tahukah di balik itu ada sosok yang menginspirasi sehingga media sosial sepesat ini? Ya, sebut saja Mark Zuckerberg. Tapi di balik Mark, ada orang yang jauh menginspirasinya yakni Al Khawarizmi. Al Khawarizmi itu istilahnya core of the core, intinya inti!

Pada salah satu postingan di media sosial, saya menemukan fakta menarik ini bahwa Mark Zuckerberg sangat mengidolakan Al Khawarizmi. Ia beralasan karena dengan adanya Al Khawarizmi yang menemukan algoritma kemudian Facebook dan media sosial lainnya ada di dunia saat ini.

Entah benar atau salah perihal Mark yang mengidolakan Al Khawarizmi karena bukan itu yang akan menjadi bahan cerita hari ini. Atau perihal Al Khawarizmi yang kemudian bisa menemukan algoritma sehingga kita cukup mempelajarinya saja saat ini. Kita menjadi tidak susah-susah mencari ide, menemukan formulasi lalu mengujinya dan kemudian menyimpulkan. Tinggal buka akun, langsung bisa berkarya.

Bukan tentang itu tapi tentang keinginan berkarya, tiba-tiba saja ingin menulis tentang Al Khawarizmi. Walau hanya sekilas saja, hasil baca sana sini lalu bikin sebuah catatannya. Tidak sempurna memang tapi untuk sebuah selentingan ide yang muncul, dicukupkan saja sedapatnya. Ingat, done is better than perfect!

Mark Zuckerberg dan Al Khawarizmi adalah dua paduan unik untuk dituliskan. Mark, sudah banyak yang mengetahui karena ia terkenal. Sementara Al Khawarizmi bisa jadi tidak sepopuler Mark saat ini tapi beliau sangat berjasa untuk kehidupan sekarang.

Al Khawarizmi adalah salah seorang ilmuwan muslim yang karyanya menginspirasi dunia saat ini. Al-Khawarizmi memiliki nama lengkap Muhammad ibn Musa Al Khwarizmi, sedangkan di negara-negara barat Al Khawarizmi dikenal dengan sebutan Al Goritmi, Al Gorismi, Al Cowarizmi, dan sebutan dengan ejaan yang lainnya.

Al Khawarizmi lahir sekitar tahun 780 M di Khawarizm jika sekarang tempat kelahirannya dikenal dengan kota Khiva di Uzbekistan. Keluarga beliau merupakan turunan Persia yang telah menetap di Khawarizm, namun dari beberapa catatan sejarah diketahui bahwa beliau ketika kecil pindah bersama keluarganya ke selatan kota Baghdad, sehingga di sinilah beliau meniti karirnya sebagai seorang matematikawan.

Buat saya catatan seputar pergaulan intelektualitasnya Al Khawarizmi tak kalah menarik. Al Khawarizmi bergabung bersama cendekiawan yang lain di Bait Al-Hikmah ketika berusia 20 tahun. Semasa hidupnya beliau bekerja di Sekolah Kehormatan yang didirikan oleh Khalifah Al-Ma’mun. Di sanalah beliau banyak menulis berbagai gagasan dan mempublikasikan buku ilmu pengetahuan baik di bidang matematika, astronomi, sejarah maupun geografi, termasuk mempelajari terjemahan literatur sanskerta dan Yunani.

Zaman dahulu, orang mempelajari khazanah keilmuan yang luas. Mereka tidak disekat oleh satu spesialisasi saja namun meluaskan dirinya untuk mempelajari bidang yang diminati. Bandingkan dengan sekarang di mana sertifikasi satu bidang hanya untuk satu saja, tidak ada bidang umum yang memungkinkan orang untuk menemukan inovasi pada bidang lain.

Semangat belajar Al Khawarizmi ini menginspirasi saya untuk mengembangkan diri dari berbagai bidang yang disukai atau diminati. Tidak ada yang salah menjadi seorang yang menguasai banyak hal. Semakin banyak pengalaman belajar, semakin banyak pengetahuan yang didapat maka semakin banyak keberkahan hidup yang bisa dibagikan untuk yang lain.

--

--