Kita Tidak Punya Apa-apa

Edwin Fauqon
Komunitas Blogger M
3 min read5 days ago

--

Jaman dulu, seorang laki-laki telah menikah begitu lama namun tidak kunjung menjadi ayah karena belum memiliki keturunan. Ia berdoa pada Tuhan yang dia percayai agar mendapatkan anak yang saleh. Dan doa orang saleh akan selalu dikabulkan oleh Tuhan.

Akhirnya dia dikaruniai anak dan berusaha memberikan yang terbaik untuknya. Mengajarkan hal-hal baik, doa-doa baik, dan amal-amal baik.

Namun, suatu hari ia mendapat mimpi yang tidak biasa. Dia bertemu dengan Tuhan dan Tuhan memberi perintah untuk menyembelih anaknya. Anaknya yang telah ia tunggu dari lama. Anaknya yang dia besarkan dengan penuh kasih sayang. Dan kini dia diperintahkan untuk mengakhiri hidup anaknya sendiri.

Semua orang ingin kemauannya terkabul, tapi tidak semua orang ikhlas melakukan apa yang diperintahkan padanya. Itu yang membuat laki-laki itu berbeda dengan manusia kebanyakan. Cobaan orang saleh akan selalu berat dan keputusan yang diambil akan menunjukkan bahwa dia pantas diberi keistimewaan oleh Tuhan.

Laki-laki itu sayang anaknya. Begitu sayang. Tapi perintah Tuhan adalah kewajiban yang perlu dilakukan karena Dia lebih tahu apa yang terbaik untuknya. Iman dan keteguhan hati menguatkan dirinya.

Laki-laki itu menceritakan mimpi tersebut pada anaknya. Dan anak itu telah bertumbuh menjadi orang saleh juga, seperti ayahnya, dan percaya bahwa apa yang diperintahkan Tuhan adalah yang terbaik bagi ayah dan dirinya. Tuhan tahu apa yang tidak mereka tahu. Mungkin ada sesuatu yang tidak sampai akal untuk dipikirkan oleh manusia sepertinya. Maka, anak itu rela disembelih atas perintah Tuhan.

Hari itu datang juga.

Laki-laki itu membaringkan anaknya untuk disembelih. Keduanya sama-sama ikhlas karena melakukannya dengan iman pada Tuhan. Sesuatu yang tidak semua orang memilikinya. Sesuatu yang tidak bisa dijangkau dengan akal manusia. Perlu keteguhan hati untuk mempercayainya.

Sesaat sebelum laki-laki itu menyembelih anaknya, tiba-tiba anaknya ditukar dengan domba oleh Tuhan. Tidak masuk akal bagi mereka yang tidak beriman, tapi akal setitik yang dimiliki manusia tidak akan pernah mencapai apa yang dimiliki Tuhan di setiap perintah-Nya. Cobaan orang saleh akan selalu berat dan keputusan yang diambil akan menunjukkan bahwa dia pantas diberi keistimewaan oleh Tuhan.

Kamu bisa mengganti anak dari laki-laki dari cerita itu dengan setiap hal yang kamu pikir milikmu seutuhnya. Orang, barang, dan jabatan. Apapun. Semua hal itu bisa direnggut begitu saja tanpa aba-aba. Sebab, pada dasarnya, ketika kita lahir di dunia, kita tidak membawa apa-apa dan mestinya juga begitu saat kita meninggalkannya.

Pertanyaannya, apa kita bisa rela melepas semua yang kita kira kita miliki seutuhnya?

Kadang rencana tidak berjalan seperti semestinya dan apa yang saya rasa milik saya hilang seketika. Keteguhan hati saya tidak seperti orang-orang saleh jaman dulu. Itulah mengapa masih ada rasa sedih, kecewa, dan mungkin marah ketika sesuatu terjadi tidak seperti yang saya mau.

Ada banyak peringatkan yang menunjukkan bahwa saya sebenrarnya tidak punya apa-apa dan mestinya tidak perlu kalut saat kehilangan apa yang dari awal bukan milik saya.

Bahkan, setiap tahun, ada satu hari khusus untuk mengingat apa yang dilakukan seorang laki-laki saleh jaman dulu yang ikhlas mengorbankan anaknya, lantas berserah diri pada-Nya, dan mendapatkan ganjaran yang luar biasa oleh Tuhan.

Kita tidak punya apa-apa dan mestinya tak perlu begitu takut kehilangan. Saya sedang mencoba menerapkannya, dan mungkin kamu perlu juga, untuk hari-hari berikutnya yang lebih lega dan tenang saat mendapati apa-apa yang sebenarnya tidak kita miliki diambil, pergi, atau tidak terjadi.

--

--